STUDI KASUS
Ny. Z, 30 Tahun, G1P0A0, merasa hamil 9 bulan, datang ke bidan karena mengeluh mules-mules dan merasa ada yang akan keluar dari jalan lahir. Ibu merasa lemas dan tidak sanggup mengedan. Hasil pemeriksaan: His 2x10’/25”, DJJ 145x/menit reguler, pemeriksaan dalam: v/v tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban negatif, persentasi kepala, station +3, UUK kiri depan.
Pertanyaan:
1. Bagaimana diagnosa kasus di atas ?
2. Bagaimana pengelolaan bidan di tempat praktiknya jika menemui kasus di atas ?
3. Bagaimana rencana pengelolaan kasus tersebut di RS ?
PEMBAHASAN
I. Bagaimana Anamnesis Yang Dilakukan Terhadap Ny. Z
I. Identitas
Nama Istri : Ny. Z
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Mawar no. 87 GSI Sumber Cirebon
Nama Suami : Tn. B
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Mawar no. 87 GSI Sumber Cirebon
II. Anamnesa pada tanggal 14 November 2011 pukul 08.00 WIB
1. Alasan kunjungan saat ini
Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan. Ibu mengeluh mules-mules dan merasa ada yang akan keluar dari jalan lahir. Ibu merasa lemas dan tidak sanggup mengedan.
2. Riwayat haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Banyak : 2-3 kali ganti pembalut
Lama : 6-7 hari
Sifat darah : Merah, encer, ada gumpalan
HPHT : 8 Februari 2011
TP :
3. Riwayat perkawinan
Ibu menikah 1 kali, status perkawinan syah sebagai istri pertama, usia pernikahan 1 tahun, usia saat menikah 26 tahun.
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu : tidak ada
5. Riwayat kehamilan sekarang
a. Trimester I : 1 kali di bidan
Keluhan : Ibu mengatakan mual dan muntah
Anjuran : Banyak istirahat, makan dengan
porsi sedikit tapi sering.
b. Trimester II : 1 kali dibidan
Keluhan : ibu merasa cepat lelah, pegal-pegal
dan nyeri punggung
Anjuran : Banyak istirahat, makan makanan
bergizi, dan minum tablet Fe.
c. Trimester III : 1 kali di bidan
Keluhan : Ibu mengatakan mules-mules dan merasa ada
yang akan keluar dari jalan lahir.
6. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang di derita
Tidak ada
b. Perilaku kesehatan
Klien tidak pernah minum-minuman yang mengandung alkohol atau obat-obatan sejenisnya serta klien tidak pernah minum jamu atau merokok, pencucian vagina dilakukan dengan menggunakan sabun setiap kali mandi, BAK dan BAB.
c. Imunisasi
Imunisasi TT lengkap
7. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
1) Sebelum hamil
Makan 3 kali sehari dengan porsi 1 piring nasi, 1 mangkuk sayur, lauk pauk. Minum 7-8 gelas/hari.
2) Selama hamil
Makan 2 kali sehari, ibu mengatakan kurang nafsu makan. Minum 7-8 gelas/hari.
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil, BAB 1 kali/hari, BAK biasa
2) Selama hamil, BAB 1 kali/hari, BAK sering
c. Istirahat dan tidur
1) Sebelum hamil, ibu tidur malam 7-8 jam/hari dan tidur siang 1 jam
2) Selama hamil, ibu tidur malam 6-7 jam/hari, tidur siang 1 jam. Ibu mengatakan sering terbangun pada malam hari.
d. Personal hygiene
Sebelum hamil dan saat hamil ibu mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari dan keramas setiap hari.
e. Aktivitas/olahraga
Ibu hanya mengerjakan aktivitas sebagai ibu rumah tangga, ibu hanya melakukan aktivitas yang ringan dan ibu tidak pernah berolahraga.
f. Kontrasepsi
Ibu tidak pernah menggunakan kontrasepsi.
