Soadara/sodari YTH.... setiap mengunjungi Blog ini Jangan Lupa nge-Klik Iklan nya ya.....Terima kasih :)
2.1 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
2.1.1
Definisi P3K
·
Pertolongan
Pertama yaitu Pemberian
pertolongan, perawatan atau pengobatan untuk waktu yang singkat dengan tujuan
untuk mencegah maut jika bahaya maut sudah ada, untuk mencegah dari bahaya
cacat, untuk mencegah infeksi, dan untuk mencegah rasa sakit. Bahaya maut
misalnya : penderita berada dalam keadaan shock (gugat), dan pendarahan yang
hebat. Bahaya cacat dibedakan menjadi 2 macam yaitu cacat rohani dan cacat
jasmani. Cacat rohani (sakit jiwa) yaitu kecelakaan yang mengenai otak. Cacat
jasmani yaitu cacat yang timbul karena kehilangan salah satu anggota badan,
mata, kaki atau tangan. Infeksi adalah kemasukan hama dalam badan yang terluka
sehingga menimbulkan rasa sakit. Pada pertolongan pertama ini bukan memusnahkan
hama yang masuk dalam luka melainkan agar infeksi tersebut tidak ditambah
dengan perbuatan yang salah. Sehingga yang harus dilakukan adalah membersihkan
luka, ditutup dengan kasa steril kemudian dibalut dengan kain pembalut.
Sebaiknya segera bawa ke rumah sakit untuk penangan lebih lanjut.
·
P3K
merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui
teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak
terlatih ketika kita benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya
jika kita langsung praktek tanpa membaca teori kemungkinan besar kita akan
melakukan pertolongan yang salah pada korbanSebagai seorang pecinta alam,
materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam seringkali tidak dapat
diduga dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan
tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka
satu-satunya pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban
kerumah sakit atau dokter terdekat.
·
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah
upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum
mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini
berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang
sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh
petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban.
Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana
dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan
benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban
dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa
memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.
2.1.2 Maksud, Kegunaan Dan Tujuan P3k
Maksud P3K adalah untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaanv ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum korban dibawa kerumah sakit agar kejadian yang lebih buruk dapat dihindari.
Tujuannya
adalah mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah penurunan kondisi badan
atau cacat.
2.1.3 Sikap, Kewajiban Dan Wilayah Seorang Penolong
Sikap penolong :
1. Tidak panic, bertindak cekatan, tenang tidak terpengaruh keluhan korban
jangan menganggap enteng luka yang
diderita korban.
2. Melihat pernapasan korban jika perlu berikan pernapasan buatan.
2. Melihat pernapasan korban jika perlu berikan pernapasan buatan.
3.
Hentikan pendarahan, terutama luka luar yang lebar.
4.
Perhatikan tanda-tanda shock.
5.
janganterburu-buru memindahkan korban, sebelum kita dapat menentukan jenis dan
keparahan luka yang dialami korban.
Kewajiban Penolong :
1.
Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan
2.
Perhatikan keadaan penderita
3.
Merencanakan dalam hati cara-cara pertolongan yang akan dilakukan
4. Jika korban meninggal beritahu polisi atau bawa korban kerumah sakit
Wilayah Penolong:
4. Jika korban meninggal beritahu polisi atau bawa korban kerumah sakit
Wilayah Penolong:
Pertolongan
pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa
korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan
memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
2.1.4 Teknik Dalam P3k
Prioritas dalam P3K
Urutan
tindakan secara umum:
1.
Cari keterangan penyebab kecelakaan
2.
Amankan korban dari tempat berbahaya
3.
Perhatikan keadaan umum korban; gangguan
pernapasan, pendarahan dan
kesadaran.
4.Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5. Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
4.Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5. Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.
2.2 CEDERA
DAN PENATALAKSANAAN
Pada
pemberian pertolongan kita dapat menemukan berbagai macam dan jenis luka : luka
gesek, luka terpotong, luka tusuk, luka robek, luka bakar. Semua luka ini dapat
bervariasi dalam ukuran dari kecil sampai besar, dari permukaan sampai dalam,
dan dalam hubungannya dengan faktor kehilangan darah.
definisi
luka adalah rusaknya kulit dan gangguan jaringan-jaringan yang ada didalmnya,
seperti pembuluh darah, saraf, otot, selaput tulang dapat dijangkitinya. Jadi
orang yang menolong harus bertindak sahigienis mungkin agar resiko infeksi
dapat dibatasi. Pada P3K dapat dibedakan :
·
luka-luka luar yang menyebabkan
kehilangan darah
·
luka-luka dalam yang menyebabkan
kehilangan darah
a. luka-luka luar yang menyebabkan
kehilangan darah
Misalnya
luka-luka gesek atau luka karena terpotong. Perdarahan dapat dilihat dengan
jelas dapat menunjukkan tempat luka.
b. luka-luka dalam yang menyebabkan
kehilangan darah
Dalam
kejadian ini darah tidak terlihat, tetapi bagis eorang dokter zering terlihat
denagn cepat melalui tanda-tanda lain yang diperlihatkan korban. Contoh
luka-luka dalam kehilanagn darah :
·
perdarahan dalam rongga tengkorak
·
perdarahan dalam rongga dada
·
perdarahan dalam rongga perut
·
benturan
·
terjepit
·
dislokasi sendi
·
patah tulang tertutup (tidak merusak
jaringan kulit).
c.
penanganan luka-luka luar yang menyebabkan kehilangan darah
·
luka kecil yang dapat kita tangani
sendiri
·
luka besar yang harus ditangani
seorang dokter
Luka-Luka Kecil
Misalnya
luka-luka lecet dan luka terpotong yang relatif kecil. Luka ini biasanya
diikuti perdarahan kecil / sedikit. Yang paling baik adalah biarkan luka itu
berdarah sebentar agar kotoran yang nempel dibawa darah yang keluar. Setelah
itu luka diberi obat desinfektan misalnya strerilon atau betadin-jodium.
