Wednesday, May 16, 2012

PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA






Soadara/sodari YTH.... setiap mengunjungi Blog ini Jangan Lupa nge-Klik Iklan nya ya.....Terima kasih :)


2.1  Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


           2.1.1 Definisi P3K
·         Pertolongan Pertama yaitu Pemberian pertolongan, perawatan atau pengobatan untuk waktu yang singkat dengan tujuan untuk mencegah maut jika bahaya maut sudah ada, untuk mencegah dari bahaya cacat, untuk mencegah infeksi, dan untuk mencegah rasa sakit. Bahaya maut misalnya : penderita berada dalam keadaan shock (gugat), dan pendarahan yang hebat. Bahaya cacat dibedakan menjadi 2 macam yaitu cacat rohani dan cacat jasmani. Cacat rohani (sakit jiwa) yaitu kecelakaan yang mengenai otak. Cacat jasmani yaitu cacat yang timbul karena kehilangan salah satu anggota badan, mata, kaki atau tangan. Infeksi adalah kemasukan hama dalam badan yang terluka sehingga menimbulkan rasa sakit. Pada pertolongan pertama ini bukan memusnahkan hama yang masuk dalam luka melainkan agar infeksi tersebut tidak ditambah dengan perbuatan yang salah. Sehingga yang harus dilakukan adalah membersihkan luka, ditutup dengan kasa steril kemudian dibalut dengan kain pembalut. Sebaiknya segera bawa ke rumah sakit untuk penangan lebih lanjut.
·         P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada korbanSebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau dokter terdekat.
·         Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)  adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di  tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.


      2.1.2  Maksud, Kegunaan Dan Tujuan P3k

 
     Maksud P3K adalah untuk memberikan pertolongan pertama pada kecelakaanv ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum tenaga medis datang atau sebelum korban dibawa kerumah sakit agar kejadian yang lebih buruk dapat dihindari.


Tujuannya adalah mencegah maut dan mempertahankan hidup, mencegah penurunan kondisi badan atau cacat.

      2.1.3  Sikap, Kewajiban Dan Wilayah Seorang Penolong

 Sikap penolong :

1. Tidak panic, bertindak cekatan, tenang tidak terpengaruh keluhan korban
    jangan menganggap enteng luka yang diderita korban.
2. Melihat pernapasan korban jika perlu berikan pernapasan buatan.
3. Hentikan pendarahan, terutama luka luar yang lebar.
4. Perhatikan tanda-tanda shock.
5. janganterburu-buru memindahkan korban, sebelum kita dapat menentukan jenis dan keparahan luka yang dialami korban.


 Kewajiban Penolong :
1. Perhatikan keadaan sekitar tempat kecelakaan
2. Perhatikan keadaan penderita
3. Merencanakan dalam hati cara-cara pertolongan yang akan dilakukan
4. Jika korban meninggal beritahu polisi atau bawa korban kerumah sakit

 Wilayah Penolong:
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.


      2.1.4  Teknik Dalam P3k
 Prioritas dalam P3K
Urutan tindakan secara umum:
1. Cari keterangan penyebab kecelakaan
2. Amankan korban dari tempat berbahaya
3. Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan
    kesadaran.
4.
Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5.
Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.


Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.

2.2 CEDERA DAN PENATALAKSANAAN
Pada pemberian pertolongan kita dapat menemukan berbagai macam dan jenis luka : luka gesek, luka terpotong, luka tusuk, luka robek, luka bakar. Semua luka ini dapat bervariasi dalam ukuran dari kecil sampai besar, dari permukaan sampai dalam, dan dalam hubungannya dengan faktor kehilangan darah.
definisi luka adalah rusaknya kulit dan gangguan jaringan-jaringan yang ada didalmnya, seperti pembuluh darah, saraf, otot, selaput tulang dapat dijangkitinya. Jadi orang yang menolong harus bertindak sahigienis mungkin agar resiko infeksi dapat dibatasi. Pada P3K dapat dibedakan :
·         luka-luka luar yang menyebabkan kehilangan darah
·         luka-luka dalam yang menyebabkan kehilangan darah

a. luka-luka luar yang menyebabkan kehilangan darah
Misalnya luka-luka gesek atau luka karena terpotong. Perdarahan dapat dilihat dengan jelas dapat menunjukkan tempat luka.

b. luka-luka dalam yang menyebabkan kehilangan darah
Dalam kejadian ini darah tidak terlihat, tetapi bagis eorang dokter zering terlihat denagn cepat melalui tanda-tanda lain yang diperlihatkan korban. Contoh luka-luka dalam kehilanagn darah :
·         perdarahan dalam rongga tengkorak
·         perdarahan dalam rongga dada
·         perdarahan dalam rongga perut
·         benturan
·         terjepit
·         dislokasi sendi
·         patah tulang tertutup (tidak merusak jaringan kulit).

c. penanganan luka-luka luar yang menyebabkan kehilangan darah
·         luka kecil yang dapat kita tangani sendiri
·         luka besar yang harus ditangani seorang dokter

Luka-Luka Kecil
Misalnya luka-luka lecet dan luka terpotong yang relatif kecil. Luka ini biasanya diikuti perdarahan kecil / sedikit. Yang paling baik adalah biarkan luka itu berdarah sebentar agar kotoran yang nempel dibawa darah yang keluar. Setelah itu luka diberi obat desinfektan misalnya strerilon atau betadin-jodium. Sebelum memakainya baca aturan pakainya. Untuk disinfektan luka lebih baik dipakai Jodium-tinkture. Obat ini kira-kira umurnya 6 bulan dan berada dalam keadaan baik, dan hanya beberapa orang saja yang mencatat tanggal belinya obat ini. Selang beberapa waktu, Jodium itu akan mengering dan akan mempunyai akibat negatif terhadap luka. Disamping itu akan menimbulkan rasa nyeri yang kuat pada luka dan ada orang-orang yang sangat peka terhadap obat disinfektan luka. Setelah mendisinfektan luka, maka kita haris membalutnya. Untuk itu kita pakai kain kasa hidrofil dan plester (mis, hansaplast). Ingat hansaplast tak boleh dibiarkan berhari-hari karena ini dapat mengakibatkan infeksi.

