Thursday, February 2, 2012

DEFINISI PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN REKOMENDASI PEMBERIAN MAKANAN BAYI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kapan sebaiknya bayi diperkenalkan pada makanan pendamping selain ASI? Pertanyaan ini mungkin singgah di benak sebagian besar kaum ibu. Ada banyak jawaban yang terkadang kontra satu sama lain. Ada pendapat yang menyatakan bahwa bayi umur 4 bulan sudah dapat diberi makanan pendamping ASI. Pendapat lain mengatakan bahwa 4 bulan masih terlalu dini. Orang tua mungkin juga memberikan nasihat yang berbeda, terlebih bila bayi dinilai kurus. Tak jarang orang tua mendesak agar bayi diberi pisang saat umur si kecil masih 3 bulan. Memang benar, zaman dulu bayi-bayi diberi makan pada umur kurang dari 6 bulan.
Selain kapan bayi diberi makanan pendamping ASI, ada juga pertanyaan tentang jenis makanan yang diberikan. Bayi-bayi di Afrika, misalnya, diberi daging sebelum makanan lain. Anak-anak India bahkan diperkenalkan makanan berbumbu pada umur yang masih sangat muda. Akan tetapi, ingatlah bahwa zaman dahulu masih belum banyak dilakukan penelitian tentang hal ini.
Seiring dengan penelitian yang terus berkembang, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan IDAI mengeluarkan kode etik yang mengatur agar bayi wajib diberi ASI eksklusiif (ASI saja tanpa tambahan apa pun, bahkan air putih) sampai umur minimal 6 bulan. Setelah umur 6 bulan, bayi mulai mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) berupa bubur susu, nasi tim, buah, dan sebagainya. WHO juga menyarankan agar pemberian ASI dilanjutkan hingga bayi berumur 2 tahun, dengan dilengkapi makanan tambahan.
Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan keputusan Menkes sebagai penerapan kode etik WHO. Keputusan tersebut mencantumkan soal pemberian ASI eksklusif  (Permenkes nomor 450/Menkes/SK/IV/2004). Pemerintah mengatur pula makanan pendamping ASI (MPASI) dalam peraturan nomor 237/1997. Perlu ditegaskan bahwa MPASI bukanlah makanan pengganti ASI.

1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Memahami definisi pemberian makanan bayi dan rekomendasi pemberian makanan bayi.
Tujuan Khusus
1.      Memahami definisi pemberian makanan bayi.
2.      Memahami rekomendasi pemberian makanan bayi.
3.      Memahami jadwal pemberian makanan bayi.
4.      Memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pada bayi.
5.      Memahami tentang prinsip gizi seimbang bagi bayi.






BAB II
ISI

2.1 Definisi Pemberian Makanan Bayi
Berikut ini adalah defininisi beberapa istilah dalam pemberian makanan bayi :
Pemberian ASI Eksklusif (Exclusive breastfeeding)
Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas.
Pemberian ASI Predominan (Predominant breastfeeding)
Menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air atau minuman berbasis air, misal air teh.
Pemberian ASI Penuh (Full breastfeeding)
Kegiatan pemberian ASI secara rutin, baik dengan pemberian ASI secara eksklusif maupun secara predominan
Pemberian Susu Botol (Bottle feeding)
Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja, termasuk juga ASI diperas dengan botol.
Pemberian ASI Parsial (Artificial feeding)
Menyusui bayi serta memberikan makanan buatan selain ASI, seperti susu buatan/formula, sereal, bubur atau makanan lain.
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) tepat waktu (Timely complementary feeding)
Memberikan bayi makanan lain disamping ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.
þ  Pemberian ASI Eksklusif
Yang dimaksud dengan ASI ekslusif atau lebih tepat pemberian ASI secara ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim.
Pemberian ASI secara ekslusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.
Pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI ekslusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health Asembly (WHA) dan banyak Negara lainnya menetapkan jangka waktu pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan.
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran. Sedangkan manfaatnya untuk ibu diantaranya mengurangi perdarahan pasca persalinan, mengurangi kehilangan darah pada saat haid, mempercepat pencapaian berat badan seperti sebelum hamil, mengurangi risiko kanker payudara dan kanker rahim.


Langkah-Langkah Memulai dan Mencapai Asi Eksklusif
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif :
1.      Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran.
2.      Menyusui secara ekslusif : hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
3.      Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.
4.      Tidak menggunakan botol susu.
5.      Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak.
6.      Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

þ  Pemberian Makanan Pendamping ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan keterampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang.
Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.

