Karakteristik Masa Usia Lanjut
Masa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998).
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Demikian juga batasan lanjut usia yang tercantum dalam Undang-Undang No.4 tahun 1965 tentang pemberian bantuan penghidupan orang jompo, bahwa yang berhak mendapatkan bantuan adalah mereka yang berusia 56 tahun ke atas. Dengan demikian dalam undang-undang tersebut menyatakan bahwa lanjut usia adalah yang berumur 56 tahun ke atas. Namun demikian masih terdapat perbedaan dalam menetapkan batasan usia seseorang untuk dapat dikelompokkan ke dalam penduduk lanjut usia.
Perubahan-Perubahan Fisik Dan Psikis Yang Terjadi Pada Masa Usia Lanjut
Perubahan-perubahan yang umum terlihat pada masa usia lanjut adalah ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Baik pria maupun wanita, pada usia lanjut mereka akan melakukan penyesuaian diri agar mereka tampak siap dan sesuai dengan masa usia lanjut tersebut secara baik ataupun tidak baik. Akan tetapi hasil yang diperoleh dari penyesuaian tersebut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang tidak baik daripada yang baik, terutama adalah terjadinya kemunduran fisik dan mental yang berlangsung secara perlahan dan bertahap.
Perubahan Fisik Pada Masa Usia Lanjut
Dengan bertambahnya usia, secara umum kekuatan dan kualitas fisik juga fungsinya mulai terjadi penurunan. Penurunan ini bisa berlangsung secara perlahan bahkan bisa terjadi secara cepat tergantung dari kebiasaan hidup pada masa usia muda.
Beberapa perubahan gangguan fisik yang timbul adalah sebagai berikut :
· Perubahan pada kulit : kulit wajah, leher, lengan, dan tangan menjadi lebih kering dan keriput, kulit di bagian bawah mata membentuk seperti kantung dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas, warna merah kebiruan sering muncul di sekitar lutut dan di tengah tengkuk.
· Perubahan otot : pada umumnya otot orang berusia madya menjadi lembek dan mengendur di sekitar dagu, lengan bagian atas, dan perut
· Perubahan pada persendian : masalah pada persendian terutama pada bagian tungkai dan lengan yang membuat mereka menjadi agak sulit berjalan
· Perubahan pada gigi : gigi menjadi kering, patah, dan tanggal sehingga kadang-kadang memakai gigi palsu
· Perubahan pada mata : mata terlihat kurang bersinar dan cenderung mengeluarkan kotoran yang menumpuk di susdut mata, kebanyakan menderita presbiop atau kesulitan melihat jarak jauh, menurunnya akomodasi karena menurunnya elastisitas mata
· Perubahan pada telinga : fungsi pendengaran sudah mulai menurun, sehingga tidak sedikit yang mempergunakan alat bantu pendengaran.
· Perubahan pada sistem pernafasan : nafas menjadi lebih pendek dan sering tersengal-sengal, hal ini akibat terjadinya penurunan kapasitas total paru-paru, residu volume paru dan konsumsi oksigen basal, ini akan menurunkan fleksibilitas dan elastisitas dari paru
Selain ganggunan fisik yang bisa terlihat secara langsung, dengan bertambahnya usia sering pula disertai dengan perubahan-perubahan akibat penyakit kronis, obat-obat yang diminum akibat operasi yang menyiksa kesusahan secara fisik dan psikologis.
Beberapa gangguan fisik pada bagian dalam tersebut seperti :
· Perubahan pada sistem syaraf otak : umumnya mengalami penurunan ukuran, berat, dan fungsi contohnya kortek serebri mangalami atropi.
· Perubahan pada sistem cardiovascular : terjadi penurunan elastisitas dari pembuluh darah jantung dan menurunnya kardiak out put
· Penyakit kronis misal diabetes melitus (DM), penyakit cardiovaskuler, hipertensi, gagal ginjal, kanker, dan masalah yang berhubungan dengan persendian dan syaraf
· Beberapa operasi seperti prostatectomy, histrectomy, dan mastectomy.
Hasil penelitian menunjukkan timbulnya masalah prostatectomy meliputi gagal ereksi mencapai 12 % sampai timbulnya masalah tidak tercapainya ejakulasi sebesar 24 %, kanker prostate dan operasi prostad (hilangnya libido, gagal ereksi, volume ejakulasi)
· Perubahan pada sistem ginjal, kandung kencing, dan ureter mengalami penurunan efisiensi, jumlah sel dalam ginjal mengalami penurunan menyebabkan gangguan pengeluaran toksin dan air dari tubuh.
