Tuesday, January 31, 2012

M A L A R I A


DEFINISI
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam menggigil, anemia dan splenomegali.1 Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi, yang dikenal sebagai malaria berat.
ETIOLOGI
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium. Pada manusia, plasmodium menginfeksi eritrosit dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk.
PARASIT MALARIA YANG TERDAPAT DI INDONESIA
Plasmodium malaria yang sering dijumpai adalah plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana (Benign Malaria) dan plasmodium falsiparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria). Plasmodium malariae dan ovale jarang ditemukan, namun pernah ditemukan di papua dan pulau timor.   
SIKLUS HIDUP PARASIT MALARIA
Infeksi parasit malaria pada manusia terjadi bila nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam pembuluh darah. Sebagian besar akan menuju ke hati dan sebagian kecil sisanya akan mati di darah. Di dalam sel parenkim hati mulailah perkembangan aseksual. Setelah sel parenkim terinfeksi, terbentuk sizont hati yang apabila pecah akan mengeluarkan banyak merozoit ke sirkulasi darah. Pada pl. vivax dan ovale, sebagian parasit di dalam sel hati membentuk hipnozoit yang dapat bertahan sampai bertahun-tahun dan akan menyebabkan terjadinya relaps pada malaria.
Setelah berada dalam sirkulasi darah, merozoit akan menyerang eritrosit. Dalam waktu kurang dari 12 jam, parasit berubah menjadi bentuk ring, selanjutnya berubah menjadi sizont dan bila sizont pecah akan mengeluarkan 6-36 merozoit, siap menginfeksi eritrosit lain. Siklus aseksual ini pada pl. falsiparum, pl. vivax dan pl. ovale ialah 48 jam dan pada pl. malariae adalah 72 jam.
Di dalam darah sebagian parasit akan membentuk gamet jantan dan betina. Bila nyamuk menghisap darah manusia yang sakit akan terjadi siklus seksual dalam tubuh nyamuk. Setelah terjadi perkawinan akan terbentuk zygote kemudian menjadi ookinet. Ookinet menembus dinding perut nyamuk akhirnya menjadi bentuk oocyst yang akan menjadi masak dan mengeluarkan sporozoit yang akan bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk dan siap menginfeksi manusia. 
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis malaria tergantung pada imunitas penderita dan tingginya transmisi infeksi malaria. Berat ringannya infeksi dipengaruhi oleh jenis plasmodium (pl.falsiparum sering memberikan komplikasi), daerah asal infeksi (pola resistensi terhadap pengobatan) dan umur (usia lanjut dan bayi sering lebih berat),
Dikenal 4 jenis plasmodium yaitu :
1.    Pl. vivax merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/vivax
2.    Pl. falsiparum menyebabkan komplikasi, disebut juga dengan malaria tropika/falsiparum, mudah resisten dengan pengobatan
3.    Pl. malariae, jarang namun dapat menyebabkan malaria quartana/malariae
4.    Pl. ovale, memberikan infeksi yang paling ringan, sering sembuh spontan tanpa pengobatan dan menyebabkan malaria ovale
Malaria mempunyai karakteristik demam periodik, anemi dan splenomegali. Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing plasmodium. Gejala yang klasik yaitu terjadinya “trias malaria” secara berurutan berupa menggigil, demam dan berkeringat 1,2:
-       Periode dingin (15-60 menit), mulai menggigil, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperatur.
-       Periode panas : wajah penderita merah, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan keadaan berkeringat
-       Periode berkeringat : penderita berkeringat banyak dan temperatur turun, kemudian penderita merasa sehat.
Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi pl. vivax. Pada pl. falsiparum, menggigil dapat berlangsung berat ataupun tidak ada. Periode tidak panas berlangsung 12 jam pada pl. falsiparum, 36 jam pada pl. vivax dan pl. ovale serta 60 jam pada pl. malariae.
Anemi merupakan gejala yang sering dijumpai pada infeksi malaria. Beberapa mekanisme terjadinya anemi ialah pengrusakan eritrosit oleh parasit dan proses hemolisis. Pembesaran limpa (splenomegali) sering dijumpai pada penderita malaria. Limpa akan teraba setelah 3 hari dari serangan infeksi akut, limpa menjadi bengkak dan nyeri. Limpa merupakan organ penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi malaria.
Gejala dan tanda klinis malaria yang lain yaitu nyeri kepala, nyeri otot atau pegal-pegal, mual, muntah dan kadang-kadang diare. Ada riwayat bepergian dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah malaria. Tinggal di daerah endemis malaria atau pernah menderita malaria dan ada riwayat mendapat transfusi darah. Gejala pada daerah endemis biasanya lebih ringan dan tidak klasik karena timbulnya antibodi, sedangkan pada daerah tidak endemis gejalanya lebih klasik/khas dan cenderung menjadi berat.