Luka Yang Besar
Disini meliputi luka-luka besar karena terpotong, tertusuk, atau robek. Luka-luka ini harus dirawat dokter. Luka-luka tusuk dapat disebabkan oleh pisau atau suatu alat yang tajam. Paad awalnya terlihat bahwa luka ini hanay kecil, dan bagi seorang yang kurang ahli ia tak dapat menentukan kerusakan apa yang terjadi pada organ-organ dibawahnya. Luka-luka robek misalnya yang terjadi karena gigitan anjing atau kucing (kadang-kadang juga orang). Luka-luka dengan pinggiran yang tidak rata menjadi salah satu ciri dari luka-luka ini. Tanpa bantuan seorang ahli, luka-luka ini akan sembuh dengan kurang baik dan akan meninggalkan bekas-bekas yang daalm, luka-luka yang harus dirawat oleh seorang dokter, hanya boleh dibalut dengan kain perban (snelverband) dalam pemberian P3K. selanjutnya tidak boleh dilakukan apa-apa pada luka, jari jangan  diberi salep atau desinfektan.

2.3 PERDARAHAN
Secara sepintas dapat kita bagi dalam 2 jenis perdarahan:
Ø  Perdarahan pembuluh nadi
Ø  Perdarahan pembuluh vena
a.    Perdarahan pembuluh nadi
Perdarahan pembuluh nadi harus dengan cepat dihentikan, karena pada umumnya kehilangan darah yang banyak disini dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Jadi penting agar penolong dapat secepatnya mengetahui tempat menekan nadi, agar tertutup aliran darahnya. Ini seharusnya dapat dilakukan dengan mata tertutup. Ini berarti bahwa harus dilakukan latihan dibawah bimbingan seorang ahli. Tempat-tempat menekan nadi terdapat pada tempat-tempat dimana urat nadi dapat dirasakan diatas tulang, yang dapat kita tekan kearah tulang.

Perdarahan pembuluh nadi pada lengan bawah
Disini kita melihat darah memancur. Dalam hal ini kita tekan urat nadinya yang lewat tulang lengan bagian atas, bagian dalam lengan atas dibawah bisep. Korban harus rebah atau duduk dan lengan yang terluka harus keatas.

Perdarahan pembuluh nadi di ketiak
Untuk dapat menghentikan perdarahan ini, kita harus menekan nadi yang berada pada sisi yang terluka, yang berada diatas rusuk yang paling atas. Ini paling mudah dapat dilakukan jika korban menekuk kepalanya kearah sisi yang terluka. Kita tempatkan jempol tangan kita dalam tekukan antara leher dan bahu akan menekan kearah rusuk yang paling atas.

Perdarahan pada pembuluh nadi jari tangan
Cara menekan nadi sampai tertutup dapat biasanya dilakukan penderita itu sendiri. Untuk ini tangan-tangan harus dilipat dan saling menjepit dengan baik. Jika korban tak dapat melakukan ini, karena misalnya lumpuh ditangan, maka penolong harus bersama-sama dengan tangan penderita saling mengunci, hingga dapat memberikan tekanan yang diperlukan.

Perdarahan pada pembuluh nadi lipatan paha
Tekanan yang dapat menutup nadi pada lipatan paha tidak begitu mudah. Penolong dapat mencoba dulu dengan kedua jempolnya menekan nadi keatas tulang kemaluan. Jika tidak berhasil dengan cara ini, usahakan dengan menggenggam tangan yang lurus sebanyak mungkin menekan keatas luka. Ini dilakukan dengan baik jika korban tidur terlentang. Ini juga posisi yang dianjurkan pada metode yang lain untuk menghentikan perdarahan semacam ini. Yaitu penderita harus dengan kedua tangannya memegang lututnya dan menarik kearah dirinya. Untuk dapat memberikan tekanan yang besar dapat dilakukan dengan bantuan saputangan atau kain perban yang membungkus sebatang kayu, diletakkan pada lipatan antara perut dan paha.
     Penekanan pembuluh nadi harus dilakukan minimal selama 5 menit. Dan setelah itu perlu dilihat apakah perdarahan sudah berhenti. Selanjutnya dibalut dengan perban tekan, dan untuk perawatan lebih lanjut pergi kedokter.

b.      Perdarahan pembuluh darah
Perdarahan hidung
Salah satu jenis  perdarahan pembuluh yang paling sering muncul. Ini dengan cepat dapat ditangani: bersihkan hidung sambil membuang udara kencang-kencang dari hidung, duduklah dalam posisi seperti orang yang membaca, dan tekanlah 5 menit hidung rapat-rapat sambil memegang hidung antara jempol dan telunjuk lalu tekanlah cuping-cuping hidung bersama-sama ketengah hidung. Jika perdarahan tidak berhenti, hubungi dokter. Jika perdarahan hidung sering timbul lebih baik konsultasi dengan seorang dokter. Dalam pembalutan perdarahan pembuluh darah kita dapat mempergunakan kain perban darurat atau perban bebat yang dapat dipergunakan dengan cepat.