Perubahan Psikis Pada Masa Usia Lanjut
Gangguan psikologis paling umum yang berpengaruh pada orang tua adalah timbulnya depresi, dimensia, dan mengigau. Hal ini lebih sering diakibatkan oleh perasaan sudah tua, sudah pikun, dan secara fisik sudah tidak menarik bagi pasangan. Perubahan akibat depresi dan dimensia bahkan sering mengganggu prilaku seksual termasuk gangguan khayal yang dikaitkan dengan kecemburuan phatologis.
Secara umum beberapa gangguan psikologis yang timbul adalah
· Kecemasan (angietas)
· Depresi
· Rasa bersalah (guilty feeling)
· Masalah perkawinan atau juga akibat dari rasa takut akan gagal dalam berhubungan seksual.
Khusus pada perempuan, ada beberapa gangguan yang sangat berpengaruh besar terhadap sisi kewanitaannya seperti :
· Penurunan sekresi estrogen setelah menopause
· Hilangnya kelenturan/elastisitas jaringan payudara
· Cerviks yang menyusut ukurannya
· Dinding vagina atropi ukurannya memendek
· Berkurangnya pelumas vagina
· Matinya steroid seks secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas seks
· Perubahan ageing meliputi penipisan bulu kemaluan, penyusutan bibir kemaluan, penipisan selaput lendir vagina dan kelemahan otot perineal
Ada prinsip perkembangan yang dinamakan Multidirectional, dimana beberapa komponen menunjukkan pertumbuhan dan komponen lain nya malah menurun, lansia akan semakin arif, tapi menurun dalam tugas yang membutuhkan kecepatan memproses informasi, misalnya lansia baru mempelajari komputer.
Disamping itu ada beberapa gangguan mental yang paling umum yang berpengaruh pada orang tua adalah depresi, dimensia dan menggigau prilaku seksual mungkin berubah secara signifikan pada depresi dan dimensia .
MENOPAUSE
Pengertian Menopause
Menurut Depkes RI (1993) dan Levina (2002), Menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus yang masih dipengaruhi oleh hormone dari otak dan sel telur.
Kata “Menopause” terdiri dari dua kata yang berasal dari kata Yunani yang berarti “Bulan” dan “Penghentian sementara” yang lebih tepat disebut dengan “Monocease”. Secara medis istilah menopause berarti “monocease” karena berdasarkan defenisinya maka menopause itu berarti berhentinya masa menstruasi (Reitz, 1993).
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Kondisi ini juga ditemukan di beberapa spesies lain yang mengalami siklus seperti itu.
Ketika menopause sudah mendekat, siklus dapat terjadi dalam waktu-waktu yang tidak menentu dan bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Pada usia empat puluh tahun, beberapa perubahan hormon yang dikaitkan dengan pra-menopause mulai terjadi. Penelitian telah membuktikan, misalnya, bahwa pada usia empat puluh tahun banyak wanita telah mengalami perubahan-perubahan dalam kepadatan tulang dan pada usia empat puluh empat tahun banyak yang menstruasinya menjadi lebih sedikit atau lebih pendek waktunya dibanding biasanya, atau malah lebih banyak dan/atau lebih lama. Sekitar 80% wanita mulai tidak teratur siklus menstruasinya. Kenyataannya, hanya sekitar 10% wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang melibatkan lebh dari 2.700 wanita, kebanyakan di antara mereka mengalami transisi pra-menopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun.
Kecuali jika seseorang mengalami menopause secara tiba-tiba akibat operasi atau perawatan medis, pra-menopase dapat dianggap sebagai akhir dari suatu proses yang awalnya dimulai ketika seorang perempuan pertama kali mengalami menstruasi. Periode menstruasi pertama itu biasanya diikuti dengan lima atau tujuh tahun siklus yang relatif panjang, tidak teratur dan sering tidak disertai pembentukan sel telur. Akhirnya pada akhir usia belasan atau awal dua puluhan, lamanya siklus menjadi lebih pendek dan lebih teratur ketika wanita mencapai usia subur puncak, yang berlangsung selama kira-kira dua puluh tahun.
Pada usia empat puluhan, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa dua puluh delapan hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar mempunyai siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua wanita mengalami siklus tidak teratur.
Perubahan Hormon
Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita menjadi tak teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone - hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofise).
Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering relatif stabil atau bahkan meningkat di masa pra-menopause. Kadar itu tidak bekurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.
Kadar testoteron biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause. Kenyataannya, indung telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita) mengeluarkan testoteron lebih banyak daripada indung telur pra-menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau testoteron dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita.
Meskipun reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-hormon reproduksi tetap memegang peran yang penting, yaitu peran-peran yang dapat meningkatkan kesehatan dan tidak ada kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan bahwa reseptor hormon steroid terdapat dalam hampir semua organ tubuh perempuan. Estrogen dan androgen (seperti halnya testoteron) adalah penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit.
