Monday, January 30, 2012

DAFTAR OBAT GOLONGAN A

RIBOFLAVIN
Soadara/sodari YTH.... setiap mengunjungi Blog ini Jangan Lupa ya nge-Klik Iklan nya.....
Terima kasih :)
Dosis : Konsumsi riboflavin sangat bergantung pada berat tubuh, laju metabolisme dan asupan kalori di dalam tubuh. Berdasarkan RDA  konsumsi perhari bagi pria adalah 1,7 mg dan bagi wanita adalah 1,3 mg, sedangkan bagi wanita hamil perlu tambahan 0,3 mg
Indikasi : Karena riboflavin memegang peranan besar dalam metabolime energi di dalam tubuh maka defisiensi vitamin ini akan jelas berpengaruh pada produksi energi tubuh. Hal ini terjadi karena metabolisme pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein tidak berjalan dengan efisien. Secara fisik, defisiensi ini dapat terlihat dari warna mata yang cenderung merah, peningkatan sensitifitas terhadap cahaya matahari, peradangan di mulut, dan bibir pecah-pecah. Efek lainnya juga terlihat pada kerusakan jaringan kulit, keriput, dan kuku pecah.
Gejala awal defisiensi adalah sakit tenggorokan dan bibir pecah-pecah. Bila telah parah, penderita akan mengalami anemia, gangguan saraf, pembengkakan lidah.  Defisiensi vitamin B2 ini sering dialami oleh para pecandu alkohol.

DIFENHIDRAMIN
 adalah antihistamin yang menghambat pelepasan histamin (H1) dan asetilkolin (dry effect : ngilangin ingus dan air mata saat flu). Difenhidramin dapat digunakan untuk common cold (influenza), mabuk perjalanan (motion sickness), dan tremor. Efek samping : mengantuk, sehingga dapat menenangkan. Difenhidramin sering dipakai di psikiatri pada penderita tremor karena penggunaan CPZ (klorpromazin), parkinsonisme dsb karena pelepasan asetilkolin berlebihan. Difenhidramin tidak dianjurkan pada anak anak berusia kurang dari 6 tahun (jangan gunakan untuk menidurkan anak). Contoh nama dagang : Benadryl
dosis : secara oral 25 -50 mg tiap 6-8 jam
alergi rinitis ringan dan mabuk perjalanan 20-50 mg tiap 4-6 jam maksimal 300 mg/hari
membantu tidur di malam hari 50 mg sebelum tidur
pemberian secara lm dan lv 10-50 mg dosis tunggal tiap 2-4jam tidak lebih dari 400 mg/hari

POTASIUM CITRATE
Potassium Citrate yang berfungsi untuk menurunkan sensitivitas dan rasa ngilu pada gigi.
Potasium citrate di dalamnya bersifat menyerap ke dalam struktur gigi sehingga dapat meredakan rasa ngilu di daerah sensitif lebih cepat dibandingkan pasta gigi biasa. Selain itu perlu diperhatikan juga bahan kandungan lainnya yaitu kombinasi Zinc & Triclosan, yang sifatnya mencegah terjadinya berbagai masalah gusi untuk mengurangi resiko gigi sensitif di kemudian hari.
Dosis : seperlunya

VITAMIN B6 (PYRIDOXINE)
Fungsi: Membantu protein membentuk jaringan otot dan proses metabolisme lemak. Memfasilitasi pelepasan glikogen dari hati dan otot. Membantu proses produksi sel darah merah dan mengatur keseimbangan cairan tubuh.
Sumber: Biji bunga matahari, kedelai, daging ayam, hati, telur, kacang-kacangan, sayur hijau, pisang, dan buah-buahan lainnya.
Gejala kekurangan: problem pada jaringan syaraf dan otot.
Gejala kelebihan: kram pada kaki, melemahnya koordinasi pada tangan, fungsi otak yang tidak optimal.
Rekomendasi dosis harian: 2 mg.