2.4 BENTURAN, KESELEO DAN DISLOKASI SENDI
Benturan, keseleo, dan dislokasi sendi
Pengertian benturan dan keseleo kadang masih dipakai secara tumpang tindih untuk pengertian yang sama, karena tanda-tanda yang timbul dari gejala ini banyak persamaannya. Tapi dalam kenyataannya kedua hal ini berbeda.
a.       Benturan
Suatu benturan terjadi karena jatuh, terbentur, terjepit dan lain sebagainya. Kesungguhan yang terjadi pada suatu benturan tergantung pada tempat dimana hal ini terjadi. Ini pada umumnya sering menjadi perhatian utama. Karena pada suatu benturan terdapat pembuluh darah yang pecah, maka terjadi perdarahan dibawah kulit.
Tanda-tanda terjadinya benturan adalah:
Ø  Sakit
Ø  Pembengkakan
Ø  Berwarna (tempat berwarna biru)
Ø  Kadang kehilangan fungsinya, karena sakit dan bengkak
Pertolongan pertama tertuju pada tindakan untuk menghentikan perdarahan. Untuk ini kita letakkan bagian yang terbaru 10 menit kedalam air dengan yang mengalir, atau kita letakkan kompres es atau yang disebut “cold packs” pada tempat yang sakit.
Setelah itu kita ambil kain perban tekan dan bebat bagian yang terbentuk dan meletakkan bagian yang terbentuk lebih tinggi agar dapat diistirahatkan.

b.      Keseleo  
Keseleo dapat mengakibatkan pengaruh yang jelek terhadap persendian seperti padapergelangan tangan, lutut dan pergelangan kaki. Tanda-tandanya kurang lebih sama seperti yang terjadi pada benturan:
Ø  Sakit
Ø  Bengkak
Ø  Kemudian timbul perubahan warna
Ø  Masalah-masalah gerakan persendian
Pertolongan pertama pada garis besarnya sama seperti pada benturan. Pada kejadian tejadi keseleo dipergelangan tangan harus dipasang metila. Tindakan terakhir adalah kita serahkan korban yang mengalami keseleo pada dokter.
c.       Dislokasi sendi
Dislokasi sendi terjadi karena: beban yang terluka besar dalam gerak yang harus diterima oleh persendian, sehingga persendian keluar dari mangkuknya. Disini terjadi robekan pada jaringan ikat persendian dan jaringan penutup persendian, terjadi juga kerusakan pada pembuluh darah. Tanda-tandanya adalah:
Ø  Sakit
Ø  Perubahan posisi yang tidak wajar dari anggota badan tersebut
Ø  Tidak ada kemampuan menggerakkan persendian
Bahaya dari dislokasi sendi adalah pembuluh darah dan saraf dapat terjepit. Pertolongan pertama pada dislokasi sendi adalah: imobilisasi persendian. Bagian badan terkena harus diberi penopang/pelindung, mis,dengan mitela dan korban harus dianjurkan pergi kedokter

Keadaan dimana persendian keluar dari sendinya, lalu kembali lagi. keseleo disini sebetulnya bukan seperti istilah orang awam, urat terkilir. Tetapi lebih parah, hiongga ter lihat persendian bengkak dan merah kebiruan karena perdarahan di sekitar selaput sendi (ligament dan fascia) akibatak robeknya selaput sendi. Keseleo atau persendian bergeser sering terjadi pada sendi pergelangan tangan dan pergelangan kaki, akibat dari gerakan memutar yang berlebihan.

Pertolongannya:

·         Istirahatkan korban dengan letak keseleo ditnggikan
·         Boleh dikomperes air hangat dan urut hati-hati
·         Bila lutut dipasang kness dekker, lakukan pembalutan agar keras pada bagian lain
·         Bawa ke RS untuk memastikan apakah ada retak atau patah tulang

2.5 PATAH TULANG
Patah tulang
Patah tulang adalah terputusnya hubungan tulang yang normal. Patah tulang dapat dibagi dalam:
Ø  Bentuk dari garis patah
Ø  Sifat patah tulang
a.       Bentuk garis patahan
*      Suatu tulang dapat dapat patah sebagian. Ini kita namakan tulang retak. Ini juga dinamakan fisura (celah/retak)
*      Jika ada retakan pada seluruh tulang, kita namakan patah tulang tunggal
*      Pada patah tulang yang jamak terdapat beberapa garis-garis patahan pada tulang. Dalam hal ini kita juga namakan patah berkeping-keping atau patah remuk
b.      Sifat patahan
*      Patah tulang tertutup: tulang patah (tanpa memperhatikan garis patahan), tapi kulit tetap utuh
*      Suatu patah tulang terbuka: tulang patah dan pada tempat itu kulit juga terluka, dan dapat terjadi bahwa sebagian tulang mencuat keluar. Pada tempat patahan tulang berada dalam keadaan telanjang dan terkena udara luar, hingga ini dapat mengakibatkan suatu infeksi yang serius.
Setiap patah tulang akan disertai suatu perdarahan. Ini disebabkan karena kerusakan dari sumsum ditengah tulang dan oleh karena kerusakan pembuluh darah. Perdarahan semacam ini (sering) tidak terlihat. Suatu patah tulang dapat diketahui dan:
*      Sakit
*      Pembengkakan karena ada perdarahan
*      Orang tidak dapat menggunakan bagian badan yang terkena
*      Sering terjadinya timbulnya posisi abnormal dari kaki atau tangan atau menjadi lebih pendek
*      Kadang-kadang terjadi kemampuan gerak yang abnormal dari tangan atau kaki
*      Kadang-kadang korban dapat menceritakan sendiri bahwa ia mendengar tulang itu patah.
Dalam pemberian pertolongan pertama pada patah tulang kita harus melakukan hal-hal yang berikut. Patah tulang tak boleh saling bergeser atau bergerak. Jika tidak akan terjadi kerusakan yang lebih lanjut. Pada pembuatan kondisi imobilisasi patahan disekitar bahu, tulang selangka atau lengan bagian atas, dapat dilakukan dengan apa yang dinamakan “dasi lebar”. Pada patah dilengan bagian bawah, pergelangan tangan, harus dipasang metila.