Sebelum memakainya baca aturan pakainya. Untuk disinfektan luka lebih baik
dipakai Jodium-tinkture. Obat ini kira-kira umurnya 6 bulan dan berada dalam
keadaan baik, dan hanya beberapa orang saja yang mencatat tanggal belinya obat
ini. Selang beberapa waktu, Jodium itu akan mengering dan akan mempunyai akibat
negatif terhadap luka. Disamping itu akan menimbulkan rasa nyeri yang kuat pada
luka dan ada orang-orang yang sangat peka terhadap obat disinfektan luka. Setelah
mendisinfektan luka, maka kita haris membalutnya. Untuk itu kita pakai kain
kasa hidrofil dan plester (mis, hansaplast). Ingat hansaplast tak boleh
dibiarkan berhari-hari karena ini dapat mengakibatkan infeksi.
Luka Yang Besar
Disini
meliputi luka-luka besar karena terpotong, tertusuk, atau robek. Luka-luka ini
harus dirawat dokter. Luka-luka tusuk dapat disebabkan oleh pisau atau suatu
alat yang tajam. Paad awalnya terlihat bahwa luka ini hanay kecil, dan bagi
seorang yang kurang ahli ia tak dapat menentukan kerusakan apa yang terjadi
pada organ-organ dibawahnya. Luka-luka robek misalnya yang terjadi karena
gigitan anjing atau kucing (kadang-kadang juga orang). Luka-luka dengan
pinggiran yang tidak rata menjadi salah satu ciri dari luka-luka ini. Tanpa
bantuan seorang ahli, luka-luka ini akan sembuh dengan kurang baik dan akan
meninggalkan bekas-bekas yang daalm, luka-luka yang harus dirawat oleh seorang
dokter, hanya boleh dibalut dengan kain perban (snelverband) dalam pemberian P3K.
selanjutnya tidak boleh dilakukan apa-apa pada luka, jari jangan diberi salep atau desinfektan.
2.3 PERDARAHAN
Secara
sepintas dapat kita bagi dalam 2 jenis perdarahan:
Ø Perdarahan
pembuluh nadi
Ø Perdarahan
pembuluh vena
a. Perdarahan
pembuluh nadi
Perdarahan pembuluh
nadi harus dengan cepat dihentikan, karena pada umumnya kehilangan darah yang
banyak disini dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Jadi penting agar
penolong dapat secepatnya mengetahui tempat menekan nadi, agar tertutup aliran
darahnya. Ini seharusnya dapat dilakukan dengan mata tertutup. Ini berarti
bahwa harus dilakukan latihan dibawah bimbingan seorang ahli. Tempat-tempat
menekan nadi terdapat pada tempat-tempat dimana urat nadi dapat dirasakan
diatas tulang, yang dapat kita tekan kearah tulang.
Perdarahan pembuluh
nadi pada lengan bawah
Disini kita melihat
darah memancur. Dalam hal ini kita tekan urat nadinya yang lewat tulang lengan
bagian atas, bagian dalam lengan atas dibawah bisep. Korban harus rebah atau
duduk dan lengan yang terluka harus keatas.
Perdarahan pembuluh
nadi di ketiak
Untuk dapat
menghentikan perdarahan ini, kita harus menekan nadi yang berada pada sisi yang
terluka, yang berada diatas rusuk yang paling atas. Ini paling mudah dapat
dilakukan jika korban menekuk kepalanya kearah sisi yang terluka. Kita
tempatkan jempol tangan kita dalam tekukan antara leher dan bahu akan menekan
kearah rusuk yang paling atas.
Perdarahan pada
pembuluh nadi jari tangan
Cara menekan nadi
sampai tertutup dapat biasanya dilakukan penderita itu sendiri. Untuk ini
tangan-tangan harus dilipat dan saling menjepit dengan baik. Jika korban tak
dapat melakukan ini, karena misalnya lumpuh ditangan, maka penolong harus
bersama-sama dengan tangan penderita saling mengunci, hingga dapat memberikan
tekanan yang diperlukan.
Perdarahan pada
pembuluh nadi lipatan paha
Tekanan yang dapat
menutup nadi pada lipatan paha tidak begitu mudah. Penolong dapat mencoba dulu
dengan kedua jempolnya menekan nadi keatas tulang kemaluan. Jika tidak berhasil
dengan cara ini, usahakan dengan menggenggam tangan yang lurus sebanyak mungkin
menekan keatas luka. Ini dilakukan dengan baik jika korban tidur terlentang.
Ini juga posisi yang dianjurkan pada metode yang lain untuk menghentikan
perdarahan semacam ini. Yaitu penderita harus dengan kedua tangannya memegang
lututnya dan menarik kearah dirinya. Untuk dapat memberikan tekanan yang besar
dapat dilakukan dengan bantuan saputangan atau kain perban yang membungkus
sebatang kayu, diletakkan pada lipatan antara perut dan paha.
Penekanan pembuluh nadi harus dilakukan minimal selama 5 menit.
Dan setelah itu perlu dilihat apakah perdarahan sudah berhenti. Selanjutnya
dibalut dengan perban tekan, dan untuk perawatan lebih lanjut pergi kedokter.
b. Perdarahan
pembuluh darah
Perdarahan
hidung
Salah satu jenis perdarahan pembuluh yang paling sering
muncul. Ini dengan cepat dapat ditangani: bersihkan hidung sambil membuang
udara kencang-kencang dari hidung, duduklah dalam posisi seperti orang yang
membaca, dan tekanlah 5 menit hidung rapat-rapat sambil memegang hidung antara
jempol dan telunjuk lalu tekanlah cuping-cuping hidung bersama-sama ketengah
hidung. Jika perdarahan tidak berhenti, hubungi dokter. Jika perdarahan hidung
sering timbul lebih baik konsultasi dengan seorang dokter. Dalam pembalutan
perdarahan pembuluh darah kita dapat mempergunakan kain perban darurat atau
perban bebat yang dapat dipergunakan dengan cepat.
2.4
BENTURAN, KESELEO DAN DISLOKASI SENDI
Benturan,
keseleo, dan dislokasi sendi
Pengertian benturan dan keseleo kadang masih dipakai
secara tumpang tindih untuk pengertian yang sama, karena tanda-tanda yang
timbul dari gejala ini banyak persamaannya. Tapi dalam kenyataannya kedua hal
ini berbeda.
a.