PENISILIN
Obat-obat yang termasuk dalam golongan penisilin dapat dengan mudah menembus plasenta dan mencapai kadar terapetik baik pada janin maupun cairan amnion. Penisilin relatif paling aman jika diberikan selama kehamilan, meskipun perlu pertimbangan yang seksama dan atas indikasi yang ketat mengingat kemungkinan efek samping yang dapat terjadi pada ibu.

Ampilisin:
Segi keamanan baik bagi ibu maupun janin relatif cukup terjamin. Kadar ampisilin dalam sirkulasi darah janin meningkat secara lambat setelah pemberiannya pada ibu dan bahkan sering melebihi kadarnya dalam sirkulasi ibu. Pada awal kehamilan, kadar ampisilin dalam cairan amnion relatif rendah karena belum sempurnanya ginjal, janin, di samping meningkatnya kecepatan aliran darah antara ibu dan janin pada masa tersebut. Tetapi pada periode akhir kehamilan di mana ginjal dan alat ekskresi yangi lain pada janin telah matur, kadarnya dalam sirkulasi janin justru lebih tinggi dibanding ibu. Farmakokinetika ampisilin berubah menyolok selama kehamilan. Dengan meningkatnya volume plasma dan cairan tubuh, maka meningkat pula volume distribusi obat. Oleh sebab itu kadar ampisilin pada wanita hamil kira-kira hanya 50% dibanding saat tidak hamil. Dengan demikian penambahan dosis ampisilin perlu dilakukan selama masa kehamilan.


Amoksisilin :

Pada dasarnya, absorpsi amoksisilin setelah pemberian per oral jauh lebih baik dibanding ampisilin. Amoksisilin diabsorpsi secara cepat dan sempurna baik setelah pemberian oral maupun parenteral. Seperti halnya dengan ampisilin penambahan dosis amoksisilin pada kehamilan perlu dilakukan mengingat kadarnya dalam darah ibu maupun janin relatif rendah dibanding saat tidak hamil. Dalam sirkulasi janin, kadarnya hanya sekitar seperempat sampai sepertiga kadar di sirkulasi ibu.

ERITROMISIN
Pemakaian eritromisin pada wanita hamil relatif aman karena meskipun dapat terdifusi secara luas ke hampir semua jaringan (kecuali otak dan cairan serebrospinal), tetapi kadar pada janin hanya mencapai 1-2% dibanding kadarnya dalam serum ibu. Di samping itu, sejauh ini belum terdapat bukti bahwa eritromisin dapat menyebabkan kelainan pada janin. Kemanfaatan eritromisin untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia pada wanita hamil serta pencegahan penularan ke janin cukup baik, meskipun bukan menjadi obat pilihan pertama. Namun ditilik dari segi keamanan dan manfaatnya, pemakaian eritromisin untuk infeksi tersebut lebih dianjurkan dibanding antibiotika lain, misalnya tetrasiklin.

PARACETAMOL
Dari sekian banyak obat anti pilek semuanya mengandung satu unsur utama, yaitu Parasetamol (paracetamol) atau Asetaminofen. Parasetamol sebenarnya sudah ditemukan sekitar 1880 saat ilmuwan bekerja mencari penanggulangan malaria, namun penemuan tersebut masih diabaikan. Pada tahun 1956 perusahaan Inggris Frederick Stearns & Co memproduksi Parasetamol dalam bentuk merek dagang Panadol (saya baru tahu kalo nama ini merek dagang yang sudah lama), dan dua tahun kemudian Panadol Elixir diproduksi sebagai obat untuk anak-anak. Di tahun 1963 paten Parasetamol berakhir dan menjadi nama generik hingga sekarang.

Hingga kini, paracetamol telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk sediaan, teblet chewable, eliksir, drops dan suspensi drops yang dikemas khusus untuk bayi dan anak-anak. Umumnya obat ini diberikan untuk meringankan gejala demam, nyeri, dan rasa tak nyaman karena masuk angin, flu, atau karena imunisasi dan pertumbuhan gigi.