Menurut kontaminasinya:
a. Patah tulang tertutup: ujung tulang tak berada di luar
tanda-tanda: gerakan tak normal, tambahan adanya bengkak, sakit bila digerak.
Pertolongan: usahakan tulang yang patah tidak bergerak dengan memasang bidai dan bawa keRS.
b. Patah tulang terbuka: ujung tulang berada di luar.
Tanda-tanda: tulang mencuat keluar, menjadi kotor, pendarahan sulit dihentikan.
Pertolongan: mencuci luka dengan air bersih, tulang yang keluar dimasukan, tutup dengan kassa steril, gunakan anti septic, pasang perban elastic dan setelah selesai pasang bidai dan langsung transportasi.

Jenis patah tulang terbuka:

3.1. patah tulang belakang,

Sulit ditentukan bila keliru akan fatal

Pertolongan: bila korban jatuh atau jatuh terduduk yang keras dan mengeluh sakit di punggung dan nyeri jika ditekan maka korban tidak boleh duduk, punggung harus tetap datar dan di transportasi dalam keadaan telentang dan di bidai.
3.2. Patah tulang panggul.
Sulit menentukannya
Pertolongan: bila korban jatuh terduduk atau miring dan mengeluh nyeri dan sakit untuk duduk, maka langsung saja di transportasi dalam keadaan berbaring.

3.3. Patah tulang rusuk.
Tanda-tanda: ada trauma, untuk bernapas dalam sakit, nyeri tekan napas tertahan.
Pertolongan: hati-hati jangan sampai mengangkat dengan menekan daerah dada karena bisa jadi patahan tulang rusuk menembus paru-paru ynag akan berakibat fatal. Dapat dibantu dengan pemasangan plester lebar dari punggung, memutar ke dada, secara perlahan langsung transportasi ke RS, korban dalam keadaan duduk atau berbaring asal bagian yang patah tidak tertekan.

3.4. Patah tulang kecil-kecil.
Pertolongan: untuk meta karpal dan jari-jari tangan, korban menggenggam bola karsa kemudian dibalut dengan elastic perban. Tetapi untuk metatarsalia dan jari-jari kaki cukup langsung dipasang perban elastic.

2.6 TENGGELAM

             Sebagai perawat orang sakit anda jarang berhadapan dengan masalah orang yang tenggelam. Satu-satunya tempat dimana bisa terjadi seorang tenggelam adalah dikamar mandi. Anda harus hadir disana juga. Hanya dengan cara ini nada akan tahu kapan pasien yang bersangkutan membahayakan dirinya dikamar mandi. Dalam hal terjadi demikian maka harus diupayakan agar kepala pasien tetap berada diatas air dan sementara itu air dari bak dikeluarkan agar kosong dan pada waktu yang bersamaan  memanggil orang lain untuk minta bantuan. Untuk menangani orang tenggelam diperlukan suatu reaksi yang cepat.

Pada kejadian tenggelam dimana individu tersebut tak sadar kita dapat melihat tanda-tanda yang berikut ini :
·         warna kebiru-biruan sampai keabu-abuan
·         tidak bereaksi  jika diajak bicara
·         tidak bereaksi pada rangsang sakit
·         tidak terlihat gerak pernapasan

            Jika kita melihat tanda-tanda ini, cepat-cepat kita harus lakukan pernapasan buatan dengan cara mulut ke mulut atau mulut ke hidung. Setiap detik kita tunda, akan berarti berkurangnya kesempatan untuk memulihkan korban kembali, oleh karena otak hanya dapt waktu yang pendek dapat bertahan tanpa zat asam, dan segera agar rusak dan tak dapat dibutuhkanlagi.cara melakukan pernapasan mulut-mulut atu mulut-hidung. Setelah pertolonga pertama diberikan pada korban tenggelam, dokter harus memeriksa korban.


2.7 TERBAKAR
Kebakaran adalah kecelakaaan yang paling sering terjadi. Setiap orang mungkin pernah mengalaminya terbakar, atau kita melihat akibat-akibat kebakaran pada seorang lain. Luka bkaar dapat berbeda-beda dalam luas permukaan yang terbakar dari kecil sampai besar, dan juga berbeda dalam akan kedalaman lukanya. Sebab dari luka bakar biasanya bersatu . kebakaran dapat terjadi karena :
·         kontak dengan cairan-cairan yang panas seperti air panas, minyak/lemak yang panas,
·         kontak dengan benda yang panas seperti : setrika, panci / ketel, dll
·         kontak dengan api, seperti pada suatu alat pembakar atau korek api
·         kontak dengan sinar matahari misal terlalu lama berjemur
·         listrik,
·         minum atau zat-zat yang menggigit seperti air raksa, asam cuka, yang dapat menimbulkan luka bakar pada lapisan lendir dalam saluran pencernaan kita.
            Contoh
            Christa dan judih mengorganisasi suatu pesta karena mereka naik tingkat dua. Oleh karena cuaca baik, mereka bersama-sama dengan teman-teman mengadakan panggang daging di halaman rumah mereka. Salah seorang teman wanitanya mengatakan bahwa alat pemanggangnya kurang besar nyala apinya, sehingga ia menyiram tambahan spirtus kedalam api yang menyala. Oleh nyala api yang kemudian timbul membakar tangannya dan juga rambutnya. Setiap orang sangat kaget, dan suasana pesta pun jadi kacau. Christa yang mengikuti kursus P3K, segera membawa anak laki-laki itu kedalam rumah, dan memasukan tangannya dalam air dngin yang mengalir.
Ini suatu contoh kebakaran yang sering terjadi, karena kurang hati-hati sehingga luka bakar pada tangan. Tindakan P3K yang dilakukan christa adalah satu-satunya tindakan yang paling tepat dilakukan saat itu. Bagian yang terkena secepat mungkin di dinginkan denagn air dingin yang bersih. Keseriusan suatu luka bakar dapat dilihat dari derajatnya :
·         Luka bakar derajat pertama : kulit menjadi merah, agak membengkak dan terasa sakit.
·         Luka bakar derajat kedua : kulit menjadi merah, kulit melepuh, dan tempat yang terkena sakit
·         Luka bakar derajat ketiga : kulit (jika ada nyala api) menjadi putih atau putih atau kekuning-kuningan dan kering. Bagian yang terkena tak terasa sakit

