Pengertian
Perencanaan Kesehatan
Soadara/sodari YTH.... setiap mengunjungi Blog ini Jangan Lupa ya nge-Klik Iklan nya.....Terima kasih :)
Perencanaan adalah
kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang
tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Billy E. GoetZ).
Perencanaan adalah
pekerjaan yang menyangkut penyususnan konsep serta kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang
lebih baik (Le Breton)
Perencanaan adalah
upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling
penting yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Maloch dan Deacon)
Perencanaan adalah
proses menetapkan berbagai hambatan yang diperkirakan ada dalam menjalankan
suatu program guna dipakai sebagai pedoman dalam suatu organisasi (Ansoff dan
Brendenbrg)
Perencanaan merupakan
inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan
oleh perencanaan tersebut. Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil
keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil
guna dan berdaya guna. [1]
Perencanaan merupakan
suatu fungsi penganalisaan tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu
menjadi urutan tindakan yang sistematis. Perencanaan merupakan suatu organisasi
adalah suatu proses yang berkesinambungan, tidak akan pernah berhenti, karena
organisasi akan terus menghasilkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
unit-unit pelaksanaan. [2]
Dari batasan-batasan
yang telah ada dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu
kegiatan atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan
yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain [1]
:
a.
Perencanaan
harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik.
b.
Perencanaan
pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi
organisasi.
c.
Perencanaan
secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih
baik.
Secara sederhana dan
awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan
suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang
akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah
"rencana" (plan). [1]
Perencanaan kesehatan
adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang
di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[2]
Perencanaan akan
menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta
dan bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan
menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan
proses pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan
juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa akan datang,
yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang akan datang. Salah satu
tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan adalah menetapkan tujuan
jangka panjang dan pendek organisasi berdasarkan analisis situasi di luar
(eksternal) dan di dalam (internal) organisasi. [2]
Fungsi
Perencanaan
Fungsi perencanaan
adalah fungsi terpenting dalam manajemen. Fungsi ini akan menentukan fungsi –
fungsi manajemen selanjutnya. Perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi
manajemen. Tanpa perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya dapat
dilaksanakan dengan baik. Perencanaan manajerial terdiri dari perumusan
strategi dan penerapan strategi. Dalam perumusan strategi, manajer kesehatan
harus memiliki kemampuan ketrampilan konseptual, dan pada penerapan strategi,
manajer kesehatan harus memiliki ketrampilan teknis.
Fungsi perencanaan
dapat dilihat dari 4 aspek utama:
1.
Kontribusi
pada tujuan
2.
Keutamaan
perencanaan
3.
Penembusan
rencana
4.
Efisiensi
perencanaan
·
Kontribusi
Pada Tujuan
Tujuan
semua perencanaan adalah memfasilitasi perusahaan dalam mencapai semua
tujuannya. Merupakan prinsip utama dalam mencapai tujuan bersama perusahaan.
·
Keutamaan
Perencanaan
Perencanaan
adalah perintah yang berfungsi untuk melakukan eksekusi berjalannya fungsi
manajemen.
Walaupun
perencanaan juga bersifat aksi, tapi juga bisa menunjang tujuan bersama
perusahaan. Selain itu perencanaan harus dibuat sebelum fungsi manajemen yang
lain. Tentu saja semua fungsi harus juga direncanakan agar berjalan secara
efektif.
Perencanaan
dan pengawasan tidak bisa dipisahkan. Kegiatan yang tidak direncanakan tidak
dapat direncanakan, kontrol mengikuti jalur – jalur yang ada pada perncanaan.
·
Penembusan
Rencana
Perencanaan
merupakan fungsi dari manajer, meskipun karakter dan pelaksanaannya dari
perencanaan bermacam – macam tergantung dengan otoritas dan kebijakan alami
serta dibatasi oleh kekuatan. Hal tersebut secara virtual tidak mungkin untuk
membatasi dari lingkupan pilihan perencanaan.