Mulai umur 6 bulan, banyak bayi megalami pertumbuhan pesat yang membuat bayi tampak lebih  lapar dari biasanya. Bayi semakin aktif, dia mulai menggunakan energi lebih banyak. Mengangkat dada dari lantai, berguling, atau belajar duduk, semua aktivitas itu menimbulkan nafsu makan lebih besar. Ini artinya bayi membutuhkan lebih dari sekedar susu.
Bayi yang siap menerima makanan padat akan memberikan sinyal kepada orang tuanya, memberitahukan bahwa dia sudah siap menambah variasi dari sekedar susu. Secara umum, bayi menunjukkan kesiapan menerima makanan pendamping jika menunjukkan tanda-tanda berikut :
a)      Bayi mulai memasukkan tangan ke mulut dan mengunyahnya.
b)      Berat badan sudah mencapai dua kali lipat berat lahir.
c)      Bayi merespons dan membuka mulutnya saat disuapi makan.
d)     Hilangnya refleks menjulurkan lidah.
e)      Bayi lebih tertarik pada makanan dibandingkan botol susu atau ketika disodori puting susu.
f)       Bayi rewel atau gelisah , padahal sudah diberi ASI atau susu formula sebanyak 4-5 kali sehari.
g)      Bayi sudah dapat duduk sembari disangga dan dapat mengontrol kepalanya pada posisi tegak dengan baik.
h)      Keingintahuannya terhadap makanan yag dimakan oleh orang lain semakin besar. Bayi memperhatikan dengan seksama saat orang lain makan (biasanya mulut mereka ikut mengecap).
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.
Berikut ini ada beberapa alasan mengapa perlu menunda pemberian makanan padat sampai bayi berumur 6 bulan :
1.      ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan bayi hingga umur 6 bulan
ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi yang mudah dicerna. ASI dirancang untuk sistem pencernaan bayi yang sensitif. Protein dan lemak pada ASI lebih mudah dicerna oleh bayi. ASI mengandung paling tidak 100 bahan yang tidak ditemukan dalam susu sapi dan tidak dapat dibuat di laboratorium. Pada bulan-bulan pertama, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindungi bayi dari diare, sindrom SID (sudden infant death) atau kematian mendadak, infeksi telinga, dan penyakit infeksi lainnya.
Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama, bayi biasanya membutuhkan lebih banyak zat besi dan zinc (seng) daripada yang tersedia di dalam ASI. Pada saat inilah, nutrisi tambahan dapat diberikan melalui makanan padat.
2.      Memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit
Bayi mendapatkan imunitas melalui ASI selama mereka terus disusui, namun kekebalan terbesar diperoleh saat bayi mendapat ASI eksklusif. ASI mengandung lebih banyak lagi yang masih tidak diketahui. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif selama 4 bulan akan mengalami infeksi  telinga 40% lebih sedikit ketimbang bayi yang diberi ASI ditambah makanan tambahan lain. Kemungkinan terjadinya penyakit pernapasan selama masa kanak-kanak secara signifikan berkurang bila bayi mendapat ASI eksklusif sedikitnya selama 15 minggu dengan catatan makanan padat tidak diberikan selama periode ini. Pemberian MPASI terlalu dini bak membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman, apalagi jika tidak disajikan secara higienis.
3.      Memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi agar berkembang menjadi lebih matang
Pada umur 6-9 bulan, baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, biasanya bayi siap menerima makanan padat. Makanan padat yang diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya mengakibatkan makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan (misalnya, gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi/sembelit, dan sebagainya).
Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung dan pepsin dibuang pada saat kelahiran. Jumlah asam lambung dan pepsin baru meningkat mendekati jumlah untuk orang  dewasa pada saat bayi berumur 3-4 bulan. Sampai umur sekitar 6 bulan, jumlah enzim amilase yang diproduksi oleh pankreas belum cukup untuk mencerna makanan kasar. Enzim pencerna karbohidrat, seperti maltase, isomaltase, dan sukrase belum mencapai tingkat orang dewasa sebelum bayi berumur 7 bulan. Sebelum umur 6-9 bulan, jumlah lipase dan bile salts juga sedikit sehingga pencernaan lemak belum mencapai level orang dewasa.
4.      Mengurangi risiko alergi makanan
Berbagai catatan menunjukkan bahwa memperpanjang pemberian ASI eksklusif dapat memperendah angka terjadinya alergi makanan. Sejak lahir sampai umur antara 4-6 bulan , bayi memiliki apa yang disebut “usus yang terbuka”. Ini berarti jarak yang ada di antara sel-sel pada usus kecil akan membuat makromolekul yang utuh termasuk protein dan bakteri patogen dapat masuk ke dalam aliran darah. Hal ini menguntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat antibodi yang ada pada ASI dapat masuk  langsung melalui alirann darah. Hal ini juga berarti protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang mungkin dapat menyebabkan bayi menderita alergi) dan bakteri patogen yang dapat menyebabkan berbagai penyakit dapat masuk. Selama 4-6 bulan pertama umur bayi, saat usus masih terbuka, organ pencernaan bayi dilapisi oleh antibodi (slgA) dari ASI. Antibodi ini menyediakan kekebalan pasif  yang mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Pada umur sekitar 6 bulan, bayi mulai memproduksi antibodi sendiri dan penutupan usus biasanya terjadi pada saat yang sama.
5.      Membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi
Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi terutama pada umur 6 bulan pertama dapat mengurangi efisiensi penyerapan zat besi pada bayi. Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan yang diberi ASI eksklusif selama 6-9 bulan menunjukkan kecukupan kandungan hemoglobin dan zat besi yang normal.
6.      Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu menjaga suplai ASI
Berbagai studi menunjukkan bahwa makanan padat dapat menggantikan porsi susu dalam menu makan bayi. Semakin banyak makanan padat yang dimakan  oleh bayi, semakin sedikit susu yang dia serap dari ibunya. Jika susu yang diserap dari ibu semakin sedikit, berarti produksi ASI juga makin sedikit. Bayi yang makan banyak makanan padat atau makan makanan padat pada umur lebih muda cenderung lebih cepat disapih.
7.      Pemberian makanan padat terlalu dini dapat menyebabkan obesitas di kemudian hari
Pemberian makanan padat terlalu dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anak-anak.
8.      Bayi belum dapat mengoontrol dengan baik otot-otot tenggorokan dan lidah
Karena itulah proses menelan jadi sulit dan dapat menyebabkan bayi tersedak, refleks lidah masih sangat kuat dan dapat menyebabkan pemberian makanan pada t menjadi sulit.