jika pada tingkat ketiga ada nyala api, maka kulit menjadi hitam. Ini yang dinamakan proses pengarangan. Pada derajat tiga ini, kulit yang terbakar tak dapat diperbaiki lagi jadi normal. Kesungguhan dari akibat bakar ini tergantung pada tiga hal :
·         Peningkatan suhu yang mengenai permukaan kulit
·         Waktu antara awal dan akhir terjadi kebakaran
·         Luasnya permukaan kulit yang terbakar
·         Kualitas dari peredaran darah


pertolongan pertama pada luka bakar
pemberian pertolongan pada luka bakar terdiri dari langkah-langkah yang berikut ini :
·         memadamkan api termasuk mematikan sumber panas
·         mendinginkan bagian badan yang terkena dengan bantuan air dingin
·         menutupi dengan steril bagian tubuh yang terkena
·         menghubungi pihak yang ahli dalam pemberian bantuan ini
·         mengusahakan pengangkatan yang cepat dari korban

            2.7.1 Akibat fisik dari suhu tinggi atau rendah
·         akibat fisik dari suhu tinggi
juga temperatur yang tak begitu tinggi yang dapat mengakibatkan  luka bakar dapat memberikan akibat secara fisik yang serius. Dalam contoh-contoh berikut ini dapat dilihat akibat-akibatnya :
 contoh :
wilma kerja sebagi perawat dirumah sakit anak-anak. Padabagian perawatan terdapat suhu rata-rata 26 ̊ C. dalam lingkungan ini pekerjaan ynag dilakukan sangat melelahkan, dan banyak garam dan air dikeluarkan dalam bentuk keringat.
dalam suhu bangunan besar terdapat perdagangan bawang merah pada musim panas yang suhunya 34 ̊ C. pada suhu ini bawang merah disortir dalam kantong-kantong denagn berat masing-masing 50 kg dan diangkat menggunakan tenaga manusia.

Karena melaksanakan pekerjaan yang keras dalam ruangan yang lembab dan panas, maka bisa terjadi gangguan pada pengaturan suhu tubuh. Dalam situasi normal suhu tubuh diatur melalui penegluaran keringat badan kita. Melalui penguapan keringat ini, badan mengalami penurunan suhu. Jika tidak keluar keringat, atau keringat tidak dapat menguap, karena udara dengan kelembaban yang tinggi ataupun karena berpakaian tebal, maka akn terjadi gangguan dalam pengaturan suhu tubuh kita. Dalam hal inbi dikatakan "terperangkap panas" (penimbunan panas badan).
tanda-tanda seseorang kepanasan adalah :
·         kulit panas , kering dan merah
·         korban merasa mual
·         korban merasa kacau, mengantuk, dan akhirnay pinsan

pertolongan pertama pada gangguan suhu panas
pertolongan pertama ditujukan pada usaha-usaha untuk secepatnya menormalkan kembali suhu tubuh. Untuk dapat mencapai ini perlu  untuk membawa koraban ke tempat yang lebih sejuk dan melepaskan pakaian-pakaian yang mengisolasi badannay. Selanjutnya kita dinginkan badannya dengan air dingin. Jika korban tidak pinsan, kita dapat memakai cairan pendingina (seperti air dengan batu-batu es). Seorang pasien yang pinsan harus dibaringkan miring, dimana kita harus mempertahankan kepatenan jalan napasnya. Selanjutnya korban harus cepat-cepat dibawa kerumah sakit.


·         akibat fisik dari suhu rendah
 Cara pendinginan yang terlalu kuat dapat berakibat bahwa seseorang justru mengalami kedinginan. Pendinginan yang terlalu kuat dapat terjadi karena cara berpakaian yang kurang memadai terhadap udara dingin, atau karena kurang gerak badan, karesna pemakaian alkohol, atau karena  terlalu lama berada diair yang dingin (ini salah satu alsan mengapa luka bakar luas, pendinginan tidak boleh lebih dari 10 menit). Contoh berikut ini akan memberikan gambarnya.

contoh
Selama perjalanan. Elfstedentocht melewati 11 kota tahun 1986 terjadi situasi yang kacau karena persiapan yang kurang baik sehingga banayk orang yang terjebak cuaca dingin. Menurut para ahli kurang beralasan untuk menghalau keadaan ini, dianjurkan memakai pakaian yang etrlindung maupun alkohol.

Jika seseorang terjebak cuaca dingin, maka tanda-tanda berikut akan terlihat :
·         kulit pucat dan dingin
·         korban bergetar dan merasa dirinya sangat lemah
·         korban merasa terjadi keadaan kaku menyalimuti anggota-anggota badannya
Korban menjadi mengantuk, ingin tidur dan dapat terjadi pinsan, dalam situasi yang demikian ini ada bhaya jantung berhenti.

pertolongan pertama menghadapi kedinginan
pertolongan pertama adalah untuk menghindari terjadi pendinginan yang lebih lanjut. Untuk alasan ini, korban harus dibungkus dengan selimut. Dan selanjutnya korban harus cepat-cepat diangkut kerumah sakit. Pada keadaan korban pinsan, kita harus menempatkan korban dalam posisi miring stabil, dan harus mempertahankan saluran pernafasan tetap dalam keadaan bebas.