Menurut Manuaba (2005) menopause di bagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
a. Pre menopause (klimakterium)
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi,terjadi perubahan psikologis/ kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama antara 4- 5 tahun pada usia 48-55 tahun.
b. Fase menopause
Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun.
c. Fase pasca menopause (senium)
Terjadi pada usia diatas 60 – 65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologis dan fisik, keluhan makin berkurang
PERIMENOPAUSE
Sebelum mencapai usia menopause, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan fisik dan gejala hormonal, termasuk menstruasi yang tidak teratur.
Premenopause adalah rentang waktu dimana tubuh mulai bertransisi memasuki masa menopause. Lamanya biasanya 2 sampai 8 tahun ditambah satu tahun di akhir periode menuju menopause. Premenopause adalah hal yang alami terjadi pada wanita dan merupakan tanda akan berakhirnya masa reproduksi. Tingkat produksi hormon estrogen dan progesteron berfluktuasi, naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi pun bisa tiba-tiba memanjang atau memendek. Biasanya, masa perimenopause ini terjadi di usia 40-an, tapi banyak juga yang mengalami perubahan ini saat usianya masih di pertengahan 30-an. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormon androgen. Apabila seorang wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa perimenopause, meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.
Tanda Dan Gejala
1. Menstruasi tidak teratur.
Intervalnya dapat memanjang atau memendek, sedikit dan berlimpah, bahkan Anda mungkin akan melewatkan beberapa periode menstruasi. Ovulasi menjadi tidak teratur, rendahnya kadar progesteron dapat membuat Anda mengalami periode menstruasi yang lebih panjang.
2. Gangguan tidur dan hot flashes.
Sekitar 75-85 persen wanita mengalami hot flashes selama perimenopause. Hot flashes adalah gelombang panas tubuh yang datang tiba-tiba, akibat perubahan kadar estrogen yang menyerang tubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan munculnya kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak jantung yang kencang, badan bagian atas berkeringat, termasuk gangguan tidur.
3. Perubahan Psikologis.
Gangguan Psikologi/kognitif Gejala-gejala psikologi dan kognitif seperti depresi, iritabilitas, perubahan mood, kurangnya konsentrasi dan pelupa juga ditemukan pada banyak wanita perimenopause. Banyak wanita menggambarkan gangguan inisebagai “perimenopause berat”. Seperti diketahui bahwa kejadian depresikira-kira 2 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pria. Risiko depresimayor adalah 7-12% untuk pria dan 20-25% untuk wanita. Usia rata-rataterjadinya depresi adalah 40 tahunan.Data laboratorium menyatakan bahwa hormon ovarium sangatberkhasiat, dimana sinyal kimiawi perifer secara umum mempengaruhi aktivitas neuronal.
Perubahan level estrogen dan progesteron menunjukkansejumlah pengaruh neurotransmiter SSP seperti dopamin, norepinefrin,asetilkolin dan serotonin yang kesemuanya diketahui sebagai modulatoruntuk mood, tidur, tingkah laku dan kesadaran.Selama perimenopause, fluktuasi hormon terutama fluktuasiestrogen dapat mengubah level neurotransmiter di SSP yang dapatmempengaruhi tidur, daya ingat dan mood.
Penting sekali untuk membedakan perubahan mood karena pengaruh hormon dengan kelainandepresi mayor. Pada pasien tanpa riwayat depresi, terapi sulih hormonharus dipertimbangkan.
4. Organ intim mengering.
Vagina mulai mengalami kekurangan cairan dan elastisitas, sehingga hubungan intim dapat menyakitkan.
5. Kesuburan berkurang.
Ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehingga kemungkinan bertemunya sel telur dengan sperma menjadi lebih rendah walau masih mungkin untuk hamil.
6. Perubahan fungsi seksual.
Selama perimenopause, keinginan untuk berhubungan intim dapat berubah, tetapi pada banyak wanita akan mengalami masa-masa menyenangkan sebelum masa menopause tiba dan biasanya berlanjut sampai melewati masa perimenopause.
7. Osteoporosis.
Pengeroposan tulang ini terjadi sebagai akibat berkurangnya hormon estrogen.
8. Perubahan kadar kolesterol.
Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesterol dalam darah dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang mengakibatkan risiko terkena penyakit jantung. Sedangkan HDL atau kolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia.
9. Keringat malam
10. Infeksi saluran kemih
11. Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
12. Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
Penentu kecepatan atau keterlambatan wanita mengalami menopause
Selain faktor gaya hidup dan genetik yang menentukan cepat atau lambatnya menopause, faktor lainnya adalah:
· Sejarah keluarga.
Masa menopause seorang wanita cenderung di usia yang sama, saat ibu atau saudara perempuan lainnya mengalami menopause. Tapi pernyataan ini masih dapat diperdebatkan.
· Tidak pernah melahirkan.
Beberapa penelitian menunjukkan, wanita yang belum atau tidak pernah melahirkan, akan mengalami menopause lebih awal.