Dalam golongan obat analgetik, parasetamol atau nama lainnya asetaminofen memiliki khasiat sama seperti aspirin atau obat-obat non steroid antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Seperti aspirin, parasetamol berefek menghambat prostaglandin (mediator nyeri) di otak tetapi sedikit aktivitasnya sebagai penghambat postaglandin perifer.

Namun, tak seperti obat-obat NSAIDs, obat ini tidak memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) dan tidak menyebabkan gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal yang tidak menguntungkan. Karenanya cukup aman digunakan pada semua golongan usia.

Selama bertahun-tahun digunakan, informasi tentang cara kerja parasetamol dalam tubuh belum sepenuhnya diketahui dengan jelas hingga pada tahun 2006 dipublikasikan dalam salah satu jurnal Bertolini A, et. al dengan topik Parasetamaol : New Vistas of An Old Drug, mengenai aksi pereda nyeri dari parasetamol ini. Ternyata di dalam tubuh efek analgetik dari parasetamol diperantarai oleh aktivitas tak langsung reseptor canabinoid CB1. Di dalam otak dan sumsum tulang belakang, parasetamol mengalami reaksi deasetilasi dengan asam arachidonat membentuk N-arachidonoylfenolamin, komponen yang dikenal sebagai zat endogenous cababinoid. Adanya N-arachidonoylfenolamin ini meningkatkan kadar canabinoid endogen dalam tubuh, disamping juga menghambat enzim siklooksigenase yang memproduksi prostaglandin dalam otak. Karena efek canabino-mimetik inilah terkadang parasetamol digunakan secara berlebihan.

Paracetamol sebernarnya jarang memberi efek samping yang serius apabila digunakan sesuai dengan petunjuk. Beberapa isu yangmenyebutkan bahwa obat ini terkait dengan asma pada anak-anak juga belum terbukti secara klinis. Hanya kadang obat ini bisa menimbulkan ruam atau gatal-gatal pada beberapa orang tertentu. Penggunaan yang berlebihan dan dalam jangka panjang perlu diwaspadai karena bisa memicu kerusakan hati. Perlu diperhatikan juga beberapa tanda overdosis dari
parasetamol misalnya jika terdapat gejala mual, muntah, lemas dan keringat berlebih.

Beberapa poin penting yang perlu dicermati dalam penggunaan paracetamol :
- Hentikan penggunaan parasetamol bila demam berlangsung lebih dari 3 hari atau  nyeri semakin memburuk lebih dari 10 hari, kecuali atas saran dokter.
- Bagi ibu hamil dan menyusui, konsultsikan dengan dokter jika hendak menggunakan obat ini.
- Orang dengan penyakit gangguan liver sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
- Konsultasikan dengan dokter sebelum mengkombinasi parasetamol dengan obat-obat NSAID, antikoagulan (warfarin), ataupun kontrasepsi oral.
- Penggunaan parasetamol bersama alkohol dpat meningkatkan toksisitas hati.
- Konsumsi vitamin C dosis tinggi dapat meningkatkan kadar parasetamol dalam tubuh.

Paracetamol termasuk aman dikonsumsi tanpa efek candu seperti obat narkotika. Untuk orang dewasa umumnya dosis dikonsumsi sebesar 500mg, bisa dilihat pada komposisi berbagai merek obat pilek kandungan Asetaminofen ini antara 400-600mg selain kandungan lain dalam kadar rendah, tergantung merek obatnya. Meskipun aman jangan mengkonsumsi Parasetamol lebih dari 5 gram (weh, siapa yang minum 10 tablet lebih?) dalam sehari, apalagi untuk seorang pecandu alkohol, malah bisa menyebabkan kerusakan liver.
Jadi, jika anda pilek jangan ragu untuk minum obat jenis ini, karena aman dan anda tidak akan kecanduan, tidak seperti antibiotik yang harus hati-hati (HARUS dimakan habis dosisnya) dan harus atas resep dokter.