2.7.2 Kecelakaan Karena Aliran Listrik
Hampir setiap orang pernah mendapat syok aliran listrik. Contoh yang paling mudah adalh syok kecil karena listrik yang statis misalnya, karena sering menggesek-gesek / menggosok dengan bahan  dari serat buatan-lapisan penutup lantai dengan suatu benda yang terbuat dari metal. Ini tidak enak untuk sementara waktu, tapi tak menimbulkan kerusakan apa-apa. Syok karena lairan listrik biasanya datang secara tiba-tiba, misalnya karena ada kerusakan pada suatu peralatan listrik atu kabel. Oleh karena listrik itu berbahaya, maka pemerintah membuat peraturan agr cara-car pemakaiannya dilakukan seaman mungkin. Salah satu peraturan yang bertujuan demikian itu adalah kewwajiban untuk memakai "sakelar tanah" yang menjag ajika terjadi kerusakan karena suatu peralatan listrik, listrik dengan sendirinya akan mati, sehingga tak seorang pun akan terkena stroom. Sakelar semacam itu belum dipakai oleh semua orang. Listrik selalu mencari jalan terpendek menuju tanah. Jika seseorang berhubungan dengan aliran listrik, maka aliran listrik akan melewati tubuhnya menuju tanah. Hal ini dapat dihindari dengan cara berdiri diatas suatu lapisan isolasi yang kuat, hingga bdan kita tidak menyentuh tanah. Karet dan plastik juga tekstil dan kayu adalah material isolasi yang baik, hanya jika bahan ini kering. Material yang basah apapun bahannya misalnya lantai yang basah, kamar mandi yang basah, adalah penghantar listrik yang baik.

Dalam menawarkan bantuan pada seseorang yang terkena listrik, penolong harus menjamin bahwa diinya terisolasi, jika ini bukan demikian, maka ia sendiri akan mengalami syok. Tingkat kerusakan (luka) yang diakibatkan oleh aliran listrik tergantung dan faktor-faktor yang berikut :
·         jangka waktu terjadinya kontak dengan listrik
·         kekuatan listrik itu sendiri
·         tingkat kelembaban kulit
·         jalan yang dilalui listrik dalam melintasi tubuh kita

Jika kita meneyntuh aliran listrik dengan tegangan tinggi (diatas 5 atau 7 ampere ) maka akan terjadi kejang pada otot-otot lengan bagian bawah yang mengakibatkan hampir tidak mungkin untuk melepaskan tangan kita dari sumber aliran listrik itu. Melalui kontak tadi maka ada aliran listrik yang meningkat dan ini dapat mengakibatkan suatu tarikan otot yang menyatu yang kuat sekali dan korban dapat terlempar. Ini antara lain terjadi pada orang-orang yang tersambar petir.

Pertolongan pertama pada kecelakaan aliran listrik
Yang paling utama adalah menjauhkan korban dari sumber-sumber listrik. Ini dapat dilakukan dengan mematikan tombol induk listrik, atau melepaskan steker dari peralatan listrik ini dari stopkontak didinding. Jika hal ini tidak mungkin, maka kita harus melepaskan korban secara hati-hati dari sumber listrik itu. Perhatikan disini akan bahaya yang bisa menimpa diri kita sendiri. Jika mematikan saklar tak bisa cepat-cepat dilakukuan, maka kita harus menangani korban yang masih terkena stroom, maka penanganannya harus sebagai berikut :
·         Berdiri diatas suatu alas yang kering (misalnya selimut atau matras karet)
·         Lilitkan sesuatu yang kering pada tangan (misalnya suatu kain atau baju dari kain)
·         Coba dengan suatu tongkat yang kering atau sepotong kayu untuk melepaskan sumber listrik dari korban tersebut atau dorong steker lepas dari stopkontak di dinding
·         Jika hal ini tak dapat dilakukan, coba untuk memegang ujung baju korban, dan menariknya dari sumber listrik

 Akibat-akibat dari syok listrik dapat berupa : terbakar, pingsan, pernafasan/jantung berhenti. Luka-luka bakar harus ditangani seperti telah dijelaskan sebelumnya. Jika terjadi pernafasan atau jantung berhenti, kita harus cepat-cepat mulai dengan membuat langkah kerja kembali. Dengan pemberian pertolongan yang benar, maka kesempatan untuk pulih dari suatu kecelakaan aliran listrik adalah besar.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
     
      Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera yang memerlukan bantuana medis dasar. Medis dasar yang di maksud disini adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki orang awam. Pemberian medis ini dilakukan oleh penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganna medis.
     
      Ada beberapa tindakan yang harus diperhatikan dalam meberikan pertolongan pertama pada kecelakaan, seperti pada yang mengalami cedera, perdarahan, keseleo, dislokasi sendi, patah tulang / fraktur, tenggelam, terbakar karena sengatan aliran listrik. Dan setiap tindakan yang diberikan pada masing-masing penyebab berbeda-beda ada caranya tersendiri.

3.2 Saran

      Kita sebagai tenaga kesehatan harus tahu mengenal anatomis serta fisiologis tubuh manusia, jadi ketika memberikan pertolongan pertama bisa memberikan tindakan yang sesuai.









Prosedur Pelaksanaan

Pemasangan bidai
1.      Indikasi
a.      Fraktur.
b.      Dislokasi sendi setelah reduksi.
c.       Sprain : ligamentum robek atau teregang.
d.      Strain : otot atau tendon robek atau teregang.
e.      Immobilisasi pasca operasi.

2.      Kontraindikasi
a.      Absolut : tidak ada
b.      Relatif : cedera dengan luka terbuka atau infeksi memerlukan bidai yang mudah dibuka agar perawatan jaringan lunak mudah dilakukan.

3.      Anesthesia
Apabila cedera stabil, gunakan sedasi IV atau obat amnestik (midazolam, diazepam, haloperidol).


no
langkah
rasional
gambar
1.
Persiapan alat

Alat ayng digunakan:
4.      Peralatan
a.   Gulungan pembalut (soft roll).
b.   Gips / fiberglass.
c.    Air hangat-hangat kuku.
d.   Perban Ace.
e.   Sarung tangan sekali pakai.