Pengenalan
terhadap penembusan perencaaan melangkah jauh dalam mengklarifikasi pada bagian
dari sejumlah siswa yang mempelajari ilmu manajemen menuju pembedaan antara
pembuatan kebijakan (penyiapan penuntun untuk berfikir dalam membuat keputusan)
dan pekerja administrasi, atau antara manajer dan pekerja administrasi atau
pengawas. dikarenakan delegasi autoritas atau posisinya dalam organisasi,
mungkin membutuhkan lebih banyak perencanaan atau perencanaan yang lebih
penting dibandingkan yang lain, atau perencanaannya mungkin lebih mendasar dan
lebih aplikatif pada porsi yang luas terhadap perusahaan / swasta dibanding
terhadap yang lain. Bagaimanapun juga, semua rencana manajer - dari presiden
hingga pengawas -. dibatasi oleh prosedur – prosedur garis pandu yang jelas dan
tegas.
·
Effisiensi
dari Rencana
Efisiensi
terhadap rencana diukur menurut kontribusi sejumlah rencana terhadap beberapa
tujuan dan obyektivitas sebagai hasil dari pengeluaran biaya dan kosekuensi
lain yang diperlukan untuk merumuskan dan menjalankannya. Konsep efisiensi ini
mempunyai implikasi terhadap rasio normal daripada pemasukan dan pengeluaran.
Banyak
manajer memiliki berbagai recana yang mungkin tidak efisien jika biaya yang
dikeluarkan lebih besar dari pada hasil yang dicapai. Rencana mungkin juga
tidak efisien dalam mencapai obyek bila membahayakan kepentingan/kepuasan
kelompok.
Manfaat
Perencanaan
Manfaat perencanaan
bagi organisasi kesehatan adalah manajer dan staf organisasi kesehatan tersebut
dapat mengetahui :
a.
Tujuan
yang ingin di capai organisasi dan cara mencapainya
b.
Jenis
dan struktur organisasi yang dibutuhkan.
c.
Sejauh
mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.
d.
Bentuk
dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
e.
Aktivitas
organisasi dalam mencapai tujuan dapat dilaksanakan secara teratur.
f.
Menghilangkan
aktivitas yang tidak produktif.
g.
Mengukur
hasil kegiatan.
h.
Sebagai
dasar pelaksanaan fungsi manajemen lainnya.
Istilah
Yang Identik Dengan Perencanaan
1. Peramalan
Peramalan
(Forcasting) adalah suatu upaya mendga apa yang akan terjadi pada masa depan,
yang juga merupakan ciri perencanaan. Tetapi peramalan bukan perencanaan,
karena pada peramalan tidak ditemukan adanya unsur-unsur yang bersifat pasti
dan karena itu dapat diperhitungkan.
2. Penyelesaian Masalah
Penyelesaian
masalah (problem solving) adalah suatu upaya menghilangkan hambatan atau
masalah, yang juga merupakan ciri perencanaan. Tetapi penyelesaian masalah
bukan perencanaan, karena pada penyelesaian masalah tidak terkandung uraian
yang lengkap tentang bagaimana melaksanakan berbagai kegiatan.
3. Penyusunan program (programming)
Penyusunan
program adalah satu upaya menysusn rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan,
yang juga merupakan ciri perencanaan.
4. Penyusunan Rancangan
Penyususnan
rancangan (designing) adalah suatu upaya menghasilkan pedoman (bagan) kerja,
yang juga merupakan ciri perencanaan. Tetapi penyusunan rancangan bukan
perencanaan, karena hasil akhir perencanaan tidak terbatas hanya pada
penyusunan pedoman (bagan) kerja saja.
Aspek
Perencanaan
Ada 3 aspek
pokok yang di perhatikan dalam perencanaan :
1.
Hasil
dari pekerjaan perencanaan.
Hasil
perencanaan disebut plan, berbeda antara satu perencanaan kegiatan dengan perencana
kegiatan yang lain Ex : rencana kesehatan atau rencana pendidikan.
2.
Perangkat
pelaksanaan
Perangkat
pelaksanaan (Mechanic of planning) adalah suatu organisasi yang ditugaskan/yang
bertanggung jawabmenyelenggarakan pekerjaan pelaksanaan.
3.
Proses
perencanaan
Proses
perencanaan (process of planning) adalah langkah-langkah yang harus
dilaksanakan pada pekerjaan perencanaan
Ciri-Ciri
Perencanaan
1.
Bagian
dari sistem administrasi
2.
Dilaksanakan
secara terus menerus dan berkesinambungan.
3.
Berorentasi
pada masa depan.
4.
Mampu
menyelesaikan masalh.
5.
Mempunyai
tujuan
6.
Bersifat
mampu kelola.