Benturan
Suatu
benturan terjadi karena jatuh, terbentur, terjepit dan lain sebagainya.
Kesungguhan yang terjadi pada suatu benturan tergantung pada tempat dimana hal
ini terjadi. Ini pada umumnya sering menjadi perhatian utama. Karena pada suatu
benturan terdapat pembuluh darah yang pecah, maka terjadi perdarahan dibawah
kulit.
Tanda-tanda
terjadinya benturan adalah:
Ø Sakit
Ø Pembengkakan
Ø Berwarna
(tempat berwarna biru)
Ø Kadang
kehilangan fungsinya, karena sakit dan bengkak
Pertolongan pertama tertuju pada
tindakan untuk menghentikan perdarahan. Untuk ini kita letakkan bagian yang
terbaru 10 menit kedalam air dengan yang mengalir, atau kita letakkan kompres
es atau yang disebut “cold packs” pada tempat yang sakit.
Setelah itu kita ambil kain perban tekan
dan bebat bagian yang terbentuk dan meletakkan bagian yang terbentuk lebih
tinggi agar dapat diistirahatkan.
b.
Keseleo
Keseleo
dapat mengakibatkan pengaruh yang jelek terhadap persendian seperti
padapergelangan tangan, lutut dan pergelangan kaki. Tanda-tandanya kurang lebih
sama seperti yang terjadi pada benturan:
Ø Sakit
Ø Bengkak
Ø Kemudian
timbul perubahan warna
Ø Masalah-masalah
gerakan persendian
Pertolongan pertama pada garis besarnya
sama seperti pada benturan. Pada kejadian tejadi keseleo dipergelangan tangan
harus dipasang metila. Tindakan terakhir adalah kita serahkan korban yang
mengalami keseleo pada dokter.
c.
Dislokasi sendi
Dislokasi
sendi terjadi karena: beban yang terluka besar dalam gerak yang harus diterima
oleh persendian, sehingga persendian keluar dari mangkuknya. Disini terjadi
robekan pada jaringan ikat persendian dan jaringan penutup persendian, terjadi
juga kerusakan pada pembuluh darah. Tanda-tandanya adalah:
Ø Sakit
Ø Perubahan
posisi yang tidak wajar dari anggota badan tersebut
Ø Tidak
ada kemampuan menggerakkan persendian
Bahaya dari dislokasi sendi adalah pembuluh
darah dan saraf dapat terjepit. Pertolongan pertama pada dislokasi sendi
adalah: imobilisasi persendian. Bagian badan terkena harus diberi
penopang/pelindung, mis,dengan mitela dan korban harus dianjurkan pergi
kedokter
Keadaan
dimana persendian keluar dari sendinya, lalu kembali lagi. keseleo disini sebetulnya bukan seperti istilah orang awam, urat
terkilir. Tetapi lebih parah, hiongga ter lihat persendian bengkak dan merah
kebiruan karena perdarahan di sekitar selaput sendi (ligament dan fascia)
akibatak robeknya selaput sendi. Keseleo atau persendian bergeser sering
terjadi pada sendi pergelangan tangan dan pergelangan kaki, akibat dari gerakan
memutar yang berlebihan.
Pertolongannya:
·
Istirahatkan
korban dengan letak keseleo ditnggikan
·
Boleh
dikomperes air hangat dan urut hati-hati
·
Bila
lutut dipasang kness dekker, lakukan pembalutan agar keras pada bagian lain
·
Bawa
ke RS untuk memastikan apakah ada retak atau patah tulang
2.5 PATAH TULANG
Patah
tulang
Patah tulang adalah
terputusnya hubungan tulang yang normal. Patah tulang dapat dibagi dalam:
Ø Bentuk
dari garis patah
Ø Sifat
patah tulang
a. Bentuk
garis patahan
Suatu tulang dapat dapat patah sebagian.
Ini kita namakan tulang retak. Ini juga dinamakan fisura (celah/retak)
Jika ada retakan pada seluruh tulang,
kita namakan patah tulang tunggal
Pada patah tulang yang jamak terdapat
beberapa garis-garis patahan pada tulang. Dalam hal ini kita juga namakan patah
berkeping-keping atau patah remuk
b. Sifat
patahan
Patah tulang tertutup: tulang patah (tanpa
memperhatikan garis patahan), tapi kulit tetap utuh
Suatu patah tulang terbuka: tulang patah
dan pada tempat itu kulit juga terluka, dan dapat terjadi bahwa sebagian tulang
mencuat keluar. Pada tempat patahan tulang berada dalam keadaan telanjang dan
terkena udara luar, hingga ini dapat mengakibatkan suatu infeksi yang serius.
Setiap patah tulang
akan disertai suatu perdarahan. Ini disebabkan karena kerusakan dari sumsum
ditengah tulang dan oleh karena kerusakan pembuluh darah. Perdarahan semacam
ini (sering) tidak terlihat. Suatu patah tulang dapat diketahui dan:
Sakit
Pembengkakan karena ada perdarahan
Orang tidak dapat menggunakan bagian
badan yang terkena
Sering terjadinya timbulnya posisi
abnormal dari kaki atau tangan atau menjadi lebih pendek
Kadang-kadang terjadi kemampuan gerak
yang abnormal dari tangan atau kaki
Kadang-kadang korban dapat menceritakan
sendiri bahwa ia mendengar tulang itu patah.
Dalam pemberian
pertolongan pertama pada patah tulang kita harus melakukan hal-hal yang
berikut. Patah tulang tak boleh saling bergeser atau bergerak. Jika tidak akan
terjadi kerusakan yang lebih lanjut. Pada pembuatan kondisi imobilisasi patahan
disekitar bahu, tulang selangka atau lengan bagian atas, dapat dilakukan dengan
apa yang dinamakan “dasi lebar”. Pada patah dilengan bagian bawah, pergelangan
tangan, harus dipasang metila.
Menurut kontaminasinya:
a.