Susun alat secara ergonomis

2.
Mencuci tangan.

Lakukan cuci tangan dengan tujuh langkah.
Tindakan pencegahan infeksi

3.
Memakai sarung tangan.
Untuk mencegah resiko penularan mikroorganisme

4.
Atur posisi pasien.
Untuk mmudahkan melakukan tindakan yang akan diberikan.


Posisi
a.      Pergelangan kaki/kaki : sudut 90o antara kaki dan tungkai bawah, inverse/ eversi netral.
b.      Lutut : fleksi 15-20 o
c.       Bahu : menggelantung pada sisi tubuh.
d.      Siku : sudut 90o  antara lengan bawah dan lengan atas, supinasi/ pronasi netral.
e.      Pergelangan tangan : pronasi/supinasi netral, ekstensi pergelangan tangan 20-30o
f.        Jempol tangan : posisi pergelangan tangan seperti diatas, jempol dalam abduksi 45 o, fleksi 30o.
g.      Matakarpal, sendi MKF (metakarpofalang), falang proksimal : posisi pergelangan tangan seperti diatas, sendi MKF dalam fleksi 90 o, sendi AFD (antarfalang distal) dan AFP (antarfalang proksimal) dalam ekstensi penuh.
h.      Sendi AF (antarfalang), falang tengah/distal :ekstensi penuh sendi-sendi AF.



5.
Melakukan teknik pemasangan bidai dengan benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan pasien



1.      Pemasangan bidai
a.      Pasang pembalut ke seluruh bagian yang akan dibidai dengan melebihkan 2-3 inci disebelah proksimal dan distal.
b.      Pemasangan pembalut harus dilakukan secara melingkar merata dari distal ke proksimal ditempat setiap balutan menindih balutan sebelumnya sebesar 50%.
c.        Berikan lapisan tambahan untuk tonjolan-tonjolan tulang.
d.      Pasang pembalut selagi ekstermitas sudah berada dalam posisi bidai akhir









agar semua bagian paling tidak mendapat dua lapisan pembalut (soft roll).





untuk mencegah gulungan melipat-lipat dilekukan sendi.


2.      Fiberglass / gips
a.      Teknik umum: immobilisasi fraktur satu sendi di atas dan satu sendi dibawah cedera.
b.      Bidai fiberglass yang sudah siap dipakai dapat diukur dan di potong.



c.       Bidai dicelupkan kedalam air hangat-hangat kuku atau suhu kamar.
d.      Bidai diletakkan diatas gulungan pembalut tadi dan jangan langsung ke kulit. Bidai dipegang ditempatnya oleh seorang asistena ata pasien.






Bidai gips memerlukan 10-12 lapisan gips di ekstermitas atas dan 12-15 lapisan gips di ekstremitas bawah.

Kelebihan air dengan lembut dapat diperas atau dikibaskan dari bidai.



3.      Perban Ace
a.      Bungkuskan perban ace disekitar bidai dengan tegangan lembut.
b.      Pemasangan perban ace jangan terlalu kencang
c.       Pegang ektremitas pada posisi yang diinginkan sampai bidai mengeras





Agar  tidak terjadi penekanan vena.
(sekitar 5-10 menit untuk fiberglass, 10-15 menit untuk gips)


4.      Bidai khusus



a.      Bidai siku posterior
1.      Mulai pemasangan bidai lebar 4 inci dari lengan atas posterior melalui siku posterior.
2.      Lebihkan bidai dari batas ulnar lengan bawah dan tangan sampai tepat proksimal sendi MKF.





b.      Bidai lengan bawah Sugar Tong
1.      Mulai pemasangan bidai lebar 3-4 inci ditelapak tangan setinggi sendi MKF.
2.      Perpanjang bidai melalui permukaan dorsal lengan bawah, meligkari siku yang difleksikan 90o,
3.      Pastikan bahwa bidai tidak membatasi gerakan MKF.

Digunakan untuk cedera lengan bawah/pergelangan tangan.



sampai ke permukaan volar lengan bawah dan tangan, tepat proksimal dari sendi MKF.

c.       Bidai saluran ulnar
1.      Pasang bidai lebar 3-4 inci dari permukaan ulnar lengan bawah proksimal ke permukaan ulnar kelingking.
2.      Lipat tepi-tepi sekitar permukaan dorsal dan volar tangan dan jari manis/kelingking.
3.      Lihat tepi-tepi sekitar permukaan dorsal dan volar tangan jari manis/kelingking.
4.      Letakkan pergelangna tangan dalam posisi pronasi/supinasi netral dengan ekstensi 30-30o.
Digunakan untuk cedera falang atau metacarpal ke empat dan ke lima.


d.      Bidai saluran radial




1.      Pasang bidai dibatas radial seperti pemasangan untuk sisi ulnar diatas dengan membuat sebuah lubang
2.      Cara lain, pasang dua bidai lebar 2-3 inci terpisah pada permukaan volar dan dorsal tangan dan jari.

Digunakan untuk cedera jari tangan atau metacarpal kedua/ketiga.


untuk memudahkan pergerakan jempol.


e.      Bidai spica
1.      Pasang bidai sugar tong seperti diatas.
2.      Tambahkan bidai lebar 3 inci mulai dari lengan bawah bagian atas, sepanjang batas radial, kemudian ke bawah melingkari jempol.
3.      Sendi AF jempol harus disertakan.


f.        Bidai tungkai panjang
1.      Pasang bidai lebar 4 inci dimulai dari paha atas medial turun sampai lutut dan pergelangan kaki medial.
2.      Lanjutkan bidai mengelilingi tumit ke atas melalui sisi lateral pergelangan kaki dan lutut sampai paha atas lateral.
3.       Untuk stabilias yang lebih baik, pasang bidai lebar 6 inci dari paha atas posterior ke bawah sampai permukaan posterior tungkai dan permukaan plantar kaki.

Digunakan untuk cedera lutut dan tibia.