Unsur – Unsur Perencanaan
Menurut Manullang (2009:41), rencana yang baik pada umumnya memuat
enam unsur yaitu what, why, where, when,
who, how. Selanjutnya menurut Hasibuan (2008 : 112), pertanyaan-pertanyaan
ini harus dijawab secara ilmiah, artinya atas hasil analisis data, informasi, dan
fakta, supaya rencana yang dibuat itu relatif baik, pelaksanaannya mudah dan
tujuan yang diinginkan akan tercapai. Pertanyaan itu secara rinci berupa[4]:
1. What (apa)
Apa
yang akan dicapai, tindakan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai sasaran,
sarana dan prasarana apa yang diperlukan, harus ada penjelasan dan rinciannya
2. Why (mengapa)
Mengapa
itu menjadi sasaran, mengapa ia harus dilakukan dengan memberikan penjelasan,
mengapa ia harus dikerjakan dan mengapa tujuan itu harus dicapai.
3. Where (di mana)
Di
mana tempat setiap kegiatan harus dikerjakan. Perlu dijelaskan dan diberikan
alasan-alasannya berdasarkan pertimbangan ekonomis.
4. When (kapan)
Kapan
rencana akan dilakukan. Penjelasan waktu dimulainya pekerjaan baik untuk
tiap-tiap bagian maupun untuk seluruh pekerjaan harus ditetapkan standar waktu
untuk memilih pekerjaan-pekerjaan itu. Alasan-alasan memilih waktu itu harus diberikan
sejelas- jelasnya.
5. Who (siapa)
Siapa
yang akan melakukannya, jadi pemilihan dan penempatan karyawan, menetapkan
persyaratan dan jumlah karyawan yang akan melakukan pekerjaan, luasnya wewenang
dari masing-masing pekerja.
6. How (bagaimana)
Bagaimana
mengerjakannya, perlu diberi penjelasan mengenai teknik-teknik pengerjaannya.
J.S. Tjeng Bing Tie (1964) dalam buku Dasar-dasar Manajemen yang
ditulis M. Manulung berpendapat bahwa perencanaan mengandung unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Tujuan Organisasi
Menjelaskan
rencana apa yang menjadi tujuan, tujuan tersebut dapat bersifat materiil untuk
mencari keuntungan sebesar-besarnya, maupun bersifat moral dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintah diantaranya dalam melayani masyarakat.
2. Politik Organisasi
Merupakan
peraturan atau pedoman yang digariskan bagi tindakan organisasi untuk mencapai
tujuan dengan hasil baik.
3. Prosedur
Memuat
prosedur, yakni urutan pelaksanaan yang harus dilakukan dalam melakukan
tindakan.
4. Anggaran Belanja
Yaitu
ikhtisar dari hasil-hasil yang diharapkan tercapai dan pengeluaran yang
diperlukan untuk mencapai hasil tersebut, yang dinyatakan dalam angka.
5. Program – Kegiatan
Merupakan
rangkaian tindakan untuk waktu yang akan datang.
Suatu perencanaan yang komprehensif harus memperhatikan
unsur – unsur penting sebagai berikut :
a. Visi dan misi.
b. Permasalahan, penyebab dan
prioritasnya.
c. Tujuan rencana pemecahan masalah.
d. Kebijakan kesehatan.
e. Rencana usulan kegiatan.
f. Rencana pelaksanaan kegiatan dan
perkiraan hambatan.
Jenis-Jenis
Perencanaan Kesehatan
Perencanaan atau
rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain :
1.
Dilihat
dari jangka waktu berlakunya rencana :
a.
Rencana
jangka panjang (long term planning),
yang berlaku antara 10-25 tahun.
b.
Rencana
jangka menengah (medium range planning),
yang berlaku antara 5-7 tahun.
c.
Rencana
jangka pendek (short range planning),
umumnya hanya berlaku untuk 1 tahun.
2.
Dilihat
dari tingkatannya :
a.
Rencana
induk (masterplan), lebih
menitikberatkan uraian kebijakan organisasi.
Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang
luas.
b.
Rencana
operasional (operational planning),
lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu
program.
c.
Rencana
harian (day to day planning) ialah
rencana harian yang bersifat rutin.
3.
Ditinjau
dari ruang lingkupnya :
a.
Rencana
strategis (strategic planning),
berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan
yang lama. Model rencana ini sulit untuk diubah.
b.
Rencana
taktis (tactical planning) ialah
rencana yang berisi uraian yang bersifat
jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak
berubah.
c.