Patah tulang tertutup: ujung tulang
tak berada di luar
tanda-tanda: gerakan tak normal, tambahan adanya bengkak, sakit bila digerak.
tanda-tanda: gerakan tak normal, tambahan adanya bengkak, sakit bila digerak.
Pertolongan:
usahakan tulang yang patah tidak bergerak dengan memasang bidai dan bawa keRS.
b.
Patah tulang terbuka: ujung tulang berada di luar.
Tanda-tanda: tulang mencuat keluar, menjadi kotor, pendarahan sulit dihentikan.
Tanda-tanda: tulang mencuat keluar, menjadi kotor, pendarahan sulit dihentikan.
Pertolongan:
mencuci luka dengan air bersih, tulang yang keluar dimasukan, tutup dengan
kassa steril, gunakan anti septic, pasang perban elastic dan setelah selesai
pasang bidai dan langsung transportasi.
Jenis patah tulang terbuka:
3.1. patah tulang belakang,
Sulit ditentukan bila keliru akan fatal
Pertolongan: bila korban jatuh atau jatuh terduduk yang keras dan mengeluh sakit di punggung dan nyeri jika ditekan maka korban tidak boleh duduk, punggung harus tetap datar dan di transportasi dalam keadaan telentang dan di bidai.
3.2.
Patah tulang panggul.
Sulit
menentukannya
Pertolongan:
bila korban jatuh terduduk atau miring dan mengeluh nyeri dan sakit untuk
duduk, maka langsung saja di transportasi dalam keadaan berbaring.
3.3. Patah tulang rusuk.
Tanda-tanda:
ada trauma, untuk bernapas dalam sakit, nyeri tekan napas tertahan.
Pertolongan:
hati-hati jangan sampai mengangkat dengan menekan daerah dada karena bisa jadi
patahan tulang rusuk menembus paru-paru ynag akan berakibat fatal. Dapat
dibantu dengan pemasangan plester lebar dari punggung, memutar ke dada, secara
perlahan langsung transportasi ke RS, korban dalam keadaan duduk atau berbaring
asal bagian yang patah tidak tertekan.
3.4. Patah tulang kecil-kecil.
Pertolongan:
untuk meta karpal dan jari-jari tangan, korban menggenggam bola karsa kemudian
dibalut dengan elastic perban. Tetapi untuk metatarsalia dan jari-jari kaki
cukup langsung dipasang perban elastic.
2.6 TENGGELAM
Sebagai perawat orang sakit anda
jarang berhadapan dengan masalah orang yang tenggelam. Satu-satunya tempat
dimana bisa terjadi seorang tenggelam adalah dikamar mandi. Anda harus hadir
disana juga. Hanya dengan cara ini nada akan tahu kapan pasien yang bersangkutan
membahayakan dirinya dikamar mandi. Dalam hal terjadi demikian maka harus
diupayakan agar kepala pasien tetap berada diatas air dan sementara itu air
dari bak dikeluarkan agar kosong dan pada waktu yang bersamaan memanggil orang lain untuk minta bantuan.
Untuk menangani orang tenggelam diperlukan suatu reaksi yang cepat.
Pada kejadian tenggelam dimana
individu tersebut tak sadar kita dapat melihat tanda-tanda yang berikut ini :
·
warna kebiru-biruan sampai
keabu-abuan
·
tidak bereaksi jika diajak bicara
·
tidak bereaksi pada rangsang sakit
·
tidak terlihat gerak pernapasan
Jika kita melihat tanda-tanda ini,
cepat-cepat kita harus lakukan pernapasan buatan dengan cara mulut ke mulut
atau mulut ke hidung. Setiap detik kita tunda, akan berarti berkurangnya
kesempatan untuk memulihkan korban kembali, oleh karena otak hanya dapt waktu
yang pendek dapat bertahan tanpa zat asam, dan segera agar rusak dan tak dapat
dibutuhkanlagi.cara melakukan pernapasan mulut-mulut atu mulut-hidung. Setelah
pertolonga pertama diberikan pada korban tenggelam, dokter harus memeriksa
korban.
2.7 TERBAKAR
Kebakaran
adalah kecelakaaan yang paling sering terjadi. Setiap orang mungkin pernah
mengalaminya terbakar, atau kita melihat akibat-akibat kebakaran pada seorang lain.
Luka bkaar dapat berbeda-beda dalam luas permukaan yang terbakar dari kecil
sampai besar, dan juga berbeda dalam akan kedalaman lukanya. Sebab dari luka
bakar biasanya bersatu . kebakaran dapat terjadi karena :
·
kontak dengan cairan-cairan yang
panas seperti air panas, minyak/lemak yang panas,
·
kontak dengan benda yang panas
seperti : setrika, panci / ketel, dll
·
kontak dengan api, seperti pada
suatu alat pembakar atau korek api
·
kontak dengan sinar matahari misal
terlalu lama berjemur
·
listrik,
·
minum atau zat-zat yang menggigit
seperti air raksa, asam cuka, yang dapat menimbulkan luka bakar pada lapisan
lendir dalam saluran pencernaan kita.
Contoh
Christa
dan judih mengorganisasi suatu pesta karena mereka naik tingkat dua. Oleh
karena cuaca baik, mereka bersama-sama dengan teman-teman mengadakan panggang
daging di halaman rumah mereka. Salah seorang teman wanitanya mengatakan bahwa
alat pemanggangnya kurang besar nyala apinya, sehingga ia menyiram tambahan
spirtus kedalam api yang menyala. Oleh nyala api yang kemudian timbul membakar
tangannya dan juga rambutnya. Setiap orang sangat kaget, dan suasana pesta pun
jadi kacau. Christa yang mengikuti kursus P3K, segera membawa anak laki-laki
itu kedalam rumah, dan memasukan tangannya dalam air dngin yang mengalir.
Ini
suatu contoh kebakaran yang sering terjadi, karena kurang hati-hati sehingga
luka bakar pada tangan. Tindakan P3K yang dilakukan christa adalah satu-satunya
tindakan yang paling tepat dilakukan saat itu. Bagian yang terkena secepat
mungkin di dinginkan denagn air dingin yang bersih. Keseriusan suatu luka bakar
dapat dilihat dari derajatnya :
·
Luka bakar derajat pertama
: kulit menjadi merah, agak membengkak dan terasa sakit.