II. Pemeriksaan Fisik Yang Dilakukan Terhadap Ny Z
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
BB sebelum hamil : 42 kg
BB saat hamil : 47 kg
LILA : 24 cm
TB : 156 cm
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 370C
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Fungsi penglihatan baik, konjungtiva pucat, sklera
tidak ikterik, simetris kanan kiri
b. Payudara : Terlihat bersih, konsistensi lunak, simetris kanan
kiri, puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi pada areola mamae, tidak ada nyeri, abses dan pembengkakan, kolostrum belum keluar.
c. Abdomen
· Inspeksi
Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tidak ada strie gravidarum.
· Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan antara pusat dan Px, pada
fundus teraba bagian yang agak keras tapi
tidak melenting berarti bokong.
Leopold II : Sebelah kiri teraba seperti paparan keras
memanjang yang berarti punggung janin.
Sedangkan bagian kanan teraba bagian-
bagian kecil yang berarti ektremitas.
Leopold III : Bagian terendah teraba bulat, keras dan melenting
berarti kepala-kepala sebagian sudah masuk PAP.
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP,
divergen.
Mc Donald : 34 cm
· Auskultasi
DJJ : ada, frekuensi 145x/menit, reguler
d. Genetalia :
· Inspeksi
Vulva : tidak ada varises dan oedema
Pengeluaran pervaginam : berupa blood show
Kelenjar bartholini : tidak ada pembengkakan
Perineum : tidak ada luka bekas operasi
Anus : tidak ada hemoroid
e. Ekstremitas
Ekstremitas atas : normal kanan kiri, jari-jari tidak ada
oedema, kuku dan telapak tangan tidak
pucat.
Ekstremitas bawah : normal kana-kiri, jari dan tibia kaki tidak
ada odema, tidak terdapat varises, refleks patella (+) kanan kiri.
3. Pemeriksaan dalam
- Dinding vagina : Normal, tidak ada varises, tidak ada
oedema, bisul, tumor, fistula dan kelainan- kelainan lain.
- Porsio : Tidak teraba
- Introitus vagina : Ketuban pecah, bagian terendah
kepala.
- Penurunan kepala : station +3, UUK kiri depan
- Pembukaan serviks: 10 cm (lengkap)
His dengan frekuensi 2 x dalam 10 menit dengan lama 25 detik, kekuatan : kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang adekuat, teratur, dan dalam waktu yang lama.
III. Komplikasi yang mungkin terjadi
Inersia uteri dapat menyebabkan persalinan akan berlangsung lama dengan akibat-akibat terhadap ibu dan janin (infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi, dll)
IV. Pemeriksaan Penunjang Yang Dilakukan
Ø Ultrasonografi (USG)
Ø Kardiotokografi (KTG
V. Diagnosa
G1P0A0 parturient aterm kala II dengan inertia uteri hipotonik, janin tunggal hidup intrauterin
VI. Pengelolaan bidan di tempat praktiknya
Diberikan infus untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan cairan ibu, karena ibu merasa lemas dan segera dirujuk, saat dirujuk terus pantau keadaan janin dan ibunya. Periksa keadaan serviks, presentasi dan posisi janin, turunya bagian terbawah janin dan keadaan panggul
VII. Rencana pengelolaan kasus tersebut di RS
His diperbaiki dengan infus pitosin, perlu diingat bahwa persalinan harus diselesaikan dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah agar prognosis janin tetap baik.
Jika setelah diberi pitosin, HIS menjadi cukup baik frekuensi maupun sifatnya maka infus pitocin dipertahankan dengan kecepatan yang berlaku pada saat itu, dan segera dilakukan persalinan spontan tetapi jika HIS tidak menjadi baik dalam waktu yang tertentu lebih baik dilakukan SC karena ketuban sudah pecah dan harus segera dilahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
FK, Unpad. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset
Manuaba, Ida Bagus Gde (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
No comments:
Post a Comment