KETROS
Kelas Terapi : Antibiotik       
Komposisi : Ketoprofen 100 mg
Indikasi
Nyeri pasca persalinan ; Nyeri pasca bedah sesar;  Dismenore (Nyeri haid); Nyeri pasca kuret
Efek Samping
Nyeri lambung, mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, gangguan visual, kemerahan kulit dan kerusakan fungsi ginjal 
Peringatan dan Perhatian
        Hati - hati untuk penderita hiperasiditas lambung
        Hati - hati pada wanita hamil dan menyusui
        Diberikan waktu makan untuk mengurangi gangguan pencernaan
Interaksi Obat
        Pemakaian bersama warfarin, sulfonilurea/hidantoin dapat memperpanjang waktu protrombin dan perdarahan gastrointestinal
        Pemakaian bersama metotreksat dilaporkan menimbulkan interaksi berbahaya, mungkin dengan menghambat sekresi tubuler dari metotreksat
 Sediaan : Suppositoria
 Dosis  : 2 kali sehari

ANTASIDA DOEN
Komposisi :
Tiap tablet kunyah atau tiap 5 ml suspensi mengandung :
-
Gel Aluminium Hidroksida kering 258,7 mg (setara dengan Aluminium Hidroksida) 200 mg
-
Magnesium Hidroksida 200 mg

Cara Kerja Obat :
Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium hidroksida merupakan antasid yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Di samping itu efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari Aluminium Hidroksida.

Indikasi :
Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.

Kontra Indikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat.

Dosis :
Tablet :
-
Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 tablet.
-
Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 tablet. Diminum 1-2 jam setelah makan dan menjelang tidur.

Syrup :
-
Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendokteh -1 sendok teh.
-
Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 - 2 jam setelah makan dan menjelang tidur.

Efek
Samping :
Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan. 


Peringatan dan
Perhatian :
-
Jangan diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat karena dapat menimbulkan hipermagnesia.
-
Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2 minggu kecuali atas petunjuk dokter.
-
Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti Simetidin atau antibiotika Tetrasiklin harap diberikan dengan selang waktu 1-2 jam.
-
Tidak dianjurkan pemberian pada anak-anak di bawah 6 tahun kecuali atas petunjuk dokter karena biasanya kurang jelas penyebabnya.
-
Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.


Interaksi Obat :
Pemberian bersama Simetidin atau Tetrasiklin dapat mengurangi absorpsi obat tersebut.

Cara Penyimpanan :
Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.

Kemasan :

Dus 10 strip @ 10 tablet        No. Reg. GBL 9907109563A1
Botol plastik @ 1000 tablet    No. Reg. GBL 9907109563A1
Botol @ 60 ml                         No. Reg. GBL 9807106833A1


ISONIAZID (INH)
Deskripsi
- Nama & Struktur Kimia : Sinonim : INH; Isonicotinic Acid Hydrazid
- Sifat Fisikokimia : Isoniazid merupakan kristal putih, atau serbuk kristalin putih dan mempunyai kelarutan 125 mg/ml dalam air dan 20 mg/ml dalam alkohol pada suhu 25°C. Isoniazid oral dalam perdagangan merupakan sediaan tunggal, kombinasi tetap dengan rifampisin dan kombinasi tetap dengan rifampisin dan pirazinamid
- Keterangan : Isoniazid adalah suatu sintetik, derivat asam isonikotinik

Golongan/Kelas Terapi
Anti Infeksi
Nama Dagang
- Beniazid - Decadoxin - Decadoxin Forte - INH 400 Ciba
- INH Ciba - Inoxin Forte - Pehadoxin - Pehadoxin Forte
- Pulmolin - Pyravit - Pyrifort – Suprazid
- Suprazid Forte - INH (Generik)


Indikasi
Tuberkulosis, dalam kombinasi dengan obat lain
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral (bentuk injeksi dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan sedían oral maupun karena masalah absorbsi)

