Tuesday, January 10, 2012

Studi Kasus Perdarahan Antepartum


KASUS

Ny. A, 25 th, G1P0A0 hamil 8 bulan, mengelur keluaran darah segar dari jalan lahir sejak 6 jam yang lalu, tidak disertai mules. Saudara/Saudari YTH.......SETIAP mengunjungi Blog ini  jangan lupa ya nge-KLIK  IKLAN-nya ya...hehe...makasih :)



PEMBAHASAN
1.        Pengumpulan data dasar
a.      Anamnesa (data subyektif)
o  Identitas
-         Nama              : Ny. A
-         Umur               : 25 tahun        
o  Keluhan Utama   :  keluar darah segar dari jalan lahir sejak 6 jam yang lalu dan tidak ada mules.
o  Riwayat Kehamilan : sekarang hamil pertama dan sebelumnya tidak pernah melahirkan maupun abortus.
o  Usia Kehamilan  : 8 bulan
o  Riwayat Menstruasi : menanyakan HPHT, menanyakan siklus menstruasi normal / tidak.
o  Riwayat Kesehatan sekarang :
-         Menanyakan bagaimana riwayat kesehatan ibu sekarang, apakah ibu mempunyai penyakit yang berat seperti hipertensi, diabetes, dll ?
-         Kalau iya menderita sakit, apakah ibu melakukan pengobatan untuk mengatasi penyakit tersebut ?
-         Apakah sekarang ibu sedang mengkonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan ?
o  Riwayat kesehatan dahulu :
-         Menanyakan apakah ibu punya riwayat sakit yang serius dan pernah dirawat di rumah sakit ?
o  Riwayat kesehatan kelauarga :
-         Apakah ada anggota keluarga yang pernah mengalami kehamilan dengan plasenta previa ?



b.      Pemeriksaan (data obyektif)
o  Pemeriksaan klinis
-         Keadaan umum           : Lemas
-         Kesadaran                   : komposmentis
-         Tanda vital                   : TD 90/70 mmHg, T 37o C, Nadi 86x / menit,  pernapasan 20x / menit.
-         Pemeriksaan fisik         :  Pada pemeriksaan mata  ditemukan anemis pada konjungtia. Pada  pemeriksaan abdomen ditemukan uterus halus dan tidak lunak biasanya tidak ada kontraksi uterus, DJJ dalam batas normal, bagian presentasi belum masuk PAP, kelainan letak janin / sungsang. Sedangkan  pada pemeriksaan genital secara inspekulo yang dilakukan dengan hati-hati untuk mengobservasi dari mana sumber perdarahan pervaginam (dari ostium atau dari serviks atau dari traktus urinarius atau dari rectuk ) dan mengevaluasi kuantitas perdarahan (banyak / sedikit). Pada pemeriksaan ekstremitas ditemukan turgor kulit yang kurang dan kuku terlihat pucat.

o  Pemeriksaan penunjang
-         Tes laboratorium “darah” : untuk mengetahui kadar Hb, golongan darah, dan rhesus (persiapan untuk kemungkinan transfusi darah).
-         Tes laboratorium “urin” : untuk mengetahui kadar glukosa dan protein.
-         Tes Diagnostik USG : untuk menentukan lokasi plasenta previa dan menjelaskan presentasi janin.

2.        Interpretasi data dasar
o  Diagnosa :
Ny.A  G1P0A0 gravida 32 minggu janin tunggal hidup intrauterin dengan plasenta previa.
o  Masalah :
Perdarahan pervaginam merah segar
o  Kebutuhan : -

3.        Identifikasi diagnosis / masalah potensial
Komplikasi yang bisa terjadi :
-       Syok Hipovolemik
-       Kelahiran Prematur
-       Plasenta akreta
Catatan : pengelolaan medis yang dapat dilakukan oleh bidan apabila terjadi komplikasi diatas yaitu tindakan segera untuk memberi asuhan dalam memperbaiki keadaan hipovolemia dengan pemberian 2 jalur infus (untuk cairan intravena dan transfusi darah).

4.        Kebutuhan tindakan segera dan perlunya kolaborasi
-       Pemasangan infus set untuk memperbaiki kekurangan cairan (dextrose 5%  atau NaCl 0,9% ) dan melakukan pemasangan blood set untuk memperbaiki kekurangan darah. Jadi dilakukan penginfusan 2 jalur.
-       Persiapan rujukan

5.        Menyusun rencana asuhan
-       Beritahu hasil pemeriksaan dan keadaan ibu.
-       Beritahu rencana tindakan segera yang akan di lakukan.
-       Lakukan observasi mengenai Tanda-Tanda vital, perdarahan, keadaan ibu dan janin.
-       Informed consent untuk tindakan rujukan.
-       Beri dukungan psikologi untuk ibu dan keluarga.
6.        Implementasi rencana asuhan
-       Bidan memberitahu kepada ibu tentang keadaannya dan hasil pemeriksaan.
-       Bidan memberitahu kepada ibu akan memasang infus dan transfusi darah ( dua jalur) dan menganjurkan ibu untuk istirahat  baring total.
-       Bidan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan DJJ serta mengobservasi kuantitas perdarahan.
-       Bidan memberitahu pada ibu dan keluarga bahwa saat ini keadaan ibu mengharuskan ibu untuk di rujuk ke rumah sakit.
-       Bidan memberikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga.

7.        Evaluasi
-       Setelah ibu diberikan informasi tentang hasil pemeriksaan dan keadaannya maka  ibu dapat mengereti apa yang disampaikan oleh bidan.
-       Ibu bersedia untuk dilakukan pemasangan infus dan transfusi darah. Ibu mau mengikuti saran bidan untuk istirahat baring total.
-       Setelah pemberian cairan intravena dan transfusi darah, keadaan ibu menjadi lebih baik. DJJ masih dalam batas normal, namun perdarahan masih berlangsung terus.
Catatan : Indikasi yang mengharuskan ibu untuk dirawat apabila :
ü  Apabila perdarahan berlangsung terus menerus (akibat pembentukan segmen rahim yang terjadi secara ritmik) dan menunjukkan adanya tanda-tanda syok seperti takikardi (>110x/menit), hipotensi (sistol <90), pucat, kering atau kulitnya dingin dan lembab, tachypne (>30x/menit), hilangnya kesadaran, dll.
ü  Apabila kehamilan preterm dan belum ada tanda inpartu. Tujuan dilakukannya perawatan di rumah sakit yaitu  mempertimbangkan manfaat dan risiko ibu dan janin untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut dibandingkan dengan terminasi kehamilan.
-       Ibu dan keluarga menyetujui dan bersedia untuk di rujuk ke rumah sakit.
-       Rasa cemas ibu dan keluarga sedikit berkurang.



DAFTAR PUSTAKA
1.      Taber, Ben-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
2.      Sarifuddin, Abdul Bari,dkk. 2002. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : BPSP

No comments:

Post a Comment

Ilmu Kesehatan Masyarakat ( Public Health )

Bagi sebagian orang mungkin banyak yang sudah tidak asing lagi mendengar kata "IKM" atau Ilmu Kesehatan Masyarakat, namun ...