Contoh Studi Kasus Kelainan Haid:
Seorang wanita bernama Nn. S usia 20 tahun dan belum menikah datang ke BPS Bidan Y. Ia mengeluh mengalami perdarahan menstruasi yang sangat banyak sehingga pembalutnya cepat penuh hanya dalam waktu satu jam, dan harus sering bangun saat malam hari untuk mengganti pembalutnya. Ia juga mengeluh pusing, dan cepat lelah saat beraktivitas. Ia mengalami menarche saat usia 13 tahun, dan siklus menstruasinya 28 hari teratur dengan lama 6 – 8 hari.
1. Anamnesa
· Identitas :
─ Nama : Nn. S
─ Umur : 20 tahun
· Keluhan Utama
─ Perdarahan sangat banyak, hingga pembalut cepat penuh hanya dalam waktu satu jam berturut-turut, dan harus menggunakan pembalut ganda.
─ Aktivitas terganggu karena merasa lemah dan lelah karena setiap malam selalu bangun untuk mengganti pembalut.
─ Perdarahan lebih dari 10 hari
─ Keluar gumpalan-gumpalan darah yang besar bersamaan dengan aliran menstruasi
· Riwayat haid
─ Menarche : 13 tahun
─ Siklus menstruasi : 28 hari, teratur
─ Lama menstruasi : 6 – 8 hari
2. Pemeriksaan fisik
· Kesadaran : komposmentis
· Tanda-Tanda Vital :
─ Tekanan Darah : 90/60 mmHg
─ Nadi : 100 x/menit
─ Respirasi : 16 x/menit
─ Suhu : 36,5ᴼC
· Pemeriksaan fisik:
─ Mata : Konjungtiva anemis
─ Mulut : bibir kering, lidah licin karena atropi papila
─ Ekstrimitas : refleks kapiler lambat
─ Abdomen : DM (-), NT (-), PS/PP (-)
· Pemeriksaan ginekologi:
─ v/v : Tak Ada kelainan
─ pada inspeksi terlihat perdarahan
· Pemeriksaan laboratorium:
─ Hb : 10 gr%
3. Diagnosa
Menorrhagia
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu keadaan pasien
b. Memberikan infus D 5% dengan abocath 16 – 18 G
c. Merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai
Setelah dirujuk :
1. Menghentikan perdarahan
Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan adalah sebagai berikut:
─ Kuret (curettage)
Hanya untuk wanita yang sudah menikah
─ Obat (medikamentosa)
a. Golongan estrogen
Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat (nama generik) yang relatif menguntungkan karena tidak membebani kinerja liver dan tidak menimbulkan gangguan pembekuan darah. Jenis lain, misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat menimbulkan gangguan fungsi liver.
Dosis dan cara pemberian:
· Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 2,5 mg diminum selama 7-10 hari.
· Benzoas estradiol: 20 mg disuntikkan intramuskuler. (melalui bokong)
· Jika perdarahannya banyak, dianjurkan opname, dan diberikan Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 25 mg secara intravenus (suntikan lewat selang infus) perlahan-lahan (10-15 menit), dapat diulang tiap 3-4 jam. Tidak boleh lebih 4 kali sehari.
b. Obat Kombinasi
Obat golongan ini diberikan secara bertahap bila perdarahannya banyak, yakni 4×1 tablet selama 7-10 hari, kemudian dilanjutkan dengan dosis 1×1 tablet selama 3 hingga 6 siklus
c. Golongan progesteron
Obat untuk jenis ini, antara lain:
· Medroksi progesteron asetat (MPA): 10-20 mg per hari, diminum selama 7-10 hari.
· Norethisteron: 3×1 tablet, diminum selama 7-10 hari.
2. Mengatur menstruasi agar kembali normal
Setelah perdarahan berhenti, langkah selanjutnya adalah pengobatan untuk mengatur siklus menstruasi, misalnya dengan pemberian:
Golongan progesteron: 2×1 tablet diminum selama 10 hari. Minum obat dimulai pada hari ke 14-15 menstruasi.
3. Transfusi jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%.
Sekantong darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti, jika kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong darah.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. 1981. Ginekologi. Bandung
No comments:
Post a Comment