·
Luka bakar derajat kedua :
kulit menjadi merah, kulit melepuh, dan tempat yang terkena sakit
·
Luka bakar derajat ketiga :
kulit (jika ada nyala api) menjadi putih atau putih atau kekuning-kuningan dan
kering. Bagian yang terkena tak terasa sakit
jika pada tingkat ketiga ada nyala
api, maka kulit menjadi hitam. Ini yang dinamakan proses pengarangan. Pada
derajat tiga ini, kulit yang terbakar tak dapat diperbaiki lagi jadi normal.
Kesungguhan dari akibat bakar ini tergantung pada tiga hal :
·
Peningkatan suhu yang mengenai permukaan
kulit
·
Waktu antara awal dan akhir terjadi kebakaran
·
Luasnya permukaan kulit yang terbakar
·
Kualitas dari peredaran darah
pertolongan
pertama pada luka bakar
pemberian
pertolongan pada luka bakar terdiri dari langkah-langkah yang berikut ini :
·
memadamkan api termasuk mematikan
sumber panas
·
mendinginkan bagian badan yang
terkena dengan bantuan air dingin
·
menutupi dengan steril bagian tubuh
yang terkena
·
menghubungi pihak yang ahli dalam
pemberian bantuan ini
·
mengusahakan pengangkatan yang cepat
dari korban
2.7.1
Akibat fisik dari suhu tinggi atau rendah
·
akibat fisik dari suhu tinggi
juga
temperatur yang tak begitu tinggi yang dapat mengakibatkan luka bakar dapat memberikan akibat secara
fisik yang serius. Dalam contoh-contoh berikut ini dapat dilihat
akibat-akibatnya :
contoh :
wilma kerja sebagi
perawat dirumah sakit anak-anak. Padabagian perawatan terdapat suhu rata-rata
26 ̊ C. dalam lingkungan ini pekerjaan ynag dilakukan sangat melelahkan, dan
banyak garam dan air dikeluarkan dalam bentuk keringat.
dalam suhu
bangunan besar terdapat perdagangan bawang merah pada musim panas yang suhunya
34 ̊ C. pada suhu ini bawang merah disortir dalam kantong-kantong denagn berat
masing-masing 50 kg dan diangkat menggunakan tenaga manusia.
Karena
melaksanakan pekerjaan yang keras dalam ruangan yang lembab dan panas, maka
bisa terjadi gangguan pada pengaturan suhu tubuh. Dalam situasi normal suhu
tubuh diatur melalui penegluaran keringat badan kita. Melalui penguapan
keringat ini, badan mengalami penurunan suhu. Jika tidak keluar keringat, atau
keringat tidak dapat menguap, karena udara dengan kelembaban yang tinggi
ataupun karena berpakaian tebal, maka akn terjadi gangguan dalam pengaturan
suhu tubuh kita. Dalam hal inbi dikatakan "terperangkap panas"
(penimbunan panas badan).
tanda-tanda
seseorang kepanasan adalah :
·
kulit panas , kering dan merah
·
korban merasa mual
·
korban merasa kacau, mengantuk, dan
akhirnay pinsan
pertolongan
pertama pada gangguan suhu panas
pertolongan
pertama ditujukan pada usaha-usaha untuk secepatnya menormalkan kembali suhu tubuh.
Untuk dapat mencapai ini perlu untuk
membawa koraban ke tempat yang lebih sejuk dan melepaskan pakaian-pakaian yang
mengisolasi badannay. Selanjutnya kita dinginkan badannya dengan air dingin.
Jika korban tidak pinsan, kita dapat memakai cairan pendingina (seperti air
dengan batu-batu es). Seorang pasien yang pinsan harus dibaringkan miring,
dimana kita harus mempertahankan kepatenan jalan napasnya. Selanjutnya korban
harus cepat-cepat dibawa kerumah sakit.
·
akibat fisik dari suhu rendah
Cara pendinginan yang terlalu kuat dapat
berakibat bahwa seseorang justru mengalami kedinginan. Pendinginan yang terlalu
kuat dapat terjadi karena cara berpakaian yang kurang memadai terhadap udara
dingin, atau karena kurang gerak badan, karesna pemakaian alkohol, atau
karena terlalu lama berada diair yang
dingin (ini salah satu alsan mengapa luka bakar luas, pendinginan tidak boleh
lebih dari 10 menit). Contoh berikut ini akan memberikan gambarnya.
contoh
Selama
perjalanan. Elfstedentocht melewati 11 kota tahun 1986 terjadi situasi yang
kacau karena persiapan yang kurang baik sehingga banayk orang yang terjebak
cuaca dingin. Menurut para ahli kurang beralasan untuk menghalau keadaan ini,
dianjurkan memakai pakaian yang etrlindung maupun alkohol.
Jika
seseorang terjebak cuaca dingin, maka tanda-tanda berikut akan terlihat :
·
kulit pucat dan dingin
·
korban bergetar dan merasa dirinya
sangat lemah
·
korban merasa terjadi keadaan kaku
menyalimuti anggota-anggota badannya
Korban
menjadi mengantuk, ingin tidur dan dapat terjadi pinsan, dalam situasi yang
demikian ini ada bhaya jantung berhenti.
pertolongan
pertama menghadapi kedinginan
pertolongan
pertama adalah untuk menghindari terjadi pendinginan yang lebih lanjut. Untuk
alasan ini, korban harus dibungkus dengan selimut. Dan selanjutnya korban harus
cepat-cepat diangkut kerumah sakit. Pada keadaan korban pinsan, kita harus
menempatkan korban dalam posisi miring stabil, dan harus mempertahankan saluran
pernafasan tetap dalam keadaan bebas.