Dampak pemberian MPASI sebelum bayi berusia 6 bulan
Tidak ada untungnya memberikan makanan pengganti ASI sebelum enam bulan - selain kelebihan berat badan yang tidak perlu. Malahan, bisa jadi MPASI tersebut memicu alergi pada bayi, gangguan pencernaan, atau obesitas.

2.2 Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi
Mulai menyusui
Dalam waktu 30 - 60 menit setelah melahirkan.
Menyusui eksklusif
Umur 0 - 6 bulan pertama.
Makanan pendamping ASI (MPASI)
           


Mulai diberikan pada umur antara 4 - 6 bulan (umur yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan neurologis dan neuromuskuler).
Berikan MPASI
           
Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6 bulan.
Teruskan pemberian ASI
Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.

2.3 Jadwal Pemberian Makanan Bayi
Berikut merupakan Jadwal Pemberian Makanan Bayi berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) :
http://www.olalababy.com/images/stories/jadwal%20makanan%20bayi.jpg

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pada Bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1.      Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri.
2.      Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
3.      Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
4.      Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5.      Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6.      Umur.
7.      Berat badan.
8.      Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9.      Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10.  Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).

2.5 Prinsip Gizi Seimbang Bagi Bayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/ menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.
2.5.1 Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Bayi
Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.
2.5.2 Dampak Kelebihan dan Kekurangan Gizi Pada Bayi
Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan akan energi mengakibatkan obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu lama akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi tubuh. Misalnya hipervitaminosis A, hipervitaminosis D dan hiperkalemi.
Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat menghambat pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi dalam tubuh sehingga terjadi marasmus (gizi kurang/ buruk). Kekurangan zat esensial mengakibatkan defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya xeroftalmia (kekurangan vit.A), Rakhitis (kekurangan vit.D).






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberian ASI Eksklusif (Exclusive breastfeeding) adalah bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas.
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) adalah memberikan bayi makanan lain disamping ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.
Setelah umur 6 bulan , bayi mulai membutuhkan makanan padat dengan beberapa nutrisi, seperti zat besi, vitamin C, protein, karbohidrat, seng, air, dan  kalori. Oleh karena itu, penting juga untuk tidak menunda hingga bayi berumur lebih dari 6 bulan karena menunda dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.

3.2 Saran
Rekomendasi agar menunda memberikan MPASI pada bayi kurang dari 6 bulan sebaiknya bukan hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Bayi yang tidak mendapatkan ASI (susu formula atau mixed) sebaikya juga diberi MPASI setelah umur 6 bulan.





DAFTAR PUSTAKA

Prabantini, Dwi. 2010. A to Z Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta : C.V Andi
Offset
Roesli, Utami. 2010. Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta : Inubus Agrinigya
http://www.lusa.web.id/gizi-seimbang-bagi-bayi/
http://parentingislami.wordpress.com/2008/05/27/makanan-pendamping-asi-mp-asi/

No comments:

Post a Comment

Ilmu Kesehatan Masyarakat ( Public Health )

Bagi sebagian orang mungkin banyak yang sudah tidak asing lagi mendengar kata "IKM" atau Ilmu Kesehatan Masyarakat, namun ...