Bayi dan anak-anak :
Pengobatan pada LTBI (latent TB infection) : 10 – 20 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi (maksimal 300 mg/hari) atau 20 – 40 mg/kg (maksimal 900 mg/ dosis) dua kali seminggu selama 9 bulan
Pengobatan infeksi TB aktif :
Terapi harian 10 – 15 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi (maksimal 300 mg/hari)
Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 20 – 30 mg/kg (maksimal 900 mg)


Dewasa :
Pengobatan pada LTBI (latent TB infection) : 300 mg/hari atau 900 mg dua kali seminggu selama 6-9 bulan pada pasien yang tidak menderita HIV (terapi 9 bulan optimal, terapi 6 bulan berkaitan dengan penurunan biaya terapi) dan 9 bulan pada pasien yang Pengobatan infeksi TB aktif : Terapi harian 5 mg/kg/hari diberikan setiap hari (dosis lazim : 300 mg/hari); 10 mg/kg/hari dalam 1 – 2 dosis terbagi pada pasien dengan penyakit yang telah menyebar. Dua kali seminggu DOT (directly observed therapy) : 5 mg/kg (maksimal 900
mg); terapi 3 kali/minggu : 15 mg/kg (maksimal 900 mg)


Farmakologi
Absorpsi : cepat dan lengkap; kecepatan absorpsi dapat berkurang dengan adanya makanan
Distribusi : terdistribusi pada semua jaringan tubuh dan cairan tubuh termasuk cairan
serebrospinal; menembus plasenta; masuk ke dalam air susu
Ikatan protein : 10%-50%
Metabolisme : Melalui hati dengan penurunan kecepatan metabolisme tergantung pada tipe
Asetilator.
T½ eliminasi : asetilator cepat : 30-100 menit ; asetilator lambat : 2-5 jam; terjadi
perpanjangan pada pasien dengan kerusakan hati dan ginjal yang berat
Waktu untuk mencapai kadar puncak, serum: 1- 2 jam
Ekskresi : urin ( 75% sampai 95%); melalui feses dan saliva
Rentang terapeutik : 1-7 mcg/ml (SI : 7-51 µmol/L); Toxic ; 20-710 mcg/mL (SI: 146-5176
µmol/L).

Stabilitas Penyimpanan
Lindungi sedíaan oral dari cahaya, udara dan panas yang berlebihan . Isoniazid tablet harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat,kedap cahaya pada temperatur kurang dari 40°C, lebih
baik antara 15 - 30°C Tablet yang mengandung kombinasi tetap rifampin, isoniazid dan pyrazinamid harus dilindungi dari kelembaban yang berlebihan dan disimpan pada suhu 15 - 30°C

Kontraindikasi
Drug induced liver disease (obat dapat menginduksi timbulnya penyakit hati).
Hipersensitivitas terhadap isoniazid atau komponen lain dalam sediaan ; penyakit hati akut,
riwayat kerusakan hati selama terapi dengan isoniazid

Efek Samping
Mual, muntah, konstipasi; neuritis perifer dengan dosis tinggi (diperlukan profilaksis piridoksin), neuritis optik, konvulsi,episode psikosis, vertigo; reaksi hipersensitivitas termasuk demam, eritema multiforma, purpura; gangguan darah termasuk agranulositosis, anemia haemolitik, anemia aplastik; hepatitis (terutama umur diatas 35 tahun); syndrom like-systemic lupus erythematosus, pellagra, hyper reflexia, hiperglikemia dan dilaporkan ginekomastia

Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Efek sitokrom P450: substrat CYP2E1 (major); Menghambat CYP1A2 (lemah), 2A6 (sedang) , 2C8/9 (sedang) , 2C19 (kuat) , 2 D6 (sedang), 2E1 (sedang), 3A4 (kuat) ; induksi CYP2E1 (sesudah dihentikan)


