BAB II
ISI MATERI
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti misalnya cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan bayi yang mengakibatkan puting terasa nyeri, dan masih banyak lagi masalah lain. Terlebih pada minggu pertama setelah persalinan seorang ibu lebih peka dalam emosi. Untuk itu, seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orangyang berpengaruh besar dalam kehidupannya atau yang disegani, seperti suami, keluarga/kerabat terdekat, atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter/tenaga kesehatan.
Seorang dokter atau tenaga kesehatan yang berkecimpung dalam bidang laktasi, seharusnya mengetahui bahwa walaupun menyusui itu merupakan suatu proses alamiah, namun untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik menyusui yang benar. Sehingga pada suatu saat nanti dapat disampaikan pada ibu yang membutuhkan bimbingan laktasi.
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Posisi Menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui yang biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)
Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994)
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola (football position) dimana kedua bayi disusui bersamaan kiri dan kanan.
Gambar 4. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)
Pada ASI yang penuh (memancar), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak.
Gambar 5. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)
Ada posisi menyusui balita pada kondisi normal, ada posisi yang di ruang perawatan, dan bagaimana posisi yang benar saat menyusui di rumah.
Gambar 6. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)
Gambar 7. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)
Gambar 8. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)
Langkah Menyusui yang Benar
Persiapan
- Cuci tangan anda untuk menghilangkan kuman. Jika mau anda juga boleh mencuci puting anda dengan air.
- Carilah posisi yang enak untuk duduk atau berbaring. Jika posisi duduk anda enak, anda akan menjadi rileks dan “turunnya” ASI (letdown reflex) lebih mudah terjadi. Berikut adalah posisi yang barangkali anda bisa coba
- Duduk dengan sandaran yang enak untuk punggung, misalnya dengan banyak bantal, agar tidak sakit punggung. Dengan posisi ini, sebaiknya kaki anda berada dalam posisi yang agak tinggi, misalnya dengan menaruh dingklik sebagai alas kaki di kursi. Dengan ini, paha anda bertindak sebagai penyangga bayi dalam posisi yang tepat sehingga bayi tidak perlu menarik-narik puting anda.
- Duduk dengan banyak bantal di tempat tidur.
- Duduk di kursi goyang.
- Berbaring di sisi badan anda di tempat tidur (bukan posisi rebah), dengan tangan menyangga kepala anda, sementara bayi dalam posisi tidur menghadap anda. Posisi ini nyaman untuk menyusui di malam hari, atau untuk ibu-ibu yang menjalani operasi sesar.
- Rilekslah. Kalau perlu lakukan pernafasan relaksasi, mendengarkan musik, membaca, dsb. Apabila anda terlalu tegang, refleks turunnya susu bisa terhalangi.
Teknik menyusui yang benar adalah sebagai berikut :
1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
4. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan).
5. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan.
6. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
7. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
8. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
9. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari lain menopang dibawah, jangan menekan puting susu atau aerolanya saja.
10. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara : Menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi dengan jari.
Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta aerola dimasukkan ke mulut bayi.
11. Usahakan sebagaian besar aerola dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah aerola.
Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)
Posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap pada puting saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
Gambar Perlekatan salah (Perinasia, 2004)
12. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi.
Gambar Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)
Manfaat Teknik menyusui yang benar
Manfaat dari teknik menyusui yang benar yaitu:
1. Puting susu tidak lecet
2. Perlekatan menyusu pada bayi kuat
3. Bayi menjadi tenang
4. Tidak terjadi gumoh
Dampak Jika Ibu Tidak Menyusui Dengan Benar
Dampak yang sering terjadi pada ibu dan bayi jika ibu tidak menyusui dengan benar yaitu:
1. Puting susu menjadi lecet
2. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
3. Bayi enggan menyusu
4. Bayi menjadi kembung
Cara Pengamatan Tehnik Menyusui yang Benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar bisa menyebabkan puting susu menjadi lecet, ASI keluar tidak optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk mengetahui bayi telah menyusui dengan benar, perhatikan :
a. Bayi tampak tenang
b. Badan bayi menempel pada perut ibu,
c. Mulut bayi terbuka lebar,
d. Dagu bayi menempel pada payudara ibu,
e. Sebagaian besar aerola masuk kedalam mulut bayi,aerola bawah lebih banyak yang masuk,
f. Bayi nampak mengisap dngan kuat dengan irama perlahan,
g. Puting susu ibu tidak terasa nyeri,
h. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus,
i. Kepala agak menengadah.
13. Melepas isapan bayi :
Setelah meyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya mengganti denagn payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi :
- Jari kelingking ibu dimasukkan kemulut bayi melalui sudut mulut atau,
- Dagu bayi ditekan kebawah.
Gambar Cara melepas isapan bayi
14. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya, biarkan kering dengan sendirinya.
15. Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusui. Dengan cara :
- Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
- Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
Lama Dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya bayi disusui secara sesuai keinginan bayi (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, dsb) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam.
Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangssangan produksi ASI berikutnya. Dengan menyusui tanpa dijadwal sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah banyak masalah yang mungkin timbul. Menyusui malam hari sangat berguna bagi ibu yang bekerja, karena dengan sering disusukan pada malam hari akan memacu produksi ASI, dan juga dapat mendukung keberhasilan menunda kehamilan.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara, maka sebaiknya setiap kali menyusui harus digunakan kedua payudara dan diusahakan sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI tetap baik. Setiap menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan.
Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan BH (kutang) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
Waktu menyusui bayi
Menyusui bayi tidak perlu di jadwal. Bila bayi membutuhkan atau menangis ibu harus segera memberikan ASI.
Bila bayi puas menyusu, bayi akan tertidur pulas. Ketika bayi tertidur dalam keadaan masih menyusu, untuk melepaskan putting dari mulut bayi ibu dapat memasukkan jari tangan secara perlahan kedalam mulut bayi menyusuri puting susu. Dengan demikian, bayi masih dapat merasa ada sesuatu yang di isap. Kemudian dengan perlahan lepaskan puting susu dari mulut bayi, hal ini untuk menghindari lecet akibat gesekan yang kuat dan bayi tidak terkejut.
Pengeluaran ASI
Melakukan mamase dari bagian tepi buah dada kemudian menekan bagian belakang putting susu untuk mengeluarkan sebagian ASI. Setelah ASI keluar dengan aliran normal, baru dapat disusukan kepada bayi.Mencuci tangan sampai bersih siapkan tempat untuk menampung ASI dan payudara dikompres dengan kain (handuk) hangat dengan gerakan dari arah luar kearah putting susu. Cara pengeluaran ASI dengan pompa tangan.
Nasihat Praktis Ibu Menyusui
Nasihat perlu diberikan terutama pada ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai anak, dan belum mengetahui cara menyusui yang benar.
1. Dukungan psikologis
Untuk menyusui secara lebih berhasil, seorang ibu perlu rasa percaya diri (konfidens), yaitu:
a. Ibu yakin bahwa ia dapat menyusui dan ASI adalah yang terbaik untuk bayinya. Ibu juga harus yakib bahwa ASI akan mencukupi kebutuhan bayinya terutama pada awal bulan-bulan setelah lahir, dan produksi asi tidak tergantung pada besar kecil nya payudara.
b. Diperlukan dukungan psikologis dari:
- Kelurga dekat terutama wanita seperti ibu, ibu mertua, kakak wanita , atau teman wanita yang telah berpengalaman dan berhasil dalam menyusui.
- Suami yang mengerti bahwa ASI adalah makanan yang terbaik demi keberhasilan menyusui.
- Kelompok pendukung ASI (KP-ASI)
- Petugas kesehatan.
2. Pesan-pesan penting dalam menyusui bayi adalah:
a. Susui bayi segera dalam 30 menit pertama setelah lahir.
b. Berikan kolostrum
c. Hindakan pemberian minuman pralakteal (air gula. Aqua, dan lainnya) sebelum ASI keluar, tetapi usahakan agar bayi diberi kesempatan menghisap untuk merangsang produksi ASI. Sehingga ASI akan lebih cepat keluar.
d. Susui bayi dapa kedua payudara secara bergantian
e. Hanya diberikan ASI selama 4 bulan pertama (ASI ekslusif).
f. Berikan ASI tanpa dijadwal.
g. Perhatikan cara atau posisi menyusui yang benar, yaitu putting dan sebagian kalang payudara harus masuk ke mulut bayi, untuk menghindari putting susu lecet.
h. Mulai memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada umur 4 bulan dalam bentuk makanan lumat.
i. Menyusui sebaiknya dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. Penyapihan dilakukan secara bertahap.
j. Teruskan menyusui walaupun ibu/anak sedang sakit. Kecuali ibu/anak sedang sakit berat sesuai dengan petunjuk dokter.
k. Perhatikan gizi ibu hamil/ menyusui, ibu memerlukan ekstra makanan dan minum lebih banyak.
l. Kalau ibu bekerja diluar rumah beri ASI sebelum dan sesudah pulang kerja. Hanya selama ibu bekerja saja, bayi boleh diberikan susu formula.
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamananm bayi menghisap air susu. Oleh karena itu, usahakan agar ibu dapat menyusui dengan baik dan benar. Ada faktor–faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan menyusui yaitu pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang baik dan benar yang meliputi posisi badan ibu dan bayi, posisi mulut bayi dan puting susu ibu. Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusui.
Praktek cara menyusui yang baik dan benar perlu dipelajari oleh setiap ibu karena menyusui itu sendiri bukan suatu hal yang reflektif atau instingtif, tetapi merupakan suatu proses. Proses belajar yang baik bukan hanya untuk ibu yang pertama kali melahirkan karena biasanya ibu melahirkan anak I tidak memiliki ketrampilan menyusui yang benar. Dengan demikian ibu perlu belajar berinteraksi dengan “manusia baru” ini agar dapat sukses dalam memberikan yang terbaik bagi bayinya.
1.2 Saran
Praktek cara menyusui yang baik dan benar perlu dipelajari oleh setiap ibu dan sebagai bidan perannya sangat besar untuk membantu ibu menyusui dalam melakukan teknik menyusui yang benar sehingga akan menguntungkan untuk ibu dan bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih. 1997. ASI : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC
Moody, Jane. 2005. Breastfeeding your baby. Jakarta : Arcan
Bahiyatun. 2009. Buku ajar kebidanan nifas normal. Jakarta : EGC.
No comments:
Post a Comment