· Kondisi jantung.
Sakit jantung sering dikaitkan dengan menopause dini, diperkirakan berkaitan dengan meningkatnya kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi.
· Terapi kanker masa kecil.
Terapi kanker di usia anak-anak, seperti kemoterapi dan radiasi pelvic juga dikaitkan dengan menopuse dini.
· Histerektomi.
Pengangkatan rahim biasanya tidak berakibat menopause dini, meski ovarium tetap akan melepas sel telur. Hanya saja, operasi ini biasanya akan mempercepat datangnya menopause.
Pengangkatan rahim biasanya tidak berakibat menopause dini, meski ovarium tetap akan melepas sel telur. Hanya saja, operasi ini biasanya akan mempercepat datangnya menopause.
Penatalaksanaan Menopause
Berbagai keluhan fisik pada wanita yang mengalami menopause, dapat diatasi dengan pemberian obat yang bersifat mengganti hormon estrogen. Pemberian obat ini digunakan untuk memulihkan sel-sel yang mengalami kemunduran. Disamping itu juga bisa menngkonsumsi vitamin yang fungsinya memperlambat proses penuaan. Untuk pengatasan ini perlu konsultasi dengan dokter yang berwewenang.
Olah raga yang sesuai dengan usia tengah baya, dengan olah raga produksi endorphine dalam otak meningkat, kondisi ini dapat memelihara keceriaan dan kegembiraan, pengiriman oksigen ke otakpun meningkat, sehingga ketegangan otot dan berbagai gangguan fisik pun sirna. Olahraga teratur akan menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh, dan memperbaiki suasana hati. Jarang berolahraga menyebabkan peredaran darah kurang lancar, otot lemah, napas pendek, masa tulang cepat berkurang. Hal ini menyebabkan rentan terhadap gangguan kardiovaskuler, darah tinggi, kegemukan, diabetes, nyeri tulang, osteoporosis dan depresi.
Makanan yang baik. Makanlah makanan yang rendah lemak. Banyak makan sayuran, buah, biji-bijian. Vitamin, mineral dan serat dalam makanan itu akan membantu pencernaan dan metabolisme tubuh.
Melakukan hobi. Hidup tanpa sesuatu yang menyenangkan rasanya hambar, maka terlibat dengan aktivitas yang merupakan hobi dapat mengusir kebosanan dan mengatasi ketegangan-ketegangan dalam hidup termasuk krisis pada menopause.
Tetaplah berkarya dan usahakan dapat memberikan manfaat bagi orang lain, datangnya menopause tidak perlu dipandang sebagai penderitaan. Banyak peluang atau usaha yang dapat dijalani, yang dapat memberi pekerjaan bagi orang lain. Upaya ini dapat meningkatkan perasaan bahwa diri kita masih mampu memberi manfaat bagi orang lain
Berpikirlah bahwa menopause itu sesuatu yang wajar. Jutaan wanita telah mengalami, dan mereka tidak merasa terganggu. Bahkan sampai sekarang perempuan di desa tidak pernah merasa ada gangguan saat menopause. Disamping itu berpikirlah secara positif, apapun peristiwa yang dialami (termasuk menopause) bila dilihat dengan “kaca mata” positif (khusnudzon) maka tidak akan berdampak negatif bagi kehidupan.
Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan-sosial, dengan memberikan apa yang di miliki baik itu pengetahuan atau ketrampilan pada orang lain, akan dapat mengurangi perasaan-perasaan negatif yang mungkin muncul. Keterlibatan dalam berbagai aktivitas juga dapat mempertebal kepercayaan diri dan meningkatkan citra diri yang mulai menurun.
Disamping itu bersilaturahmi atau bertemu dengan teman yang mungkin mempunyai masalah yang sama, dapat berfungsi sebagai obat. Pertemuan yang memungkinkan untuk saling “berbagi rasa berbagi duka” sehingga beban itu tidak hanya dirasakan sendiri.
Komunikasikan masalah dengan suami, berbagai perubahan maupun gangguan fisik-psikis-sosial yang dirasakan perlu diketahui suami. Pengertian, penerimaan dan dukungan dari suami sangat besar artinya bagi wanita yang mengalami menopause, sehingga ketegangan yang munul dapat di cegah. Lebih baik bila keterbukaan ini juga ditumbuhkan dalam keluarga secara keseluruhan, artinya anak-anak juga memberikan dukungan.
DAFTAR PUSTAKA
Peter. B, 1989. Menopause (alih bahasa). Jakarata. Penerbit Arcan.
Kusumawardani.2006.Depresi Menopause.Jakarta: Balai Penerbit FK UI
Kuliahkebidanan.wordpress.com/2008/07/19/perimenopause-masa-transisi-menuju-menopause/
Bagus Gde, Prof.dr.Ida.1999.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan: Jakarta
No comments:
Post a Comment