Meningkatkan efek/toksisitas : penggunaan bersama disulfiram menyebabkan reaksi  intoleransi akut. Isoniazid dapat meningkatkan kadar/efek amiodaron,
 ampfetamin, benzodiazepin, beta-blocker, calcium channel blocker, citalopram,
deksmedetomidin, Meningkatkan efek/toksisitas : penggunaan bersama disulfiram menyebabkan reaksi intoleransi akut. Isoniazid dapat meningkatkan kadar/efekamiodaron, ampfetamin, benzodiazepin, beta-blocker, calcium channel blocker, citalopram, deksmedetomidin,antidepresan /
trisiklik,trimetadon,venlafaxin.warfarin dan substrat dari CYP2A6,2C8/9,2C19,
2D6,2E1 , atau 3A4. Benzodiazepin tertentu (midazolam dan triazolam), cisaprid, alkaloid ergot, HMG-CoA reduktase inhibitor tertentu (lovastatin dan simvastatin), dan pimozide biasanya kontraindikasi dengan inhibitor CYP3A4 kuat. Mesoridazine dan thioridazine biasanya kontraindikasi dengan inhibitor CYP2D6 kuat. Jika digunakan dengan inhibitor CYP3A4 kuat, diperlukan penyesuaian dosis untuk sildenafil dan inhibitor PDE-5 yang lain.

Menurunkan efek: efek/kadar isoniazid diturunkan oleh garam aluminium atau antasida.
Isoniasid dapat menurunkan efek/kadar subsrat prodrug CYP2D6 (seperti kodein,
hidrokodone, oksikodon, tramadol)
- Dengan Makanan : Harus digunakan satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan pada keadaan lambung kosong; peningkatan asupan makanan yang mengandung folat, niasin, magnesium. Tidak diperlukan pembatasan makanan yang mengandung tyramin.

Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Tidak diketahui apakah berbahaya bagi janin. Faktor risiko : C. Isoniazid menyebabkan embriosidal pada percobaan dengan hewan; efek teratogenik tidak ditemukan. Isoniasid menembus plasenta manusia. Karena resiko tuberkulosis terhadap fetus, maka pengobatan direkomendasikan bila si ibu menderita penyakit dengan kategori sedang hingga berat.
- Terhadap Ibu Menyusui : Isoniazid terdistribusi ke dalam air susu ibu.
- Terhadap Anak-anak
- Terhadap Hasil Laboratorium : Interaksi tes laboratorium dengan isoniazid: terjadi reaksi
positif palsu pada pemeriksaan glukosa urin dengan Clinitest.



Parameter Monitoring
Tes fungsi hati, kultur sputum
Bentuk Sediaan: Tablet, Sirup

Peringatan
Kerusakan hati; kerusakan ginjal; status asetilator lambat ( meningkatkan risiko efek samping); epilepsi; riwayat psikosis; ketergantungan alkohol, malnutrisi, diabetes melitus, infeksi HIV (resiko neuritis perifer) ; kehamilan dan menyusui ; porfiria. Gangguan hati : pasien atau keluarganya harus diberitahu bagaimana mengenal tanda-tanda gangguan hati dan disarankan untuk menghentikan pengobatan serta segera memeriksakan diri jika muncul gejala yang menetap seperti mual, muntah, malaise atau jaundice (penyakit kuning).

Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
AAP merekomendasikan suplemen piridoksin (1-2 mg/kg/hari) harus diberikan pada pasien malnutrisi, anak-anak dan dewasa yang kurang asupan makanan seperti daging dan susu, bayi yang sedang menyusui untuk mencegah neuropati perifer; pemberian sirup isoniazid dikaitkan dengan timbulnya diare.
Informasi Pasien


Jumlah dan frekuensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi pasien, umur dan berat badan. Bila anda mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekuensi pemakaian obat tanyakan pada dokter atau apoteker.