Rencana
menyeluruh (comprehensive planning)
ialah rencana yang mengandung uraian
secara menyeluruh dan lengkap.
d.
Rencana
terintegrasi (integrated planning)
ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya
dengan program lain diluar kesehatan.
Meskipun ada berbagai
jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas namun prakteknya
sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut. Misalnya berdasarkan
tingkatannya suatu rencana termasuk rencana induk tetapi juga merupakan rencana
strategis berdasarkan ruang lingkupnya dan rencana jangka panjang berdasarkan
jangka waktunya.
Proses
Perencanaan
Perencanaan dalam suatu
organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi masalah, penentuan
prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi (pelaksanaan
pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul
masalah-masalah baru kemudian dari masalah-masalah tersebut dipilih prioritas
masalah dan selanjutnya kembali ke siklus semula.
Di bidang kesehatan
khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan
masalah (problem solving). Secara
terinci, langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut :
1.
Identifikasi Masalah
Perencanaan pada
hakekatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah. Oleh sebab itu,
langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi
masalah-masalah kesehatan masyarakat di lingkungan unit organisasi yang
bersangkutan. Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai
cara antara lain :
a.
Laporan-laporan
kegiatan dari program-program kesehatan yang ada.
b.
Survailance
epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.
c.
Survei
kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan.
d.
Hasil
kunjungan lapangan supervisi, dan sebagainya.
2.
Menetapkan
Prioritas Masalah
Kegiatan
identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang menunggu
untuk ditangani. Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga dan
teknologi maka tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus
(direncanakan pemecahannya). Untuk itu harus dipilih masalah mana yang "feasible" untuk dipecahkan. Proses
memilih masalah ini disebut memilih atau menetapkan prioritas masalah.
Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni :
2.1 Teknik Skoring
Yakni memberikan
nilai (scor) terhadap masalah
tersebut dengan menggunakan ukuran (parameter)
antara lain :
a.
Prevalensi
penyakit (prevalence) atau besarnya
masalah.
b.
Berat
ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity).
c.
Kenaikan
atau meningkatnya prevalensi (rate
increase).
d.
Keinginan
masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet need).
e.
Keuntungan
sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit).
f.
Teknologi
yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical
feasiblity).
g.
Sumber
daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (resources availability), termasuk tenaga
kesehatan.
Masing-masing
ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila masalahnya
besar diberi 5 paling tinggi dan bila sangat kecil diberi nilai 1. Kemudian
nilai-nilai tersebut dijumlahkan. Masalah yang memperoleh nilai tertinggi
(terbesar) adalah yang diprioritaskan, masalah yang memperoleh nilai terbesar
kedua memperoleh prioritas kedua dan selanjutnya.
2.2 Teknik Non Skoring
Dengan
menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu
juga disebut "nominal group tecnique
(NGT)". Ada 2 NGT yakni :
2.2.1 Delphi Technique
Yaitu
masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang
sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang
disepakati bersama.
2.2.2 Delbeq Technique
Menetapkan
prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah juga melalui diskusi kelompok
namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya
maka sebelumnya dijelaskan dulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama
terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas
masalah yang disepakati bersama.
3.
Menetapkan
Tujuan
Menetapkan
tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu
yang ingin dicapai oleh perencanaan tersebut. Penetapan tujuan yang baik
apabila dirumuskan secara konkret dan dapat diukur. Pada umumnya dibagi dalam
tujuan umum dan tujuan khusus.
3.1 Tujuan Umum
Adalah suatu tujuan
masih bersifat umum dan masih dapat dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus
dan pada umumnya masih abstrak.
Contoh
:
Meningkatnya
status gizi anak balita di kecamatan Cibadak.
3.2 Tujuan Khusus
Adalah
tujuan-tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus merupakan
jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan umum yang ditetapkan akan tercapai
apabila tujuan-tujuan khususnya tercapai.
Contoh :
Apabila tujuan umum
seperti contoh tersebut di atas dijabarkan ke dalam tujuan khusus menjadi sebagai
berikut :
·
Meningkatnya
perilaku ibu dalam memberikkan makanan bergizi kepada anak balita.
·
Meningkatnya
jumlah anak balita yang dittimbang di Posyandu.
·
Meningkatnya
jumlah anak yang berat badannya naik, dan sebagainya.