DIAGNOSIS MALARIA
Diagnosis malaria memerlukan anamnesis yang tepat dari penderita tentang asal penderita apakah dari daerah endemis malaria, riwayat bepergian ke daerah malaria dan riwayat mendapat pengobatan kuratif maupun preventif. Diagnosis ditegakkan bila pada pemeriksaan mikroskopik darah tepi ditemukan adanya parasit malaria. Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan diagnosis malaria, namun bila 3 kali pemeriksaan hasil negatif, dapat dikesampingkan. 
Pemeriksaan laboratorium :
1.    Pemeriksaan darah tepi (tetes tebal dan hapusan tipis). Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis penting untuk diagnosis, untuk menentukan jenis parasit dan nilai ambang parasit/kepadatan parasit.
2.    Hapusan tipis diutamakan dalam melihat spesiesnya apakah pl. falsiparum atau pl. vivax atau pl. malariae, atau pl. ovale.
3.    Tes diagnosis cepat. Penggunaan tes ini terutama pada situasi dimana tidak tersedia pemeriksaan mikroskopis malaria. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk skrining penderita dengan kecurigaan malaria dalam rangka pengobatan segera seperti di klinik gawat darurat.

MALARIA BERAT
WHO mendefinisikan malaria berat2 sebagai ditemukannya plasmodium falsiparum bentuk aseksual dengan satu atau beberapa komplikasi di bawah ini :
1.    Malaria serebral : penurunan kesadaran lebih dari 30 menit atau setelah serangan kejang dan tidak disebabkan oleh penyakit lain.
2.    Anemi berat (Hb < 6 gram%)
3.    Gagal ginjal akut
4.    Udema paru atau ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome)
5.    Hipoglikemi, bila gula darah < 40mg%
6.    Perdarahan spontan dari hidung, gusi dan alat pencernaan
7.    Gagal sirkulasi atau syok
8.    Kejang berulang
9.    Asidemia atau asidosis
10.  Hemoglobinuria makroskopik (black water fever)
11.  Diagnosis post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler jaringan otak

MALARIA PADA WANITA HAMIL
Malaria lebih sering dijumpai pada kehamilan trimester I dan II dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Malaria berat juga lebih sering ditemukan pada wanita hamil dan masa puerperium. Hal ini disebabkan oleh penurunan imunitas selama kehamilan. Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan imunitas selama kehamilan adalah : peningkatan hormon steroid dan gonadotropin, alfa fetoprotein dan penurunan limfosit menyebabkan mudahnya infeksi malaria.
Komplikasi pada kehamilan karena infeksi malaria ialah abortus, penyulit pada partus (anemi, hepatosplenomegali), bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia, gangguan fungsi ginjal, edema paru, hipoglikemia dan malaria kongenital. Akibat komplikasi tersebut maka perlu pemberian obat pencegahan malaria pada wanita hamil di daerah endemik. Pencegahan malaria pada ibu hamil dilakukan dengan pemberian klorokuin 250 mg tiap minggu mulai dari kehamilan trimester III sampai dengan satu bulan post-partum.  
Pada umumnya, tidak terdapat perbedaan dalam tatalaksana malaria pada ibu hamil, namun ACT (Artemisinin Combination Therapy) dikontraindikasikan pada kehamilan trimester pertama. Pilihan utama anti malaria yang aman pada trimester pertama adalah kina.

DAFTAR PUSTAKA
1.    Harijanto PN. Malaria. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta : Internal Publishing. 2009. hal. 2813 – 2825
2.    Konsensus Penanganan Malaria. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2003. Hal. 6-31
3.    (Yovita Hartantri, Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUP/RS Dr Hasan Sadikin Bandung)

No comments:

Post a Comment

Ilmu Kesehatan Masyarakat ( Public Health )

Bagi sebagian orang mungkin banyak yang sudah tidak asing lagi mendengar kata "IKM" atau Ilmu Kesehatan Masyarakat, namun ...