2.7.2 Kecelakaan Karena Aliran
Listrik
Hampir
setiap orang pernah mendapat syok aliran listrik. Contoh yang paling mudah adalh
syok kecil karena listrik yang statis misalnya, karena sering menggesek-gesek /
menggosok dengan bahan dari serat
buatan-lapisan penutup lantai dengan suatu benda yang terbuat dari metal. Ini
tidak enak untuk sementara waktu, tapi tak menimbulkan kerusakan apa-apa. Syok
karena lairan listrik biasanya datang secara tiba-tiba, misalnya karena ada
kerusakan pada suatu peralatan listrik atu kabel. Oleh karena listrik itu
berbahaya, maka pemerintah membuat peraturan agr cara-car pemakaiannya
dilakukan seaman mungkin. Salah satu peraturan yang bertujuan demikian itu
adalah kewwajiban untuk memakai "sakelar tanah" yang menjag ajika
terjadi kerusakan karena suatu peralatan listrik, listrik dengan sendirinya
akan mati, sehingga tak seorang pun akan terkena stroom. Sakelar semacam itu
belum dipakai oleh semua orang. Listrik selalu mencari jalan terpendek menuju
tanah. Jika seseorang berhubungan dengan aliran listrik, maka aliran listrik
akan melewati tubuhnya menuju tanah. Hal ini dapat dihindari dengan cara berdiri
diatas suatu lapisan isolasi yang kuat, hingga bdan kita tidak menyentuh tanah.
Karet dan plastik juga tekstil dan kayu adalah material isolasi yang baik,
hanya jika bahan ini kering. Material yang basah apapun bahannya misalnya
lantai yang basah, kamar mandi yang basah, adalah penghantar listrik yang baik.
Dalam
menawarkan bantuan pada seseorang yang terkena listrik, penolong harus menjamin
bahwa diinya terisolasi, jika ini bukan demikian, maka ia sendiri akan
mengalami syok. Tingkat kerusakan (luka) yang diakibatkan oleh aliran listrik
tergantung dan faktor-faktor yang berikut :
·
jangka waktu terjadinya kontak
dengan listrik
·
kekuatan listrik itu sendiri
·
tingkat kelembaban kulit
·
jalan yang dilalui listrik dalam
melintasi tubuh kita
Jika kita
meneyntuh aliran listrik dengan tegangan tinggi (diatas 5 atau 7 ampere ) maka
akan terjadi kejang pada otot-otot lengan bagian bawah yang mengakibatkan
hampir tidak mungkin untuk melepaskan tangan kita dari sumber aliran listrik
itu. Melalui kontak tadi maka ada aliran listrik yang meningkat dan ini dapat
mengakibatkan suatu tarikan otot yang menyatu yang kuat sekali dan korban dapat
terlempar. Ini antara lain terjadi pada orang-orang yang tersambar petir.
Pertolongan pertama
pada kecelakaan aliran listrik
Yang
paling utama adalah menjauhkan korban dari sumber-sumber listrik. Ini dapat
dilakukan dengan mematikan tombol induk listrik, atau melepaskan steker dari
peralatan listrik ini dari stopkontak didinding. Jika hal ini tidak mungkin,
maka kita harus melepaskan korban secara hati-hati dari sumber listrik itu.
Perhatikan disini akan bahaya yang bisa menimpa diri kita sendiri. Jika
mematikan saklar tak bisa cepat-cepat dilakukuan, maka kita harus menangani
korban yang masih terkena stroom, maka penanganannya harus sebagai berikut :
·
Berdiri diatas suatu alas yang kering
(misalnya selimut atau matras karet)
·
Lilitkan sesuatu yang kering pada tangan
(misalnya suatu kain atau baju dari kain)
·
Coba dengan suatu tongkat yang kering
atau sepotong kayu untuk melepaskan sumber listrik dari korban tersebut atau
dorong steker lepas dari stopkontak di dinding
·
Jika hal ini tak dapat dilakukan, coba
untuk memegang ujung baju korban, dan menariknya dari sumber listrik
Akibat-akibat dari syok listrik dapat berupa :
terbakar, pingsan, pernafasan/jantung berhenti. Luka-luka bakar harus ditangani
seperti telah dijelaskan sebelumnya. Jika terjadi pernafasan atau jantung
berhenti, kita harus cepat-cepat mulai dengan membuat langkah kerja kembali.
Dengan pemberian pertolongan yang benar, maka kesempatan untuk pulih dari suatu
kecelakaan aliran listrik adalah besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertolongan pertama adalah pemberian
pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera yang memerlukan bantuana
medis dasar. Medis dasar yang di maksud disini adalah
tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki orang awam.
Pemberian medis ini dilakukan oleh penolong yang pertama kali tiba di tempat
kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganna medis.
Ada beberapa tindakan yang harus
diperhatikan dalam meberikan pertolongan pertama pada kecelakaan, seperti pada
yang mengalami cedera, perdarahan, keseleo, dislokasi sendi, patah tulang /
fraktur, tenggelam, terbakar karena sengatan aliran listrik. Dan setiap
tindakan yang diberikan pada masing-masing penyebab berbeda-beda ada caranya
tersendiri.
3.2 Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan harus tahu
mengenal anatomis serta fisiologis tubuh manusia, jadi ketika memberikan
pertolongan pertama bisa memberikan tindakan yang sesuai.
Prosedur Pelaksanaan
Pemasangan bidai
1.
Indikasi
a. Fraktur.
b. Dislokasi sendi setelah reduksi.
c. Sprain :
ligamentum robek atau teregang.
d. Strain : otot
atau tendon robek atau teregang.
e. Immobilisasi pasca operasi.
2.
Kontraindikasi
a. Absolut : tidak ada
b. Relatif : cedera dengan luka terbuka
atau infeksi memerlukan bidai yang mudah dibuka agar perawatan jaringan lunak
mudah dilakukan.
3.
Anesthesia
Apabila cedera stabil, gunakan sedasi
IV atau obat amnestik (midazolam, diazepam, haloperidol).
no
|
langkah
|
rasional
|
gambar
|
1.
|
Persiapan
alat
Alat
ayng digunakan:
4. Peralatan
a.
Gulungan pembalut (soft roll).
b.
Gips / fiberglass.
c.
Air hangat-hangat kuku.
d.
Perban Ace.
e.
Sarung tangan sekali pakai.
|
Susun
alat secara ergonomis
|
|
2.
|
Mencuci
tangan.