Akan terjadi bentuk huruf U.


g.      Bidai pergelangan kaki
1.      Pasang 4 inci dimulai dari batas proksimal betis atas memanjang ke bawah sampai betis medial dan pergelangan kaki disekitar tumit dank e atas ke pergelangan kaki lateral dan betis lateral.
2.      Untuk stabilitas yang lebih baik, pasang bidai ukuran 6 inci dari betis atas posterior sampai aspek posterior tungkai bawah dan permukaan plantar kaki.

Digunakan untuk cedera pergelangan kaki tersendiri.


Reduksi sendi tertutup
Indikasi
-          Dislokasi sendi yang dibuktikan secara klinis atau radiologis

Kontraindikasi
a.      Dislokasi bahu : fraktur batang humerus.
b.      Dislokasi kaput radialis : fraktur batang radial.
c.       Dislokasi pergelangan kaki : fraktur batang tibia.

Anestesia
-          Sedasi IV atau obat amnestik (midazolam, diazepam, haloperidol).

No.
Langkah
Rasional
Gambar
1.
Persiapan alat
Alat :
a.      Bahu : penyangga bahu
b.      Siku : penyangga siku
c.       Pergelangan kaki
·         Gulungan pembalut (softroll)
·         Gips/fiberglass
·         Air hangat kuku
·         Perban ace
·         Sarung tangan sekali pakai


2.
Mencuci tangan.

Lakukan cuci tangan dengan tujuh langkah.
Tindakan pencegahan infeksi

3.
Memakai sarung tangan.
Untuk mencegah resiko penularan mikroorganisme

4.
Atur posisi pasien.
Untuk mmudahkan melakukan tindakan yang akan diberikan.


Posisi
a.      Bahu
1.       Pasien beristirahat diusungan (stretcher) dalam posisi terlentang dengan kepala tempat tidur membentuk sudut 30o.
2.       Usungan harus setinggi pinggang orang yang melakukan reduksi.
3.       Lengan pasien yang cedera harus diletakkan ditepi tempat tidur.




b.      Disloklasi kaput radialis
1.       Pasien didudukkan dengan naman dan tangan yang cedera diletakkan di pangkuan pasien.



c.       Pergelangan kaki
1.       Pasien duduk diusungan dengan tungkai menggantung ditepi tempat tidur.


5.
Melakukan teknik pemasangan bidai dengan benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan pasien



a.       Bahu
1.       Bungkuskan kain disekitar badan pasien dan ikatkan ke tepi tempat tidur yang berlawanan.
2.       Ikatkan kain kedua secara longgar disekitar anda
3.       letakkan lengan bawah ektremitas yang cedera (dengan siku ditekuk 90o didalam kain yang melingkaripinggang anda.
4.       Dengan lembut miringkan berat tubuh anda ke belakang
5.       Tahan traksi selama beberapa menit untuk melemaskan otot-otot lingkar bahu.





6.       Dengan lembut lakukan rotsi eksternal dan abduksi lengan untuk dislokasi anterior.
Mungkin diperlukan tekanan tambahan dengan tangan pada kaput humeri.
7.       Bahu akan berbunyi “klik” saat kembali keposisinya.
8.       Apabila anda tidak yakin akan reduksi, berhentilah, dan ulangi pemeriksaan radiologi.
9.       Selalu lakukan radiografi pasca reduksi (tampak AP dan Y)
10.   Letakkan lengan didalam penyangga bahu.


(orang yang melakukan prosedur)



untuk menimbulkan traksi longitudinal pada lengan pasien yang di abduksi dengan sudut 30o dan  dirotasi internal 15-30o untuk dislokasi bahu anterior (rotasi harus eksternal apabila bahu mengalami dislokasi posterior)

Untuk dislokasi posterior, putar lengan ke arah dalam (rotasi internal).






untuk memastikan dan mendokumentasikan posisi yang benar.


b.      Kaput radii
1.       Pegang tangan ekstremitas yang edera dalam posisi berjabatan tangan
2.       Letakkan tangan yang lain dibelakang siku dengan jempol pada kaput radii.
3.       Dengan lembut lakukan traksi longitudinal.
4.       Lengan bawah di supinasi sambil caput radii tersus ditekan dengan jempol.
5.       Apabila diperlukan, hiperfleksikan siku sementara caput radii terus ditekan.
6.       Selalu lakukan radiografi pasca reduksi (tampak AP dan Lateral) untuk memastikan dan mendokumentasikan posisi yang benar.
7.       Letakan lengan pada penyangga (Sling).



b.    Pergelangan Kaki
1.       Minta asisten menstabilkan tungkai dengan memberikan tekanan pada paha pasien.
2.       Pegang kaki bagian depan dengan satu tangan dan tumit dengan tangan yang lain.
3.       Ulangi mekanisme cedera dengan memutar kaki ke samping yang talusnya mengalami dislokasi.
4.       Berikan traksi longitudinal.

5.       Balikan mekanisme cedera



6.       Selalu lakukan radiografi pasca reduksi
7.       Pasang bidan seperti pada bagian C.









untuk menarik palus kembali ke bawah tibia.

(Tampak AP, Lateral dan Mortis) untuk memastikan dan mendojumentasikan posisi yang benar.



Penyulit dan Penanganan
a.         Fraktur
·           Pasang bidai sesuai dengan keperluan.
·           Konsultasikan ke bagian ortopedi.

b.         Tidak mampu mereduksi dislokasi.
·           Pasang bidai dan imobilisasikan dalam posisi yang paling nyaman bagi pasien
Konsultasikan ke bagian ortopedi











Daftar Pustaka

Stevens, P.J.M, Bordui, F, dkk.Ilmu Keperawatan.Jakarta:EGC




1 comment:

Ilmu Kesehatan Masyarakat ( Public Health )

Bagi sebagian orang mungkin banyak yang sudah tidak asing lagi mendengar kata "IKM" atau Ilmu Kesehatan Masyarakat, namun ...