4.
Menetapkan
Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan
adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya kegiatan mencakup 3 tahap
pokok, yakni :
·
Kegiatan
pada tahap persiapan, yakni keggiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan
pokok dilaksanakan, misalnya rapat-rapat koordinasi, perizinan dan sebagainya.
·
Kegiatan
pada tahap pelaksanaan yakni keegiatan pokok program yang bersangkutan.
·
Kegiatan
pada tahap penilaian, yakni keggiatan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian program
tersebut.
5.
Menetapkan
Sasaran (Target Group)
Sasaran (target
group) adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap oleh program yang
direncanakan tersebut. Sasaran program kesehatan biasanya dibagi dua, yakni :
a.
Sasaran
langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenai oleh program tersebut.
Misalnya
kalau tujuan umumnya : Meningkatkan status gizi anak balita seperti tersebut di atas maka sasaran langsungnya
adalah anak balita.
b.
Sasaran
tidak langsung adalah kelompok yang menjadi sasaran antara program tersebut
namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.
Misalnya
: seperti contoh tersebut di atas, anak balita sebagai sasaran langsung
sedangkan ibu anak balita sebagai sasaran tidak langsung. Ibu anak balita,
khususnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak sangat
menentukan status gizi anak balita tersebut.
6.
Waktu
Waktu yang
ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan jenis perencanaan
yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mencapai
tujuan. Oleh sebab itu, waktu dan kegiatan sebenarnya dapat dijadikan satu dan
disajikan dalam bentuk matriks, yang disebut gant chart.
7.
Organisasi
dan Staf
Dalam bagian ini
digambarkan atau diuraikan organisasi sekaligus staf atau personel yang akan
melaksanakan kegiatan-kegiatan atau program tersebut. Disamping itu juga
diuraikan tugas (job description)
masing-masing staf pelaksana tersebut. Hal ini penting karena masing-masing
orang yang terlibat dalam program tersebut mengetahui dan melaksanakan
kewajiban.
8.
Rencana
Anggaran
Adalah uraian
tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari
persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana biaya ini
dikelompokkan menjadi :
a.
Biaya
personalia
b.
Biaya
operasional
c.
Biaya
sarana dan fasilitas
d.
Biaya
penilaian
9.
Rencana
Evaluasi
Rencana evaluasi
sering dilupakan oleh para perencana padahal hal ini sangat penting. Rencana
evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai
sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai.
Sesuai pendapat A.M.
Williams, sebagaimana dalam buku Soewarno Handayaningrat (1996:135), proses
perencanaan meliputi[5]:
1.
Menentukan/
menetapkan dengan jelas maksud dan tujuan, menentukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang akan dilakukan, maksud dan tujuan adalah
sasaran yang ingin dicapai.
2.
Menentukan
alternatif, memperhatikan factor-faktor yang dihadapi yaitu kejadian-kejadian
yang akan datang, termasuk waktu yang diperlukan, kondisi/situasi untuk
menentukan pilihan dari alternatif-alternatif yang ada.
3.
Mengatur
sumber-sumber yang diperlukan, antara lain man,
money, equipment, materials, time will be need.
4.
Menentukan
organisasi, metode dan prosedur
5.
Menentukan/menetapkan
rencana itu sendiri.
Menurut Siagian (1996:
111-115), proses perencanaan dapat ditinjau dari atau fungsi perencanaan dapat
dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara, yaitu:
1.
Mengetahui
sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik, yaitu:
a.
Rencana
harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
b.
Rencana
harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan organisasi.
c.
Rencana
harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik-teknik perencanaan.
d.
Rencana
harus disertai oleh suatu perincian yang teliti, artinya rencana harus diikuti
oleh programming.
e.
Rencana
tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksana.
f.
Rencana
harus bersifat sederhana, dimana rencana itusistematik, prioritas jelas, bahasa
mudah dipahami oleh semua kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sudah tercakup.
g.
Rencana
harus luwes, meskipun pola dasar harus bersifat permanen dan tidak berubah,
tapi tergantung keadaan yang dihadapi untuk mengadakan perubahan dan
penyesuaian.
h.
Di
dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko.
i.
Rencana
harus bersifat praktis (Pragmatis), artinya suatu rencana harus dapat dicapai
dengan memperhitungkan tujuan, kapasitas organisasi, faktor lingkungan, dan
lain-lain.
j.