Lakukan
cuci tangan dengan tujuh langkah.
|
Tindakan
pencegahan infeksi
|
|
3.
|
Memakai
sarung tangan.
|
Untuk
mencegah resiko penularan mikroorganisme
|
|
4.
|
Atur
posisi pasien.
|
Untuk
mmudahkan melakukan tindakan yang akan diberikan.
|
|
Posisi
a.
Pergelangan kaki/kaki : sudut 90o
antara kaki dan tungkai bawah, inverse/ eversi netral.
b.
Lutut : fleksi 15-20 o
c.
Bahu : menggelantung pada sisi
tubuh.
d.
Siku : sudut 90o antara lengan bawah dan lengan atas,
supinasi/ pronasi netral.
e.
Pergelangan tangan :
pronasi/supinasi netral, ekstensi pergelangan tangan 20-30o
f.
Jempol tangan : posisi pergelangan
tangan seperti diatas, jempol dalam abduksi 45 o, fleksi 30o.
g.
Matakarpal, sendi MKF
(metakarpofalang), falang proksimal : posisi pergelangan tangan seperti
diatas, sendi MKF dalam fleksi 90 o, sendi AFD (antarfalang
distal) dan AFP (antarfalang proksimal) dalam ekstensi penuh.
h.
Sendi AF (antarfalang), falang
tengah/distal :ekstensi penuh sendi-sendi AF.
|
|||
5.
|
Melakukan
teknik pemasangan bidai dengan benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan pasien
|
||
1.
Pemasangan bidai
a.
Pasang pembalut ke seluruh bagian
yang akan dibidai dengan melebihkan 2-3 inci disebelah proksimal dan distal.
b.
Pemasangan pembalut harus dilakukan
secara melingkar merata dari distal ke proksimal ditempat setiap balutan
menindih balutan sebelumnya sebesar 50%.
c.
Berikan lapisan tambahan untuk
tonjolan-tonjolan tulang.
d.
Pasang pembalut selagi ekstermitas
sudah berada dalam posisi bidai akhir
|
agar semua bagian paling tidak mendapat dua lapisan pembalut (soft
roll).
untuk
mencegah gulungan melipat-lipat dilekukan sendi.
|
||
2.
Fiberglass / gips
a.
Teknik umum: immobilisasi fraktur
satu sendi di atas dan satu sendi dibawah cedera.
b.
Bidai fiberglass yang sudah siap
dipakai dapat diukur dan di potong.
c.
Bidai dicelupkan kedalam air
hangat-hangat kuku atau suhu kamar.
d.
Bidai diletakkan diatas gulungan
pembalut tadi dan jangan langsung ke kulit. Bidai dipegang ditempatnya oleh
seorang asistena ata pasien.
|
Bidai gips
memerlukan 10-12 lapisan gips di ekstermitas atas dan 12-15 lapisan gips di
ekstremitas bawah.
Kelebihan air dengan lembut dapat diperas atau dikibaskan dari bidai.
|
||
3.
Perban Ace
a.
Bungkuskan perban ace disekitar
bidai dengan tegangan lembut.
b.
Pemasangan perban ace jangan
terlalu kencang
c.
Pegang ektremitas pada posisi yang
diinginkan sampai bidai mengeras
|
Agar tidak terjadi penekanan
vena.
(sekitar 5-10 menit untuk fiberglass, 10-15 menit untuk gips)
|
||
4.
Bidai khusus
|
|||
a.
Bidai siku posterior
1.
Mulai pemasangan bidai lebar 4 inci
dari lengan atas posterior melalui siku posterior.
2.
Lebihkan bidai dari batas ulnar
lengan bawah dan tangan sampai tepat proksimal sendi MKF.
|
|||
b.
Bidai lengan bawah Sugar Tong
1.
Mulai pemasangan bidai lebar 3-4
inci ditelapak tangan setinggi sendi MKF.
2.
Perpanjang bidai melalui permukaan
dorsal lengan bawah, meligkari siku yang difleksikan 90o,
3.
Pastikan bahwa bidai tidak
membatasi gerakan MKF.
|
Digunakan
untuk cedera lengan bawah/pergelangan tangan.
sampai
ke permukaan volar lengan bawah dan tangan, tepat proksimal dari sendi MKF.
|
||
c.
Bidai saluran ulnar
1.
Pasang bidai lebar 3-4 inci dari
permukaan ulnar lengan bawah proksimal ke permukaan ulnar kelingking.
2.
Lipat tepi-tepi sekitar permukaan
dorsal dan volar tangan dan jari manis/kelingking.
3.
Lihat tepi-tepi sekitar permukaan
dorsal dan volar tangan jari manis/kelingking.
4.
Letakkan pergelangna tangan dalam
posisi pronasi/supinasi netral dengan ekstensi 30-30o.
|
Digunakan untuk cedera falang atau metacarpal ke empat dan ke lima.
|
||
d.
Bidai saluran radial
1.
Pasang bidai dibatas radial seperti
pemasangan untuk sisi ulnar diatas dengan membuat sebuah lubang
2.
Cara lain, pasang dua bidai lebar
2-3 inci terpisah pada permukaan volar dan dorsal tangan dan jari.
|
Digunakan untuk cedera jari tangan atau metacarpal kedua/ketiga.
untuk memudahkan pergerakan jempol.
|
||
e.
Bidai spica
1.
Pasang bidai sugar tong seperti
diatas.
2.
Tambahkan bidai lebar 3 inci mulai
dari lengan bawah bagian atas, sepanjang batas radial, kemudian ke bawah
melingkari jempol.
3.
Sendi AF jempol harus disertakan.
|
|||
f.
Bidai tungkai panjang
1.
Pasang bidai lebar 4 inci dimulai
dari paha atas medial turun sampai lutut dan pergelangan kaki medial.
2.
Lanjutkan bidai mengelilingi tumit
ke atas melalui sisi lateral pergelangan kaki dan lutut sampai paha atas
lateral.
3.
Untuk stabilias yang lebih baik, pasang
bidai lebar 6 inci dari paha atas posterior ke bawah sampai permukaan
posterior tungkai dan permukaan plantar kaki.
|
Digunakan untuk cedera lutut dan tibia.