Gunakan pada saat lambung kosong, sedikitnya 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Jika perlu, gunakan obat ini bersama makanan untuk menurunkan rasa tidak enak pada lambung Pasien tidak boleh lupa minum obat, jangan menghentikan pemakaian obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter Ketidakpatuhan pasien dalam menggunakan obat hingga pengobatan selesai akan
mengakibatkan kegagalan terapi dan meningkatkan risiko memburuknya kesehatan. Minimalisasi penggunaan alkohol. Alkohol dapat meningkatkan resiko hepatitis. Segera memeriksakan diri ke dokter bila timbul lemah yg berkepanjangan,atau demam lebih dari 3 hari, nafsu makan berkurang,mual, muntah, warna kuning pada kulit dan mata, urin
berwarna gelap,ruam, mati rasa atau terjadi rasa gatal pada kaki dan tangan.
Jangan menggunakan obat melebihi jumlah yang telah diresepkan, kecuali atas anjuran dokter.
Kondisi medis awal pasien harus diceritakan pada petugas kesehatan sebelum menggunakan obat ini.


Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat.
Jika pasien lupa minum obat, segera mungkin minum obat setelah ingat.
Jika terlewat beberapa jam dan telah mendekati waktu minum obat berikutnya jangan minum obat dengan dosis ganda, kecuali atas saran dari tenaga kesehatan
 Jika lebih dari satu kali dosis terlewat, mintalah nasehat dokter atau apoteker


Mekanisme Aksi Tidak diketahui, namun diperkirakan terjadi penghambatan sintesis asam mikolat yang menyebabkan kerusakan dinding sel bakteri
Monitoring Penggunaan Obat.
Tes fungsi hati secara periodik;kultur sputum dilakukan tiap bulan (hingga diperoleh hasil 2 kali kultur negatif) ; monitoring tanda-tanda prodromal hepatitis.

ASAM FOLAT
Mekanisme kerja:
Folat eksogen dibutuhkan untuk sintesis nukleo protein dan pemeliharaan eritropiesis normal. Asam folat menstimulasi produksi sel darah merah, sel darah putih, dan platelet pada anemia megaloblastik
Indikasi: Anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi asam folat.

Peringatan:
Jagang diberikan secara tunggal untuk anemia pernisiosa addison dan penyakit defisiensi vitamin B12 lainnya karena dapat menimbulkan degenerasi majemuk dari medula spinalis. Jangan digunakan untuk penyakit ganas kecuali anemia megaloblastik karena defisiensi folat merupakan komplikiasi penting beberapa tumor ganas adalah folate dependent.

Efek samping: asam folat relatif tidak toksik terhadap manusia. Efek samping yang umum terjadi adalah perubahan pola tidur, sulit berkonsentrasi, iritabilitas, aktivitas berlebih, depresi mental, anorexia, mual-mual, distensi abdominal, dan platulensi.

Interaksi obat:
 asam aminosalisilat: penurunan kadar folat serum dapat terjadi selama penggunaan konkuren.
Kontrasepsi oral: kontrasepsi oral dapat mempengaruhi metabolisme folat dan menyebabkan kekurangan folat, tetapi efeknya ringan dan tidak menebabkan anemia atau perubahan megaloblastik
Dihydrofolate reductase inhibitor: defisiensi hydrofolate reduktase yang disebabkan pemberian antagonis asam folat dapat mempengaruhi pengguna asam folat.
Sulfasalazine: terjadi tanda-tanda defisiensi folat.
Fenitoin: menurunkan kadar folat serum.

 DAFTAR PUSTAKA
Theodorus.1996.Penuntun Praktis Peresepan Obat.Jakarta:EGC
http://www.anggiaryadi.co.cc/2010/04/golongan-obat-yang-aman-bagi-ibu-hamil.html

2 comments:

  1. Wah web ini lengkap kalau memberi informasi , thanks

    ReplyDelete
  2. Awesome information..
    Keep writing and giving us an amazing information like this..

    ReplyDelete

Ilmu Kesehatan Masyarakat ( Public Health )

Bagi sebagian orang mungkin banyak yang sudah tidak asing lagi mendengar kata "IKM" atau Ilmu Kesehatan Masyarakat, namun ...