Rencana
harus merupakan forecasting, rencana harus merupakan peramalan atas keadaan
yang mungkin dicapai.
2.
Memandang
proses perencanaan sebagai suatu rangkaian perencanaan yang harus dijawab
dengan memuaskan, yaitu:
a.
Apakah
kegiatan yang harus dijalankan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
b.
Dimana
kegiatan tertentu tersebut akan dilaksanakan.
c.
Dalam
perencanaan harus tergambar sistem prioritas yang akan digunakan, penjadwalan
waktu, target phase-phase tertentu yang akan dicapai.
d.
Bagaimana
cara melaksanakan kegiatan-kegiatan ke arah tercapainya tujuan.
e.
Dalam
perencanaan harus tergambar tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab.
3.
Memandang
proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan
menggunakan teknik-teknik ilmiah, yaitu:
a.
Mengetahui
sifat hakiki dari masalah yang dihadapi.
b.
Kumpulkan
data, yang dimaksud data adalah fakta yang relevan dengan tujuan yang hendak
dicapai, informasi dari unit organisasi yang lebih rendah, saran dari anggota
organisasi yang akan menjadi pelaksana, ide bawahan dan kritik dari dalam dan luar
organisasi.
c.
Analisa
data.
d.
Penentuan
beberapa alternative.
e.
Memilih
cara yang kelihatannya terbaik.
f.
Pelaksanaan
pembuatan rencana tersebut.
g.
Penilaian
hasil yang dicapai
Sifat
Suatu Rencana Yang Baik
Menurut Manullang (2009
: 44) rencana yang baik, haruslah mengandung sifat-sifat sebagai berikut :
1.
Pemakaian
kata-kata yang sederhana dan terang. Kata-kata dalam kalimat-kalimat yangaaa
dipergunakan oleh suatu rencana haruslah sederhana dan mudah dimengerti untuk
meniadakan penafsiran yang berbeda.
2.
Fleksibel,
rencana tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah yang
tidak diduga sebelumnya
3.
Mempunyai
stabilitas,
4.
Ada
dalam perimbangan, artinya pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada
setiap unsur organisasi seimbang dengan kebutuhannya.
5.
Meliputi
semua tindakan yang diperlukan, rencana harus meliputi segala-galanya hingga
terjamin koordinasi dari tindakan seluruh unsur-unsur organisasi.
Menurut Hasibuan (2008
: 111), syarat rencana yang baik yaitu :
1.
Rencana
harus mempunyai tujuan yang jelas, objektif, rasional, dan cukup menantang
untuk diperjuangkan
2.
Rencana
harus mudah dipahami dan penafsirannya hanya satu.
3.
Rencana
harus dapat dipakai sebagai pedoman untuk bertindak ekonomis rasional.
4.
Rencana
harus menjadi dasar dan alat untuk pengendalian semua tindakan.
5.
Rencana
harus dapat dikerjakan oleh sekelompok orang.
6.
Rencana
harus menunjukkan urutan-urutan dan waktu pekerjaan.
7.
Rencana
harus fleksibel, tetapi tidak mengubah tujuan.
8.
Rencana
harus berkesinambungan
9.
Rencana
harus meliputi semua tindakan yang akan dilakukan.
10. Rencana harus berimbang artinya
pemberian tugas harus seimbang dengan penyediaan fasilitas.
11. Dalam rencana tidak boleh ada
pertentangan antar departemen,hendaknya saling mendukung untuk tercapainya
tujuan perusahaan.
12. Rencana harus sensitif terhadap situasi,
sehingga terbuka kemungkinan untuk mengubah teknik pelaksanaannya tanpa mengalami
perubahan pada tujuannya.
13. Rencana harus ditetapkan dan
diimplementasikan atas hasil analisisdata, informasi dan fakta.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Notoatmodjo,
Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2.
Jakarta : Rineka Cipta.
2.
Muninjaya,
Gde. 2004. Manajemen Kesehatan.
Jakarta: EGC
3.
Notoatmodjo,
Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat :
Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Cipta.
4.
Hasibuan
Malayu SP. 2005. Manajemen: Dasar,
Pengertian dan Masalah, Edisi revisi, cetakan 4. Jakarta : Bumi Aksara.
5.
Handayaningrat
Soewarno. 1996. Pengantar Study Ilmu
Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Haji Masagung.
No comments:
Post a Comment