Akan terjadi bentuk huruf U.
|
||
g.
Bidai pergelangan kaki
1.
Pasang 4 inci dimulai dari batas
proksimal betis atas memanjang ke bawah sampai betis medial dan pergelangan
kaki disekitar tumit dank e atas ke pergelangan kaki lateral dan betis
lateral.
2.
Untuk stabilitas yang lebih baik,
pasang bidai ukuran 6 inci dari betis atas posterior sampai aspek posterior
tungkai bawah dan permukaan plantar kaki.
|
Digunakan untuk cedera pergelangan kaki tersendiri.
|
Reduksi sendi tertutup
Indikasi
-
Dislokasi
sendi yang dibuktikan secara klinis atau radiologis
Kontraindikasi
a. Dislokasi bahu : fraktur batang
humerus.
b. Dislokasi kaput radialis : fraktur
batang radial.
c. Dislokasi pergelangan kaki : fraktur
batang tibia.
Anestesia
-
Sedasi
IV atau obat amnestik (midazolam, diazepam, haloperidol).
No.
|
Langkah
|
Rasional
|
Gambar
|
1.
|
Persiapan alat
Alat :
a. Bahu
: penyangga bahu
b. Siku
: penyangga siku
c. Pergelangan
kaki
·
Gulungan pembalut (softroll)
·
Gips/fiberglass
·
Air hangat kuku
·
Perban ace
·
Sarung tangan sekali pakai
|
||
2.
|
Mencuci
tangan.
Lakukan cuci tangan dengan tujuh langkah.
|
Tindakan pencegahan infeksi
|
|
3.
|
Memakai sarung tangan.
|
Untuk mencegah resiko penularan mikroorganisme
|
|
4.
|
Atur posisi pasien.
|
Untuk mmudahkan melakukan tindakan yang akan diberikan.
|
|
Posisi
a.
Bahu
1. Pasien beristirahat diusungan
(stretcher) dalam posisi terlentang dengan kepala tempat tidur membentuk
sudut 30o.
2. Usungan harus setinggi pinggang
orang yang melakukan reduksi.
3. Lengan pasien yang cedera harus
diletakkan ditepi tempat tidur.
|
|||
b. Disloklasi kaput radialis
1. Pasien didudukkan dengan naman dan
tangan yang cedera diletakkan di pangkuan pasien.
|
|||
c. Pergelangan kaki
1. Pasien duduk diusungan dengan
tungkai menggantung ditepi tempat tidur.
|
|||
5.
|
Melakukan teknik pemasangan bidai dengan benar dan tepat sesuai dengan
kebutuhan pasien
|
||
a. Bahu
1. Bungkuskan kain disekitar badan
pasien dan ikatkan ke tepi tempat tidur yang berlawanan.
2. Ikatkan kain kedua secara longgar
disekitar anda
3. letakkan lengan bawah ektremitas
yang cedera (dengan siku ditekuk 90o didalam kain yang melingkaripinggang
anda.
4. Dengan lembut miringkan berat
tubuh anda ke belakang
5. Tahan traksi selama beberapa menit
untuk melemaskan otot-otot lingkar bahu.
6. Dengan lembut lakukan rotsi
eksternal dan abduksi lengan untuk dislokasi anterior.
Mungkin
diperlukan tekanan tambahan dengan tangan pada kaput humeri.
7. Bahu akan berbunyi “klik” saat
kembali keposisinya.
8. Apabila anda tidak yakin akan
reduksi, berhentilah, dan ulangi pemeriksaan radiologi.
9. Selalu lakukan radiografi pasca
reduksi (tampak AP dan Y)
10. Letakkan lengan didalam penyangga
bahu.
|
(orang yang melakukan
prosedur)
untuk menimbulkan
traksi longitudinal pada lengan pasien yang di abduksi dengan sudut 30o
dan dirotasi internal 15-30o untuk
dislokasi bahu anterior (rotasi harus eksternal apabila bahu mengalami
dislokasi posterior)
Untuk dislokasi
posterior, putar lengan ke arah dalam (rotasi internal).
untuk memastikan dan
mendokumentasikan posisi yang benar.
|
||
b. Kaput radii
1. Pegang tangan ekstremitas yang
edera dalam posisi berjabatan tangan
2. Letakkan tangan yang lain
dibelakang siku dengan jempol pada kaput radii.
3. Dengan lembut lakukan traksi longitudinal.
4. Lengan bawah di supinasi sambil
caput radii tersus ditekan dengan jempol.
5. Apabila diperlukan, hiperfleksikan
siku sementara caput radii terus ditekan.
6. Selalu lakukan radiografi pasca
reduksi (tampak AP dan Lateral) untuk memastikan dan mendokumentasikan posisi
yang benar.
7. Letakan lengan pada penyangga
(Sling).
|
|||
b. Pergelangan Kaki
1.
Minta asisten menstabilkan tungkai dengan memberikan tekanan pada paha
pasien.
2.
Pegang kaki bagian depan dengan satu tangan dan tumit dengan tangan
yang lain.
3.
Ulangi mekanisme cedera dengan memutar kaki ke samping yang talusnya
mengalami dislokasi.
4.
Berikan traksi longitudinal.
5.
Balikan mekanisme cedera
6.
Selalu lakukan radiografi pasca reduksi
7.
Pasang bidan seperti pada bagian C.
|
untuk menarik palus kembali
ke bawah tibia.
(Tampak AP, Lateral
dan Mortis) untuk memastikan dan mendojumentasikan posisi yang benar.
|
Penyulit dan
Penanganan
a.
Fraktur
·
Pasang bidai sesuai dengan keperluan.
·
Konsultasikan ke bagian ortopedi.
b.
Tidak mampu mereduksi dislokasi.
·
Pasang bidai dan imobilisasikan dalam posisi
yang paling nyaman bagi pasien
Konsultasikan ke bagian ortopedi
Daftar Pustaka
Stevens,
P.J.M, Bordui, F, dkk.Ilmu Keperawatan.Jakarta:EGC
No comments:
Post a Comment